21. hadiah

1.2K 145 4
                                    

"kalau di dunia ini sisa kak Paul dan Kak Rony, kamu pilih siapa Nabila?" tanya Anggis.

"aku pilih diri aku sendiri." jawab Nabila lugas.

sepulang sekolah Nabila, Anggis, dan Edo bermain bersama di rumahnya Anggis.

"kamu harus pilih salah satu Nabila." seru Anggis.

"gak mau ah pilihannya bikin perang dunia ketiga terjadi." sahutnya santai.

Edo tertawa mendengar nya, "enak ya nab jadi lo di kelilingi oleh dua cogan."

"emang mereka termasuk ganteng ya?" tanya Nabila.

tuk!

Anggis menjitak kepala Nabila, "cuman mata nya yang bermasalah bilang kalau kak Rony dan Kak Paul biasa aja."

"baarti mata aku bermasalah?" kekeh Nabila.

"iya!" jawab tegas Anggis dan Edo.

Gantian Nabila yang tertawa, "aneh kalian."

dia tak mengerti kenapa dua teman-teman ini terobsesi agar melihat dirinya bisa jadian dengan Paul atau Rony.

"mending kita lanjut ngedrakor lah daripada bahas kak Rony sama Paul." ajak Nabila.

"tapi serius nab, lo beruntung banget soal percintaan." kata Edo, "amalan lo apa sih? gue mau ikutin." tanya Edo serius.

Nabila menatap Edo dengan tersenyum lebar, "sholat lima waktu." jawabnya. "gak bisa ikutin kan kamu."  sambungnya.

tawa Nabila dan Anggis pecah melihat muka cemberut Edo.

***

pagi sekali Rony sudang nangkring di teras rumah Nabila, menunggu gadis itu keluar, seperti di hari sebelum-sebelumnya Rony dan Nabila akan selalu bareng kalau pergi ke sekolah, dan itu tidak bisa di ganggu gugat.

"loh nak Rony udah mau jemput Nabila yaa?" sapa Fachri yang sudah siap dengan baju dinasnya.

Rony bangkit dari duduknya ia menyalimi Fachri lalu tersenyum hangat, "iya Abi."

"Nabila nya masih makan, kamu sudah makan?" tanya Fachri.

"kebetulan belum Abi." jawab Rony santai.

"oh yaudah makan bareng-bareng aja, di dalam ada Umma sama adik-adik nya Nabila juga kok lagi makan."

Rony menggaruk tengkuknya, "duh gak perlu Abi." tolaknya halus.

Fachri terkekeh melihatnya, "kayak baru kenal kemarin aja."

"ayo masuk." ajak Fachri membawa Rony masuk ke dalam rumahnya.

"umma, sayang," Panggil Fachri pada istrinya.

"iya ada apa?" tanya Nelli menghampiri.

"nih ada nak Rony dia sarapan bareng kita yaa." kata Fachri, "ajak sekalian."

"ohh iya ayo nak Rony, kebetulan Umma masak ayam goreng nya lagi banyak." ucap Nelli ramah.

Rony nyengir, "makasih yaa Abi Umma jadi gak enak."

"anggap aja rumah sendiri." kata Fachri pada Rony, "kalau gitu Abi berangkat kerja dulu yaa."

Nelli menyalimi suaminya sekali lagi. lalu Fachri menatap Rony dengan seutas senyum nya.

"makan yang banyak ya nak Rony, masakan istri saya enak soalnya." ucapnya menepuk lengan Rony lalu berlalu pergi.

serendipityOnde as histórias ganham vida. Descobre agora