••11°°

58.2K 5.2K 156
                                    




Lavin tak habis pikir terhadap ucapan yg di lontarkan oleh Archer,ucapan yg membuat tangan Lavin mengepal kuat.

Sedangkan Archer yg di tatap tajam oleh Lavin tersenyum smirk.

"Aku bisa membantu jika kau mau"
Tambah Archer membuat Lavin semakin emosi.

"Maksud Lo apa bastard!"emosi Lavin meningkat tanpa menyadari tangannya di belakang kepala ley juga semakin erat.

"Lihat 2 menit lagi aku rasa dia bertemu tuhan,kau benar-benar bodoh"
Archer merebut tubuh kecil ley yg mulai melemah dan layu,bahkan nafas anak itu tersendat menandakan sikecil membutuhkan udara.

Lavin tertegun menatap apa yg telah dilakukannya,saat dirinya ingin merebut ley,Archer tak tinggal diam bahkan dia langsung menghindar dan mendudukkan tubuhnya dengan ley di pangkuannya.

Dengan tenang Archer mengusap dada ley yg naik turun,ley yg sudah lumayan tenang menatap sosok yg sekarang juga sedang menatapnya.

'hiks anjing emang ya si Lavin,mau bunuh gw dia'batin ley.
Mata anak itu sudah berkaca-kaca, bibirnya mencebik.

"Hick huhuwa Amy....!uaaaa"
Semua mata yg dari tadi menyaksikan apa yg terjadi,tersentak mendengar tangisan si kecil.
Mereka berfikir Lavin juga salah disini,tanpa menyadari bahwa perbuatannya membahayakan bocah manis itu.

"Ley..! kembalikan adikku!".
Lavin tak tinggal diam,bahkan jantung nya Sekarang berdetak kencang, bagaimanapun dia sendiri yg menyaksikan bagaimana adiknya itu kekurangan pasokan udara, sungguh Lavin tak bermaksud dia tak sadar akan apa yg dilakukan nya.
Sedangkan Archer dan ketiga pemuda itu menyimak yg ternyata sikecil itu bernama ley..'nama yg manis'batin mereka

"Huhu hic no no.."
Tangisan anak itu semakin menjadi, Archer berdiri dan menggendong ley seperti koala.

Dirinya membawa ley ketempat duduknya yg berada di belakang,dan di ikuti oleh Lavin dan yg lainnya.

Archer mengusap punggung kecil ley yg bergetar,bahkan tadi juga bisa merasakan tubuh ley yg melemah,jujur saja diri nya tak suka melihat kondisi si kecil yg seperti itu,ada sesuatu yg membuat hatinya tak suka.

"Sttt tak apa,tenanglah"ujar Archer menenangkan membuat tangisan itu sedikit mereda,meskipun masih terdengar isakan lirih.
Archer mengepalkan tangannya,dia tidak suka!entah kenapa dia tidak menyukai sosok kecil di gendongan nya ini terluka.

"Ley..hey lihat abang"
Lavin berusaha membuat ley menatapnya,namun anak itu hanya menutup mata dan menangis lirih.
Tidak dia tidak mau ley mendiamkan nya,hatinya tak tenang.

"Adik?kau seperti seseorang yg sedang menyendera nya,bahkan dia hampir mati kekurangan udara"ujar Gabriel,bahkan dia tak habis pikir dengan kelakuan Lavin.

"Aku tidak sadar melakukan nya!"panik lavin l,Tangannya memegang tangan kecil sang adik,mengusap lalu menciumi nya dengan lembut.

"Maafin Abang ley"pintanya dengan suara lirih bersungguh-sungguh.

"Dasar bodoh"
Ujar vander yg dari tadi hanya diam,dia juga tau apa maksud dari ucapan Archer berkata seperti itu,dia kira Lavin mengerti namun ternyata tidak.

Ley menyandarkan pipinya di dada Archer,menatap ketiga pemuda di samping Abang nya itu dengan mata sayu polos.
'kalau bukan Abang gw udah gw tentang Titid lu ngab' batin ley tak lupa menatap Lavin yg juga menatapnya dengan wajah khawatir.

"Abang"
Panggil ley lirih,namun masih di dengar oleh Lavin,matanya berbinar saat ley memanggilnya.

"Apa hm?"tanya Lavin memegang tangan ley dengan lembut.

Ley terdiam sejenak .
"Gendong hic"ujarnya lirih,sungguh setelah menangis lumayan membuat nya kehausan,dia mau susu sekarang.
Dia tak berani meminta susu,sejak meminum susu kemarin entah kenapa membuat ley kecanduan.

Lavin mengambil pelan tubuh sang adik dari gendongan Archer,dengan lembut mengusap punggung ley,sesekali mencium pipi ley lembut,tak urung bibir nya juga mengucapkan kata maaf kepada ley.

Suasana mulai seperti semula,ley yg hanya diam di angkat ke atas meja oleh lavin,jadilah sekarang duduk ley lebih tinggi dari pada Lavin.

Ley yg lebih tinggi duduknya dari Lavin membuatnya kembali menjadi perhatian semua yg ada diruangan ini,termasuk ke empat teman Lavin.

Ley yg menjadi perhatian kembali menyunggingkan senyumannya,bahkan dia lupa apa yg terjadi padanya tadi.
Para perempuan yg menatap senyum manis ley tak jarang ada yg mengabadikannya dengan ponsel mereka,berfikir jika di posting kedalam media sosial pasti akan ramai,bahkan juga ada laki-laki yg dengan sengaja melambai-lambaikan boneka kecil berbentuk kucing pada ley,yg yg melihat itu tentu saja mengangkat tangannya.

Gabriel yg melihat itu menangkup tangan kecil ley dengan telapak tangannya yg jauh berbeda,bahkan seluruh tangan ley hilang di dalam telapak tangan Gabriel,Gabriel menatap datar teman sekelasnya itu,membuat sosok itu kembali menurunkan boneka kecil di tangannya,hasil dari mengambil di tas seorang gadis tanpa diketahui oleh gadis itu.

Tatapannya kembali kepada ley"Boneka itu kotor"ujar Gabriel dan mendapatkan gelengan dari ley.

"Tidak kotol, bonekanya belsih"
Renggut ley membuat Gabriel terkekeh,dia menyukai suara lembut si kecil ini,nyaman di dengar apa lagi suara cadelnya membuat Gabriel benar-benar ingin memiliki ley untuk dirinya sendiri.

"Itu kotor kamu tidak melihatnya dari dekat"ley kembali melihat ke arah pemuda yg melambai-lambaikan boneka tadi,namun dirinya langsung mendengus sosok itu tidak lagi memegang boneka kecil tadi,kecuali senyuman dari pemuda itu.

"Tidak kotol tuh"
Sanggah ley,dan langsung merunduk memeluk leher abangnya, sehingga membuat Lavin menurunkan ley kembali agar duduk di pangkuannya.

Tak lama dari itu seorang dosen memasuki kelas dan memulai pelajaran hari ini,sedangkan ley hanya diam di pangkuan Lavin sesekali mendongak menatap wajah Lavin yg sedang serius mendengarkan pituah dari dosen yg ada di depan.

Gilden yg memperhatikan gelagat ley,memberikan sebuah kertas kosong ke arah ley tak lupa dengan sebuah pena yg hal tersebut mendapatkan tatapan bingung dari ley.

Namun anak itu tetap saja menerimanya,ley tersenyum kecil kepada gilden yg membuat gilden langsung menatap ke arah lain,menutup wajahnya dengan satu tangan berharap tidak ada yg melihat ke arahnya,sebab dia merasa entah kenapa wajahnya memanas karena mendapatkan senyuman manis dari adik temannya itu.

Ley yg mendapati kelakuan yg tak di mengertinya itu hanya acuh,tangan kecilnya mencoret random kertas kosong yg ada di depannya.

Entah apa yg sedang di buat,namun sesekali ley akan menatap gilden,yg di sadari oleh pemuda itu.

Gilden yg melihat ley menatapnya juga ikut menatap mata bulat sayu ley,entah apa yg di lakukan si kecil ini, berkali-kali menatapnya setelah itu kembali fokus kembali ke kertas di atas meja,dan itu berlangsung selama berkali-kali.

Ah gilden mengerti bahwa si kecil ini ternyata sedang menggambar,dia tak tau pasti apa yg di gambar oleh ley,yg pasti dengan gelagat ley yg terus menatapnya tentu saja pasti sedang menggambar dirinya.

"Nih..ley menggambal abang"
Ujarnya memperlihatkan hasil dari menggambarnya ke arah gilden.

Gilden tak tau harus mengatakan dan berbuat apa,yg pasti dia ingin menggigit dan memakan bocah yg duduk di pangkuan sahabatnya itu.

Gilden kira ley akan membuat gambar bagus karena keseriusannya saat memandangi dirinya berkali-kali,dan ternyata anak itu hanya menggambar orang-orangngan LIDI.










T
B
C

precious baby (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang