~SEBUAH PENYESALAN

529 20 1
                                    

Aku mau kita punya banyak waktu seperti beberapa bulan yang lalu tanpa ada yang menggangu.

~Aisyah putri


Happy reading

Setelah dari acara malam itu Rey dan Aisyah masih berhubungan dengan baik, dengan kata lain masih mesra-mesraan. Tapi hari ini tepatnya 1 bulan sesudah acara malam itu hubungan keduanya merenggang karena Livia sudah kembali pulang kerumah.

Aisyah yang mendapatkan perubahan Rey tidak berani untuk bertanya, menyapa pun tidak. Aisyah cukup sadar dengan statusnya kini, tapi setidaknya Rey mengabarinya ada ataupun tidak adanya Livia.

Tepatnya pada sore ini Aisyah yang sedang memasak melihat kedua pasang suami istri yang sudah berpakaian rapih.

"Aisyah, untuk sore ini jangan terlalu banyak membuat makanan. Karena kami akan pergi ke luar kota selama seminggu, kamu di sini sama bibi jaga rumah." Ujar Livia sedangkan Aisyah hanya menganggukkan kepalanya.

'bahkan kamu tidak memberitahu aku mas, dan bahkan kamu enggan menatap aku.' batin Aisyah menatap nanar suami istri itu yang sudah pergi.

Tes. Air mata Aisyah menetes karena mengingat kebersamaannya dengan Rey.

"Aku rindu kebersamaan kita beberapa bulan yang lalu mas. Tapi aku juga sadar siapa aku disini, dan aku tau siapa pemiliknya."

"Katakan saja aku egois ingin selalu bersama kamu, aku sudah terjebak dengan perasaan ku sendiri."

Aisyah tersenyum getir. "Dan aku tau konsekuensinya jika aku mencintai kamu, aku harus siap melihat kemesraan kamu dan mbak Livia."

"Innallaha ma ashobirin Aisyah." Ucapnya dan berlalu pergi dari dapur.

(Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar)

**

Hari ini tepatnya sudah enam hari Aisyah hanya berdua dengan bi Asih, yang seharusnya bi Asih pulang setiap sore tapi untuk selama seminggu ini bi Asih di tugaskan untuk menemani Aisyah.

"Bi nanti Aisyah pamit mau ke cafe ya' deket kok." Ujar Aisyah.

"Muhun neng, tapi eneng tos masihan kabar teu acan ka den Rey?" Tanya bi Asih.

(Iya neng, tapi eneng udah ngasih kabar belum ke 'den Rey?")

"Udah bi, nanti Aisyah pulangnya agak sorean ya'."

"Muhun, hati-hati di jalan kalau ada apa-apa kasih tau bibi." Aisyah hanya menganggukkan kepalanya dan menyalami bi Asih.

"Ya udah bi, assalamu'alaikum."

**

Caffe Asikin

Aisyah baru saja sampai di cafe Asikin untuk menemui Zahra dan juga jangan lupakan Rifki.

"Assalamu'alaikum warahmatullah."

"Waalaikumussalam warahmatullahi duduk Syah." Kata Rifki.

"Ada gerangan apakah kalian mengajak aku ketemu di cafe?" Tanya Aisyah menyelidik karena melihat Zahra yang malu-malu.

"Khem, jadi kita mau ngasih undangan buat kamu Syah." Ucap Zahra memberikan undangan tersebut.

Aisyah membuka undangan tersebut dan kaget melihat nama yang tertera. "Maasyaallah, kalian serius ini?" Tanya Aisyah dan mendapatkan anggukkan dari keduanya.

Foto undangannya nyusull yaa wkwk

"Wah, selamat yaa.. semoga lancar sampai hari H- aku udah feeling sih kalian jodoh hihi." Ujar Aisyah sedangkan keduanya hanya tersenyum.

~SEBUAH PENYESALAN ( ON GOING)Where stories live. Discover now