22

1.5K 209 18
                                    

"Kita pulang sekarang, Lon!"

Teriakan Gata menggema di sebuah ruang khusus salah satu restoran bintang lima di Kayseri, Turki.

Ya. Dia ada di Turki setelah menyelesaikan pekerjaan di Singapura. Ia membuat janji bertemu dengan detektif swasta sewaan Loni. Sebab, mereka tahu informasi tentang Neizimar Farabbi yang sebenarnya di kota ini.

"Saya akan carikan tiket tercepat pulang ke Indonesia, Pak. Anda harus tenang." Loni menyodorkan segelas minuman pada Gata.

Tenggorokan sudah tercekat usai dia berteriak memaki-maki kebodohan anak buahnya sampai membuat kesalahan sebesar ini. Sementara Loni mencari pesawat, Gata coba menghubungi Atmadja.

"Siapa yang melakukannya?" tanya Gata saat panggilan telepon itu terhubung.

"Papi yang akan urus. Selesaikan saja pekerjaanmu."

"Aku nggak yakin Papi akan selesaikan ini. Papi hanya akan menutupinya lagi."

"Aku harus menutupinya agar semua baik-baik saja."

"Itu hanya akan jadi tumpukan masalah yang pada akhirnya merugikan semua orang!" tampik Gata. "Aku akan mengakhirinya. Aku nggak akan biarkan Binar terus berada dalam bahaya."

"Kau tidak bisa melibatkan pihak lain, Gata!" tegas Atmadja.

Gata sudah muak dengan rencana Atmadja yang tidak pernah bisa ia baca karena masa lalu pria itu sulit untuk dicari. Semuanya terasa rapi, tidak ada jejak-jejak keburukan kecuali mata keranjangnya yang sudah terkenal di kalangan wanita.

Ia mengakhiri teleponnya begitu saja. Lalu melihat Loni yang sekarang sedang menghubungi orang-orang suruhannya.

"Pak Giardi sudah baru menyelesaikan operasi, Pak. Bu Kanis masih belum selesai karena luka tusuknya lebih banyak dari Pak Giardi."

Gata memejamkan mata mendengar kabar itu dari Loni. Ia hembuskan napas panjang sekaligus mengirim doa untuk membantu kesembuhan Giardi dan Kanis.

Ia kembali membuka mata ketika pintu ruangan diketuk dan seorang pelayan mengantar dua orang pria masuk. Satu orang pakaiannya rapi dan Gata tahu itu detektif sewaannya. Sedangkan satu orang lagi sudah tua dan Gata tidak tahu siapa dia.

"Maaf kami terlambat!" ucap salah seorang pria itu.

Gata memberi anggukan sambil bersalaman lalu mempersilakan mereka duduk.

"Informasi apa yang akan Anda berikan ke saya, Pak Emin?" tanya Gata pada detektifnya.

"Perkenalkan, ini Tuan Gul." Pria bernama Emin itu memperkenalkan orang yang dia bawa. "Saat saya mencari tahu tentang keberadaan Nyonya Ameysa selama di sini, saya bertemu beliau. Beliau penjaga asrama Nyonya Ameysa dan istrinya sangat dekat dengan Nyonya."

"Lalu?"

Pria bernama Gul itu merogoh sesuatu dari jaket tebalnya lalu meyodorkan pada Gata. Sebuah foto sebuah perayaan ulang tahun anak kecil dengan beberapa orang di sampingnya. Yang membuat Gata kaget, ada Atmadja saat masih muda dalam foto tersebut.

Gul menjelaskan beberapa orang yang ia kenal dalam foto itu dalam bahasanya lalu kemudian Emin yang menerjemahkan pada Gata.

"Ini foto Tuan Neizimar, Nyonya Ameysa dan Nona Lizzie saat usianya satu tahun. Dan beliau, tentu Anda sudah tahu." Emin menunjuk foto Atmadja.

"Ya. Teruskan."

"Beliau tidak tahu jika nama kekasih Nyonya Ameysa adalah Neizimar Farabbi. Beliau baru tahu nama pria itu saat di acara ulang tahun Nona Lizzie. Nyonya memanggilnya dengan nama yang asing."

Last Project [END- TERBIT]Where stories live. Discover now