#37#

91 8 2
                                    

Untuk menyelesaikan misi yang ketiga,Yaya bekerjasama dengan Ice mereka akan memasuki ruang bawah tanah untuk menolong Hanna yang sedang di beri hukuman.Namun agar rencananya berjalan mulus dan tidak ketahuan oleh orang tua Hanna,mereka memutuskan untuk menunggu orang tua Hanna dan para antek-anteknya keluar dari ruangan itu,namun sampai sekarang orang-orang itu belum keluar juga.Sebenarnya apa yang mereka lakukan kepada Hanna?awas saja mereka berlebihan menyiksa Hanna,Yaya tidak akan tinggal diam.

Setelah beberapa jam berlalu akhirnya orang-orang itu keluar juga,orang tua Hanna sudah meninggalkan tempat itu dengan ekspresi senang dan puas sepertinya ada yang tidak beres di antara mereka.Karena tidak sabaran Ice dan Yaya malah mengambil secara paksa kunci ruangan itu dari prajurit yang bertugas menjaga, sebenarnya bukan itu rencana mereka, mereka sebenarnya ingin mengambil kunci itu dengan cara baik-baik agar tidak menimbulkan bentrokan lagi namun karena mereka terlalu lama pergi akhirnya mereka harus memilih cara yang kedua,yaitu pukuli habis-habis prajurit ini.

Yaya bertugas untuk mengintai apakah aman atau tidak, sedangkan Ice bertugas untuk memukuli prajurit-prajurit itu,karena Ice kuat tidak butuh waktu lama prajurit-prajurit itu tumbang.Melihat situasi yang sudah aman, mereka pun segera memasuki ruangan itu.Hanya ada lampu pelita yang menerangi ruangan itu,namun mereka berdua masih bisa melihat jalan.Ruangan itu cukup dalam mungkin bisa menampung banyak orang disana, suasananya sunyi membuat siapa saja yang berada di dalamnya bisa saja bergidik ngeri kapan pun.

"Hiks...hiks...hiks.."suara tangisan gadis yang mereka kenali membuat Ice dan Yaya segera ke arah suara itu.

Betapa kagetnya mereka berdua saat melihat Hanna sudah bapak belur dengan dibasahi darah kental di sekujur tubuhnya.Belum sampai disitu,Yaya juga melihat sebuah cambuk terletak di meja hal itu membuat ia berfikir bahwa kedua orang tua Hanna telah melakukan tindakan yang tidak bisa di maafkan.
Ingin rasanya Yaya membalas kelakuan orang-orang itu namun Ice selalu saja menyandarkannya bahwa semua masalah tidak bisa di selesaikan dengan amarah saja,ia tahu gadis itu sedang marah besar sekarang.Namun yang terpenting adalah selamatkan Hanna dan segera pergi dari kandang penjahat ini.

Yaya dan Ice melepaskan tali yang terikat di tangan dan kaki Hanna,Yaya ikut menangis mendengar rintihan Hanna yang merasakan sakit saat ia membuka tali yang terikat itu.Melihat Hanna yang semenderita ini membuat batin Yaya mengatakan kepada dirinya bahwa ini semua adalah kesalahannya,andai saja ia tidak mengikuti ucapan Hanna saat itu dan tidak melarikan diri,pasti semua ini tidak akan terjadi kepada gadis ini.

Mereka bertiga memopang Hanna dengan perlahan-lahan,saat di ujung pintu keluar mereka di kejutkan dengan prajurit-prajurit itu yang ternyata sudah sadarkan diri.Ice bersiap untuk memukul dua prajurit yang baru sadar itu,namun ia duluan di pukuli menggunakan kayu oleh salah satu prajurit itu membuat dirinya tumbang seketika.

Yaya tidak bisa berbuat apa-apa ia tidak tahu harus melakukan apa sekarang,ia bingung bagaimana caranya ia menghentikan dua prajurit ini.Di tambah lagi sekarang ada dua orang yang luka parah di hadapannya.Yaya hanya bisa membaringkan kedua orang itu di lantai dan bersiap untuk melawan padahal ia sudah pasti kalah dengan prajurit berbadan kekar ini.

Brakk

Satu bogeman mendarat di pipi prajurit itu membuatnya langsung terkapar di lantai,sedangkan yang satunya lagi kepalanya mengenai tembok karena syok melihat orang yang baru saja tiba.

"Blazeee!kenapa kau lama sekali"ucap Yaya sembari mengeluarkan air matanya,ia tidak tahu harus melakukan apa lagi ternyata yang datang adalah Blaze.

Blaze mendekati gadis itu membuat jarak mereka hanya beberapa sentimeter saja,ia menghapus air mata sang gadis"air matamu berharga,jangan di buang sia-sia"ujarnya, kemudian memeluk erat Yaya dan dibalas pelukan hangat oleh Yaya.

Another World (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang