REY POV

431 20 0
                                    

Perkenalkan namaku Muhammad reyyandza Malik kerap disapa Rey , usiaku 28 tahun aku sudah mempunyai istri yang sangat aku cintai dia bernama Livia Khanza Pratiwi (23 tahun)

Tapi saat usia pernikahan kami yang ke tiga kami, Allah belum mempercayakan kepada kami seorang anak. Aku tidak masalah karena belum dipercayakan  untuk menimang bayi tapi tidak dengan umi, umi sangat menunggu kehadiran seorang cucu.

Hari ini umi berkunjung ke rumah kami, dan umi selalu menanyakan hal yang sama.

"Rey gimana?"

"Gimana apanya umi?" Tanya Rey

"Itu, Livia sudah ngisi belum?"

"Belum mi, doakan saja"

"Umi selalu berdoa supaya kamu bisa dipercayai oleh Allah agar mempunyai anak"

"Kamu harus bicarakan lagi sama Livia, kalau nggak bisa umi Carikan istri baru buat kamu"

Aku yang mendengar itu pun terkejut atas apa yang diucapkan oleh umi.

"Apa-apaan deh umi, aku nggak mau menikah lagi aku cinta banget sama istri aku"

"Terserah kamu Rey, kalau Livia belum bisa punya anak umi akan jodohkan kamu dengan anak sahabat umi" ucap umi pergi begitu saja

=============

Malam pun tiba kini hanya ada aku dan Livia di kamar

" Mas umi ngomongin apa aja sama kamu?"

"Biasalah umi selalu nanya kapan kamu punya anak"

"Terus kapan kamu mau ngasih aku seorang anak?" Lanjutku

"Ini udah 3 tahun semenjak kita menikah tapi kamu selalu menunda-nunda kehamilan"

"Aku bosen selalu ditanyain kapan punya anak lah kapan istri kamu hamil lah"

Biarkan aku dan umi egois karena ingin segera cepat menambah keluarga baru di rumah kami.

" Oh jadi kamu nyalahin aku? Gitu?" Jawabnya emosi

"Mas coba kamu pikir, emang hamil gampang? Hah?"

Yaa, aku tau hamil memanglah tidak gampang dan butuh perjuangan. Tapi Livia tidak akan sendiri ada aku yang akan selalu bersamanya bukan?

"Belum Morning sickness, belum nanti makan banyak, nggak bisa tidur, ngurusin anak yang rewel emang enggak capek?"

Aku hanya mencerna ucapan nya

"Lagian aku gak mau ya kalau tubuh aku nggak ideal apalagi aku seorang model" lanjutnya

Lagi-lagi aku harus mendengar kata-kata yang selalu di ucapkan Livia jika kami membahas seorang anak.

"Kalau semisal aku menikah lagi dan mempunyai anak dari wanita lain gimana?" Tanyaku

"Itu pasti umi kan yang nyuruh kamu?"

Iya. Batinku

"Kalau iya kenapa?" Ucap Rey

"Itu kamu tandanya emang nggak setia sama aku, kamu lebih memilih saran umi daripada milih aku" ketusnya

Ya Rabb.

"Loh kok jadi aku? wajar saja, pasti seorang laki-laki mencari kenyamanan dengan yang lain" ucapku tak ingin kalah

Entah kenapa aku malah mengucapkannya begitu saja, aku tidak memikirkan perasaan Livia.

Entahlah aku pusing selalu di tanya kapan punya anak.

"Terserah mas terserah, kalau kamu mau menikah lagi terserah aku gak peduli"

"Kamu turuti aja permintaan umi kamu yang egois itu"

"Jaga bicara kamu Livia" bentak  aku kepada Livia

Maaf

" Tega kamu mas  bentak aku?" Batinnya

"Apa yang perlu dijaga hah? Emang itu kan yang umi kamu mau?" Ucapnya penuh emosi

"Iya tapi nggak gitu juga, aku nggak mau nikah lagi hanya ada kamu di hati aku"

"Semenjak umi tau aku belum hamil-hamil, sekarang umi agak berubah sama aku"

Ya aku tahu itu, umi agak menjauh sama kamu. Tapi kenapa kamu tidak menuruti kemauan umi? Kamu selalu mementingkan karirmu sebagai model . batin ku kesal

"Tapi mas aku nggak akan melarang kamu buat nikah lagi, aku nggak bisa melarang kamu mau mempunyai anak dari wanita lain"

Apa ini ya Allah? Livia malah setuju.

"Aku malah senang, karena anak wanita itu anak aku juga kan?"

Betapa terkejutnya aku saat Livia mengatakan itu.

'jujur hati mana yang tidak sakit ketika suaminya akan menikah lagi' batin Livia

"Kamu serius?" Dengan bodohnya aku menanyakan itu

"Yaa aku serius"

"Tapi gimana nanti mami dan papi kamu?"

Jujur saja aku yakin nanti bila orang tua Livia akan marah besar kepadaku.

"Tenang itu urusan aku"

"Oh ya aku minta kamu jangan sampai membagi cinta kamu sama wanita itu ingat! Kalian nikah hanya beberapa bulan saja paling lama 2 tahun"

'dan aku akan membuat wanita itu tidak nyaman bersama kamu' senyum smirknya

Aku yang mendengar itu hanya pasrah bagaimana kedepannya, akankah aku bersikap adil atau hanya menuruti keinginan Livia?

Aku tidak akan cepat memberitahu umi, kalau aku menyetujuinya umi pasti mendesak agar cepat-cepat menikah.



Hayoooo siapa yang keselll?

Wajar gak sih 3 tahun blm di karuniai seorang anak? Kata aku mah sihhh wajar-wajar aja nanti juga di kasih>_<

Menurut kalian yang salah siapa?

•livia yang nggak mau hamil takut gendut katanya
•umi yang nggak sabaran
• Rey pun sama tidak sabaran

Atau semuanya salah??

Tapi kasihan juga umi sama pak Rey pengen nimang cucu dan anak.

Tinggalkan jejakkk...

Warning‼️

Hanya cerita fiksii

~SEBUAH PENYESALAN ( ON GOING)Where stories live. Discover now