••30°°

35.7K 3.6K 133
                                    

••°°precious baby°°••
~••°°••°°••~








Max membawa langkahnya ke arah ruang makan,dimana semua orang sudah lengkap disana.
Ley hanya diam digendongan max sembari mengamati beberapa pekerja yang berlalu lalang melakukan tugas masing-masing.

"Ley mau nonton tidak mau makan!max ayo kesanaa!"pekik ley saat max mendudukkan nya di kursi samping milik Mavin.

"Ini waktunya Anda sarapan tuan muda"
Peringat max dengan melepaskan pelan tangan kecil milik ley,namun tak di dengarkan oleh ley yang masih kekeh menarik kerah baju milik max.

Leonard yang melihat ley yang tidak melepaskan tangannya dari baju max, langsung mencekal tangan kecil itu sehingga terlepas dengan mudah dari baju bodyguard suruhannya tersebut.

Ley menatap Leonard dengan tajam, menandakan dirinya sedang marah "jangan lalang-lalang ley ya!dasal Daddy jelek sekali!"
Sungut si kecil tak lupa menampar² kecil telapak tangan besar Leonard yang memegang tangan kirinya.

Leonard tak peduli dan melepaskan tangannya dari sang anak,namun tidak melepaskan pandangannya dari ley "makan terlebih dahulu baru nonton" peringat Leonard yang hanya mendapatkan dengusan dari sang ley,sedangkan dirinya kembali memfokuskan matanya ke arah handphone yang berada di tangannya,karena ingin mengabarkan kepada sekretaris nya bahwa dia tidak akan kekantor sekarang.

Mavin menatap ke arah sang adik yang tidak bisa diam,apa lagi saat melihat ley yang berancang-ancang berdiri di atas kursi "bisa diam tidak?sampai kamu berdiri_kaki kamu Abang ikat,liat saja nanti" ancam Mavin dengan intonasi rendah,membuat ley yang tadi sudah menapakkan kakinya di atas kursi kembali menurunkan seperti semula.

Di tengah meja ley melihat telur mata sapi kesukaannya,makanya dia ingin berdiri dan ingin meraih piring tersebut,namun ancaman Mavin membuatnya kembali urung,mana tau nanti dia akan benar-benar di ikat!ngeri bor.

"Ancam teloss,dasal anak si Leonald!" Ujarnya tanpa melihat Leonard yang menatapnya tajam.

Mavin menatap ke arah sang Daddy yang sedang menatap ley dengan tajam, bibirnya menyunggingkan senyuman smirk "emang kamu bukan anak Leonard?" Tanya  Mavin yang mendapatkan gelengan dari si kecil,namun setelahnya ley kembali mengangguk.

Leonard hanya diam saat namanya tanpa embel-embel Daddy yang di ucapkan oleh anak sulungnya,namun berbeda jika ley yang mengatakan hal tersebut.

"Ley anak Daddy tuh,kamu ya yang bukan anak Daddy,tapi anak Leonald" dengus ley emosi yang sekarang memanggil Mavin tanpa embel-embel Abang.

Mavin walaupun dingin,jika dengan adiknya yang satu ini akan gencar membuat adiknya itu memanas "apa bedanya" dengus Mavin yang tak habis pikir dengan ley.

Ley menggigit bibirnya menahan emos. "kamu_"
"Sekali lagi berkata seperti itu,liat saja nanti apa yang akan Abang lakuin" putus Mavin saat ley yang masih menggunakan ucapan nyeleneh nya,apa lagi dia tak suka saat ley tidak memanggilnya Abang.

Ley diam tidak jadi melanjutkan ucapannya,sekarang anak itu malah berbalik menatap ke arah Leonard yang juga sedang menatapnya datar "jangan malah-malah telus,nanti kelja gak fokus kalau malah-malah telus,mau makan apa ley nanti?galem?" Leonard mengangkat satu alisnya mendengarkan celotehan dari sang anak,memang dari tadi dirinya kenapa?dia rasa dari tadi hanya diam menatap tingkah si kecil ini.

"Coba sebut lagi Leonard, coba"
Suruh Leonard kepada ley yang masih menatapnya "Leonald "jawab ley tanpa beban.

"Tidak sopan jika memanggil nama orang tua dengan nama" ujar Leonard.

Ley menggeleng dengan tangan menunjukkan ke arah sang Daddy "ini Daddy bukan Leonald" ujar ley membuat leonard benar-benar bingung atas ucapan yang kurang dimengerti itu.
Dia akan belajar lebih banyak lagi nanti dengan istrinya tentang bahasa random yang di ucapkan oleh ley.

Lena yang beru selesai menyajikan makanan di atas meja,hanya menghela nafas pelan,jika ley yang akan terus mengoceh dengan bahasa bayinya itu sedangkan suaminya akan menampakkan wajah bingung jika sudah berhadapan dengan sang anak.

"Sudah-sudah ayo makan dulu"
Leonard yang mendengar suara dari Lena, langsung duduk kembali menghadap depan, begitupun dengan ley yang juga duduk dengan benar.

"Mau itu" tunjuk ley ke arah cumi pedas yang bersebelahan dengan telur kesukaannya,namun cumi berwarna merah membuatnya sedikit tertarik sedangkan didepannya sudah tersedia cumi goreng yang dibuatkan khusus oleh Lena.

"Itu pedas" ucap Lavin yang menatap arah tunjuk ley yang tertuju kepada cumi pedas yang pas sekali berada dekat dengan dirinya dan Rean.

"Mana ley tau itu pedas,sini ley coba dulu" kekeh ley yang hanya di acuhkan oleh Lavin.
Seakan mengerti lavin mengambil sesendok cumi dan di taruh di atas piring nya sendiri, setelahnya menyendok kan makanan ke arah mulutnya dengan ekspresi senikmat mungkin,agar ley yang duduk berseberangan dengannya tergoda.

"Hah enak" puji Lavin tak lupa matanya menatap ke arah ley yang hanya terdiam dengan mulut sedikit terbuka.

"Anaknya mommy makan yang ini saja ya sayang,kalau yang itu pedas,telur juga ada loh" ujar Lena yang berjalan ke arah kursi ley,dan mengambilkan cumi gorang dan telur yang biasanya terus di minta oleh ley, kemudian di letakkan di atas piring milik sang anak.

Ley yang tadi melongo melihat abangnya Lavin memakan cumi pedas kembali menutup bibirnya,tak lupa dengan ekspresi julid saat Lavin tersenyum remeh ke arahnya, sedangkan disamping Lavin,Rean juga melakukan hal yang sama dengan Abang nya Lavin,memakan cumi pedas dengan seakan-akan mengatakan 'cumi ini terlalu enak!' menyebalkan sekali.

"Liat tuh tuh lean makan cumi pedasnya,belalti tidak pedas loh mommy,sini ley coba" ujarnya yang masih tak percaya.

Mavin yang dari tadi mendengarkan celotehan ley langsung mengambilkan apa yang di inginkan oleh ley,hanya satu potongan kecil saja,itupun agar ley jerah nanti saat merasakan cumi tersebut.

Lena yang melihat itu hanya diam dan kembali ke arah kursinya di samping kanan Leonard,jika sudah anaknya yang turun tangan,maka dia hanya perlu diam sembari melihat apa yang akan terjadi nanti kepada anak mungilnya itu.

Ley melihat apa yang dilakukan oleh Mavin langsung tersenyum cerah,matanya berbinar saat melihat sepotong kecil cumi sudah berada di piringnya,dia beralih menatap ke arah Rean dan Lavin yang juga sedang menatap ke arahnya dengan wajah lempeng,apa lagi melihat senyuman mengejek dari si kecil yang mencibir ke arah mereka.

"Cuman Abang Mavin yang baik..meleka?"tunjuknya ke arah Rean dan Lavin,tak lupa dengan mata julid nya yang khas meremehkan dua saudaranya itu.

"sama sepelti Daddy"
Leonard yang mendengar ucapan ley cukup hanya merasa sabar,paling sebentar lagi akan terdengar tangisan,lihat saja nanti,dia terlalu hapal akan tingkah ley jika sudah memakan makanan pedas.













Tbc

precious baby (✓)Where stories live. Discover now