8 Tanpa Ragu

38K 2.9K 36
                                    

"Gak ada kan?" tanya Evelyn meremehkan melihat Kenzo diam saja tidak mampu menjawab.

Kenangan indah bersama ya? Hah rasanya konyol sekali, sepertinya keduanya tidak pernah melewati hal indah sepanjang menjalani hubungan, semuanya terasa pahit karena hanya cinta sepihak dari Evelyn. Itulah kenapa Ia memutuskan untuk move on, rasanya akan sangat melelahkan jika hanya berjuang sendirian.

Evelyn menurunkan tangan Kenzo di pinggang nya dengan mudah, Ia lalu memundurkan langkah. "Kebahagiaan lo itu cuman Arumi, benarkan? Jadi silahkan pergi ke dia, gue gak akan ganggu kalian lagi," lanjut nya dengan senyuman kecut.

Bibir Kenzo terlihat terbuka seperti akan mengatakan sesuatu, tapi memilih diam karena dorongan ego di dada nya. Rasanya enggan sekali untuk jujur dengan perasaannya sekarang. Melihat Evelyn yang sudah menemukan kunci gudang yang sempat Ia gantungkan di paku, lalu keluar meninggalkan nya, Kenzo pun masih diam di tempat nya dengan perasaan yang berkecamuk.

Kenapa saat Evelyn menganggap kebahagiaan nya hanya Arumi, Kenzo merasa keberatan ya?

***

Untung saja setelah jam istirahat, Kenzo tidak mengganggu Evelyn lagi. Melihat pria itu yang sudah bersikap biasa lagi dan bersama Arumi, membuat Evelyn menduga jika sepertinya hubungan mereka benar-benar berakhir. Nanti pulang sekolah Evelyn sudah memutuskan akan langsung memberitahu Papa nya.

Setelah bel pulang berbunyi, semua murid langsung beranjak pergi keluar dari kelas. Begitu pun dengan Evelyn dan Tata. Menyadari dari tadi sahabat nya itu terus melirik nya dengan tatapan selidik, Evelyn pun membalas nya dengan dagu terangkat seolah bertanya. "Ada apa, apa ada yang aneh?"

Tata berdehem pelan lalu mengungkapkan isi hatinya. "Ekhem, lo serius tertarik sama Rama? Gak bisa apa cari cowok yang lebih keren gitu? Kayanya dia gak sebanding sama lo." Lagi-lagi membahas crush nya.

"Gak bisa, gue tertarik nya sama dia. Lo bilang ikut senang karena gue gak ngemis-ngemis cintanya Kenzo lagi, terus pas gue pindah hati kenapa kaya keberatan gitu?" tanya Evelyn sensi.

Melihat sahabat nya akan membuka mulut akan protes, Ia pun segera membekap mulut nya. "Sebagai sahabat baik lo juga harus dukung gue, perasaan gak bisa dipaksakan!" tegas nya tanpa menerima penolakan.

Ekspresi wajah Tata pun berubah menjadi pasrah mendengar itu, Ia akhirnya memilih diam mengalah dan akan mencoba menerima kenyataan pahit ini. Melihat saja dulu sejauh apa Evelyn bertindak. Masih berharap di dalam hati sahabat nya itu hanya main-main saja.

Melihat jemputan nya sudah datang, Evelyn pamit pulang duluan pada sahabat nya itu. Sempat menawarkan pulang bersama, tapi Tata mengatakan supir nya pun sedang di jalan.

Evelyn lalu menyuruh supir nya langsung menjalankan mobil, Ia ingin secepat nya sampai di rumah karena ingin membicarakan perihal berakhir nya hubungannya dengan Kenzo kepada Papa nya. Sayangnya Evelyn harus bersabar, karena sesampai nya di rumah ternyata Papa nya belum pulang dari kantor.

Dengan langkah gontai Ia menaiki tangga menuju kamar nya di lantai atas. Baru saja membuka pintu, Evelyn dibuat terpekik melihat seorang pria berbaring di atas ranjang nya sedang membaca novel.

Dengan langkah tergesa Evelyn mendekat lalu melemparkan tas sekolah nya begitu saja ke atas tubuh Gerald. "Ngapain di sini, keluar sana! Gak sopan banget main masuk kamar orang!" usir nya dengan mata melotot galak.

Gerald pun mendudukan tubuh nya dari berbaring, tapi belum turun dan malah ber-selonjoran. "Jangan marah-marah dulu dong, gue kan kesini pengen bicara sesuatu sama lo. Tapi jujur aja, lo sebenar nya kalau lagi marah makin cantik," kata nya lalu mengedipkan sebelah mata.

Evelyn menipiskan bibir nya berusaha menahan mual melihat kegenitan saudara tiri nya itu. Seperti biasa, Gerald memang selalu menggodanya. "Mau ngomong apa? Buruan!" desak nya seraya berkacak pinggang di depan ranjang.

Bukannya langsung menjelaskan tujuan nya, Gerald malah asik memperhatikan tubuh Evelyn yang terlihat seksi dengan seragam sekolah nya. Kenapa baru nenyadari sekarang ya? Apalagi dada nya terlihat besar. Kalau pakai kaos ketat pasti ukurannya terlihat jelas.

Saat sedang asik menyelami pikiran nya, Gerald malah meringis merasakan kening nya di sentil.

"Jaga mata lo ya, dasar orang cabul!" cerca Evelyn yang menyadari tubuh nya di perhatikan Gerald dengan tatapan mesum. Ia pun menyilangkan tangan nya, tanpa gadis itu sadari dada nya malah tertekan dan terlihat semakin membusung indah.

Gerald yang terciduk malah cengengesan, tidak menunjukkan rasa bersalah. Ia lalu turun dari ranjang dan berdiri berhadapan dengan Evelyn. Tinggi mereka terlihat berbeda jauh, Evelyn bahkan hanya se-dada nya saja. Bukan kurang tinggi, tapi Gerald memang yang sangat tinggi. Maklum saja, Ia permain Basket.

"Di hari pertama masuk sekolah lagi setelah kecelakaan, lo langsung buat heboh sekolah. Dimulai tadi pagi pas lo berantem sama Kenzo dan mutusin pertunangan kalian. Pfftt soal itu, lo pasti cuman bercanda kan?" Gerald tidak bisa menahan tawa nya mengingat kejadian tadi bagi. Evelyn memang banyak tingkah.

Melihat ekspresi wajah Evelyn tetap datar, membuat tawa Gerald pun berhenti. Jangan bilang memang serius lagi?

Evelyn pun menjawab nya dengan santai, "Serius kok, sekarang gue sama Kenzo bukan siapa-siapa lagi. Nanti kalau Papa sudah pulang, bakal langsung ngabarin ini."

Gerald tidak bisa menahan keterkejutan nya mendengar pengakuan itu, merasa tidak percaya saja budak cinta itu memutuskan hubungan semudah itu. Tetapi tidak lama ekspresi keterkejutan nya berubah, bibir nya lalu menyeringai kecil,

"Terus soal tadi di kantin, apa maksud lo deketin si Rama? Jangan bilang lo mau cari pelampiasan?" tuduh nya.

Kini Evelyn yang terdiam, sedang bergemelut dengan perasaannya setelah mendengar perkataan Gerald yang cukup menyinggung. Apa benar Evelyn mendekati Rama karena ingin mencari pelampiasan? Mungkin itulah yang Rama duga, makanya pria itu responnya sangat dingin.

Tanpa gadis itu sadari, Gerald terus memperhatikan nya lekat. Gerald lalu menaikkan dagu Evelyn hingga membuat mereka kembali bertatapan. "Gue harap lo gak serius berhenti ngejar Kenzo. Kenapa gak berusaha sebentar lagi? Gue yakin dia bakal luluh kok. Gue bakal bantu lo perbaiki hubungan sama dia," ujar nya dengan suara serak basah.

Bukan tanpa alasan Gerald seperti ini, berusaha meyakinkan Evelyn untuk tidak mengakhiri hubungan dengan Kenzo dan tetap mempertahankannya. Gerald hanya tidak mau, dirinya akan semakin sulit menggapai Arumi. Selama ini, Evelyn lah senjata nya yang paling ampuh menjauhkan Kenzo dan Arumi.

Jika Evelyn berhenti, masa Ia harus berjuang sendiri? Gerald merasa akan kesulitan.

***

Penasaran gak nih apa Evelyn nerima tawaran Gerald atau enggak? 😆
Kalian bisa langsung baca kepribadian Gerald lah ya setelah ini hehehe..

Mantan Tunangan ProtagonisWhere stories live. Discover now