21 Bisa Romantis Juga

27.8K 2.4K 154
                                    

Mood Evelyn belum membaik sejak kemarin malam, dimana Ia yang mengungkapkan perasaan keberatan nya pada Papa nya yang terkesan lebih mementingkan hubungan baik dengan klien kerjanya di banding perasaan anaknya sendiri.

Evelyn tidak akan minta maaf, menunggu Papa nya yang minta maaf duluan.

Melihat sepasang sepatu berdiri di depan nya, Evelyn pun mengangkat kepalanya untuk melihat. Bibirnya sedikit menyunggingkan senyuman melihat itu adalah Rama. Evelyn pun menarik tangan pria itu untuk duduk di sebelah nya, Rama pun menurut saja.

"Ngapain di sini sendiri? Dimana sahabat lo yang cerewet itu?" tanya Rama menatap nya dalam. Mereka sedang ada di taman belakang sekolah, suasana di sini lumayan sepi walau sedang jam kosong.

"Dia lagi sakit, makanya gue kesepian. Tapi sekarang gak lagi, kan ada lo hehe," jawab Evelyn lalu menyenggol pelan bahu Rama genit.

Rama hanya menggeleng pelan sudah mulai terbiasa dengan tingkah absurd Evelyn. Ia lalu memberikan coklat pada perempuan itu, melihat kedua mata Evelyn berbinar senang membuat nya pun jadi ikut senang. Rama juga tidak tahu kenapa tiba-tiba ingin memberikan makanan manis ini.

"Makasih Rama, lo tau aja kalau gue lagi bete. Kayanya kalau makan coklat mood gue bakal membaik," kata Evelyn lalu mulai menyantap coklat itu dengan riang nya.

Rama yang mendengar itu malah jadi bingung. "Bete kenapa?" Pantas saja dari tadi Ia perhatikan Evelyn cemberut, itulah kenapa Rama pun memutuskan menghampiri karena hatinya merasa tidak nyaman.

"Ada masalah sama Bokap, sebelumnya belum pernah kaya gini, tapi gue kesel banget sama dia." Evelyn pun akhirnya menceritakan inti masalah itu, dimana Papa nya yang tidak mau menuruti kemauannya untuk putus dari Kenzo.

"Jadi.. Lo serius ya mau putus sama Kenzo? Gue kira lo cuman bercanda, sedangkan gue tau gimana gigihnya lo dulu cari perhatian dia." Jujur saja di hati terdalam, Rama merasa senang? Mati-matian menahan senyumannya.

Evelyn pun mengangguk mengiyakan, kepalanya menyender begitu saja di bahu Rama. "Serius kok, kan sekarang gue sukanya sama lo. Kalau misal gue sama Kenzo udah gak ada hubungan apapun lagi, kita langsung pacaran aja yuk?" ajaknya sambil mengerjapkan mata perlahan.

Pada akhirnya Rama pun tidak bisa lagi menahan senyuman nya, Evelyn yang mengetahui pria itu sedang salah tingkah pun tertawa kecil merasa lucu. Keduanya terlalu asik bermesraan, sampai tidak sadar ada yang memperhatikan dari kejauhan dengan tatapan tajam nya. Pria itu pun memutuskan menghampiri.

Evelyn dan Rama pun langsung menghentikan tawa melihat kedatangan Gerald. "Evelyn, gue mau bicara," Kata Gerald dengan ekspresi wajah datar nya.

"Bicara apa? Di sini aja, " tantang Evelyn santai. Ia bahkan tidak menjauhkan tubuhnya dari Rama, masih bersandar karena merasa nyaman.

"Gak bisa, harus berdua!" tuntut Gerald dengan geraman di akhir. Entah kenapa melihat perempuan itu se-dekat itu dengan pria lain membuat dada nya panas. Tidak mungkin Gerald cemburu, kan?

Evelyn pun mengedikkan bahu nya. "Ya sudah kalau gitu gak usah, lagian gue juga gak penasaran lo mau bilang apa."

Evelyn lalu berdiri dari duduk nya sambil menarik Rama untuk berdiri juga. Keduanya pun melenggang pergi begitu saja, meninggalkan Gerald.

***

Pulang jam sekolah, Evelyn dengan riang menuju kelas Rama. Mereka sudah janjian untuk pulang bersama. Tetapi di Koridor, Evelyn malah tidak sengaja melihat pemandangan yang cukup membuat nya ilfeel. Dimana Kenzo yang sedang memeluk Arumi, seperti sedang memenangkannya. Drama apalagi yang pasangan alay itu lakukan?

Bahunya mengedik acuh tidak peduli, Evelyn pun melanjutkan langkah ingin segera bertemu Rama. Ternyata pria itu sudah menunggu nya, keduanya pun berjalan sambil bergenggaman tangan menuju parkiran. Banyak yang memperhatikan, tapi keduanya terlalu asik sampai tidak mempedulikan sekitar.

"Biar aku yang bawa mobil sendiri kamu pulang naik taxi ya Ciko," kata Rama pada pria berbadan besar yang sama ditemuinya di restoran malam itu. Kalau tidak salah asisten pribadi Rama kan?

Pria itu pun membungkuk hormat. "Silahkan Tuan Muda, hati-hati." Setelah mengatakan itu, Ciko pun melenggang pergi dari sana.

Melihat Rama membukakan pintu mobil untuknya, Evelyn dibuat tersenyum-senyum sendiri. Sepertinya pria itu mulai bisa bersikap romantis, apa belajar dari youtube?

Evelyn pun masuk dan duduk dengan nyaman di kursi nya, tidak lupa mengucapkan terima kasih. Setelah itu Rama pun ikut masuk dan segera menjalankan mobilnya pergi dari sana.

Mereka belum tahu tujuan sekarang akan kemana, memang akan mengantar Evelyn pulang, tapi pasti keduanya sama-sama tidak ingin secepatnya berpisah kan?

"Ekhem Rama, gue mau ngomong sesuatu. Bunga mawar yang kemarin lo kasih itu em.. Hancur. Pas pulang gue inget simpen di meja, tapi anehnya tiba-tiba bunga nya jatuh ke bawah sampai kelopak mawar nya pada copot. Gue minta maaf." Evelyn memutuskan untuk menceritakan ini.

Rama menolehkan kepalanya sekilas pada Evelyn di sebelah nya. "Hm gak papa kok, mau beli lagi sekarang?" tanyanya terdengar tidak marah sedikit pun.

"Hah?"

Tidak lama mobil pun berhenti di depan sebuah toko yang didepan nya banyak bunga, dapat dipastikan jika itu adalah toko bunga. Belum sempat Evelyn bertanya, Rama sudah turun lebih cepat dan melenggang masuk ke dalam toko sambil berlari kecil. Evelyn hanya diam saja karena sedang speechless.

Hampir lima menit pria itu di dalam, Evelyn tadinya akan menyusul tapi Rama sudah kembali membuat nya mengurungkan niat. Saat pria itu menyodorkan buket bunga pada nya, bukannya langsung menerima, Evelyn malah dibuat bengong sambil menatap nya bingung.

"Ini untuk pengganti bunga kemarin, yang ini tolong dijaga baik-baik ya," ujar Rama terdengar manis, pipi nya terlihat bersemu merah sedang menahan malu dan salah tingkah. Ayolah Ia belum pernah bersikap romantis, sekarang sedang belajar.

Dengan tangan sedikit gemetar Evelyn pun menerima nya. "Beneran ini buat gue? Makasih ya, bunga nya juga lebih besar dari kemarin," ucap nya membalas senyuman.

Merasa suasana terlalu canggung, Rama berdehem pelan lalu mulai kembali menjalankan mobilnya pergi dari sana. Berbeda dengan Rama yang mencoba fokus menyetir walau sesekali mencuri pandang ke samping, Evelyn sepanjang perjalanan terus menciumi wangi bunga di pangkuannya dengan dada berdebar.

Tidak terasa sampai juga Evelyn di rumah nya, sebelum turun sempat mengucapkan terima kasih lagi pada Rama. Evelyn pun masuk ke dalam rumahnya dengan senyuman lebar di bibir tanda dirinya sedang bahagia.

Saat akan menaiki tangga, Mama tirinya memanggil nya membuat langkah Evelyn terhenti.

"Kamu baru pulang Evelyn? Kenzo sudah nunggu kamu dari tadi di kamar, dia tiba-tiba ke rumah katanya pengen ketemu kamu," kata Elina memberitahu, membuat kernyitan dalam terlihat di kening Evelyn.

"Ngapain Kenzo kesini?" Batin Evelyn bingung.

***

Preview next episode ;

"Aku sudah putus dengan Arumi, jadi ayo kita mulai hubungan lagi dari awal."

Mantan Tunangan ProtagonisWhere stories live. Discover now