71. berpulang?

1K 165 97
                                    

"hanya kematian yang tidak bisa ditebak manusia kapan tibanya."

-SERENDIPITY-
🌻🌻🌻

Eca menatap gelas kaca yang ada di tangannya. di bayangannya sekarang adalah melihat Paul yang kembali padanya, peduli padanya, dan mencintainya. seperti dulu lagi.

gadis itu sangat mencintai Paul. ia akan melakukan apapun untuk mendapatkan kembali perhatian Paul.  ia akan lakukan sekalipun itu akan melukai dirinya sendiri dan merugikan banyak orang.

ditatapnya penuh yakin gelas kaca itu, lalu tanpa ragu ia meremas kuat-kuat gelas kaca itu hingga retak, bukannya merasa kesakitan Eca malah tersenyum senang, ia akan menggoreskan serpihan kaca itu ke tangannya dan membentuk garis abstrak di tangannya.

"yeah ini yang gue inginkan." seringai Eca saat melihat darah segar mengalir deras di tangannya.

Eca segera mengambil ponselnya dan segera mengirimkan gambar itu pada Paul soal tangannya.

ia yakin Paul pasti akan datang ke apartemen dan membantunya.

sudah Eca bilang ia akan melakukan apapun asal mendapatkan perhatian Paul. dan benar saja Paul yang sedang dijalan akan pergi ke rumah Nabila untuk menonton konser bersama Nabila kini ia memutar balik kan arah perginya menjadi ke arah apartemen Eca.

satu yang ada di pikiran Paul saat ini adalah : semoga Eca masih bertahan dan selamat.

Paul takut dengan keselamatan Eca, tubuhnya keringat dingin dalam mengendarai mobilnya, sebisanya ia melajukan mobilnya berharap segera cepat sampai menemui Eca.

drrtt... drrtt...

dering telepon Paul berbunyi memunculkan nama Nabila disana, ia segera mengangkatnya.

"sayang maaf ya kita batal nonton konser dulu." ucap Paul langsung.

kenapa? ada masalah? suara kamu kenapa panik gitu?

"iya nab, ini Eca lagi dalam bahaya tangannya terluka kena pecahan gelas, aku takut dia kenapa-kenapa."

harus banget kamu yang tolongin ya?

"nab, Eca gak punya siapa-siapa di sini. mohon pengertiannya yaa. ini soal nyawa Nabila."

yaudah aku berangkat konser sendiri aja.

"ok sayang, have fun ya."

sambungan telepon terputus sepihak diputuskan oleh Nabila.

Paul selalu menggunakan logika dalam hal apapun. seperti sekarang yang terjadi. dia rela membatalkan konser date nya demi menyelamatkan nyawa Eca.

logika Paul lagi dan lagi melukai perasaan Nabila.

***

Napas Nabila memburu. ia sangat membenci yang namanya Eca. gara-gara Eca ia tak jadi nonton konser berdua dengan Paul. padahal itu impiannya bisa nonton konser berdua dengan pacar tapi dihancurkan oleh Eca.

Eca adalah duri dalam hubungannya dengan Paul.

Nabila sudah berpenampilan sebaik mungkin. ia tak mungkin tak jadi menonton konser. gadis itu memutuskan pergi ke konser sendiri dengan menaiki mobil Ferrari pemberian mama Sri.

bermodalkan google maps, Nabila dengan berani mengendarai mobil sendiri di malam hari.

dengan perasaan kesal Nabila memutar musik di dalam mobil sekencang-kencangnya dengan lagu yang terulang sama.

serendipityWhere stories live. Discover now