••13°°

59.3K 4.9K 180
                                    

~°••°°precious baby°°••°~
•••°•••















Ley dengan pelan menikmati makanan yg di pesankan oleh Lavin,mengecap dan mengunyahnya dengan pelan seakan-akan jika langsung di telan,akan hilang rasa nikmatnya.

Dari kelima pemuda itu,cuma ley yg belum menyelesaikan acara makannya.
Awalnya ley dipesankan nasi goreng oleh Lavin,melihat adiknya cemberut saat dirinya memesan bakso,jadilah Lavin memesan kembali apa yg di inginkan oleh sang adik.

"Aaa umm nom nom"
Mulut kecilnya sibuk mengunyah bakso yg di potong kecil agar mudah di makan,tanpa menyadari tatapan dari 4 pemuda yg merangkap sebagai sahabat Lavin.

"Di kunyah,bukan di emut"ujar Lavin tak ayal tangannya tetap menyuapi ley dengan pelan.

Ley menelan makanan yg ada di dalam mulutnya,matanya menatap Lavin yg juga sedang menatapnya.
"Halusnya pakai mie tadi,malah di pesan bakso nya doang"sungut ley protes.

"Tidak ada mie"Archer menyanggah ucapan si kecil itu dengan wajah datar.

Ley yg mendengar ucapan Archer tentu saja memandang sengit kepada pemuda tampan itu.
"Tidak ada!?itu yg ada di etalase itu apa?tali pocong?"
Tunjuknya heboh ke arah etalase makanan yg memperlihatkan berbagai macam merek mie,apa lagi suara nya yg halus namun melengking membuat banyak tatapan mengarah padanya.

Tanpa menyadari tatapan tajam dari 5 pemuda yg seakan-akan sudah siap untuk menghukum si kecil bebal itu.

"Abang menyuruhmu berteriak?"suara berat Lavin membuat mata ley yg tadi menatap etalase makanan langsung beralih ke arah abangnya itu,bukan..hanya saja kenapa ke empat pemuda lainnya juga menatapnya tajam.

"Okei ley tidak akan belteliak lagi,Soli Soli..minta maaf.. Abang look!"
Anak itu kembali heboh setelah meminta maaf kepada lavin,menunjuk ke arah luar kantin, tepatnya ke arah parkiran dimana ada bodyguard keluarga nya yg berjalan ke arah mereka,di tangannya terdapat tas kecil bergambar beruang madu yg pasti itu milik ley.

Bodyguard yg sudah berada di depan mereka sedikit membungkuk, menghormati anak dari tuan besar dan sekaligus anak dari teman tuan besarnya.

"Maaf mengganggu anda tuan muda,nyonya menitipkan ini untuk tuan kecil"
Tangannya mengulurkan ke arah Lavin,dan di terima oleh pemuda tampan itu,menatap isi dari dalam tas kecil yg biasanya berisi perlengkapan sang adik.

"Sebelumnya nyonya sudah menelfon Anda,namun tidak aktif"

Lavin mengangguk dan menyuruh bodyguardnya itu untuk kembali.
setelah bawahannya dari daddynya pergi,Lavin mengeluarkan sesuatu yg membuat mata bulat si kecil berbinar cerah.

Tangan mungilnya bahkan terangkat tak sabaran,apa lagi melihat sumber nutrisi nya berada di tangan Lavin.

"Num bang num"
Lavin sedikit merebahkan tubuh kecil sang adik,agar duduk menyamping, memudahkan Lavin untuk memegang botol susu di tangannya,karena ley yg duduk miring di pangkuannya,satu tangannya memegang kepala belakang ley seperti bayi yg sedang di sapih.

Ley tak mementingkan yang lain,dia tak peduli bagaimana tatapan dari seisi kantin,apa lagi tatapan dari keempat teman abangnya.
Buat apa malu,ini Hidup nya!dia juga tidak merugikan orang lain jika dia meminum susu kan?

Mata bulat itu dengan tenang menatap wajah tampan Lavin dari bawah,tangannya terangkat memegang wajah Lavin yg juga sedang menunduk menatapnya.

Wajah tampan Lavin menerbitkan senyumannya,apa lagi saat sang adik memainkan wajahnya dengan tangan mungilnya.
Dia benar-benar merasa seperti seorang ayah sekarang.
Lavin mencium tangan ley yg bergerak random di wajah,membuat ley menurunkan tangannya dari wajah Lavin.

Menatap ke depan,dan langsung berhadapan dengan Gabriel yg sedang menatapnya Lamat.

Ley menyerngit bingung,sangat jelas saat kening anak itu bertautan.

Plup!

"Umm jangan lihat!"ujar ley tak terima dan memasukkan ujung botolnya kembali.

"Menggemaskan"gumam Gabriel dengan suara rendah,membawa kaki kecil ley dan meletakkan nya di atas pangkuannya.

Gabriel yg tidak mendapatkan reaksi lain dari si kecil,dengan pelan mengusap pergelangan kaki kecil ley.
Ley yg melihat kakinya berada di atas paha teman Lavin hanya diam menikmati,apa lagi pemuda itu memijit dan mengurutnya pelan,membuat mata ley menjadi berat.

Bibir mungil si kecil,terus bergerak cepat menghisap susu di dalam botol,mata indahnya juga sudah tertutup sempurna pertanda sang empu sudah tertidur pulas.

"Gw gak nyangka Lo memiliki adik selain Rean"tanya Gabriel dengan suara pelan.

"GK semua harus gw kasih tau kan?"
Jawab Lavin.

"Lagi pula lo siapa yg harus tau tentang adik gw"
Gabriel tidak tersinggung dengan ucapan Lavin,itu sudah biasa bagi mereka,berbicara menusuk sudah melekat oleh mereka,jadi jangan heran.

"Mulai sekarang.."Gabriel menunjuk ke arah ley yg terlelap.
"Gw harus tau semua tentangnya"

Lavin tak peduli terhadap ucapan dari Gabriel,dan juga tidak ada alasan untuk menyembunyikan ley dari teman-temannya itu.

"Bukannya adik bungsu lo cuman Rean?"tanya vander,yg cukup tau adik bungsu Lavin,namun tidak dengan ley,bahkan jika bukan Lavin yg membawa ley ke kampus, mungkin saja dia tidak tau jika ada bocah laki-laki yg memiliki wajah seperti boneka ini.

"Hhh dulu kami tidak dekat seperti sekarang,karna__"
Lavin menceritakan semuanya,apa yg terjadi pada masa lalu dan perubahan yg terjadi pada si kecil.

"Kalau gw tau ada ley dalam keluarga kalian,mungkin dari dulu udah gw bawa"Gabriel tak habis pikir dengan kelakuan sahabat dan keluarganya itu,sampai-sampai tidak memperdulikan ley dahulu,sangat bodoh menurut Gabriel.

"Itu tidak akan terjadi"sanggah Lavin,tak lupa mencium pipi bulat sang adik yg bergerak menghisap susu .

"Gw pulang dulu"Lavin menyandang tas miliknya sekaligus tas kecil milik sang adik,tanpa pamit kepada teman-teman nya dan berlalu ke luar menuju parkiran.

Keempat pemuda itu juga beranjak dari tempat mereka,menyusul Lavin ke arah parkiran.

"Lain kali pakailah otakmu,jika membawa ley keluar"
Lavin memandang sinis ke arah Archer yg dari tadi selalu membuat emosi nya meningkat.

"Jangan ngajarin gw"dengus Lavin yg mendapatkan senyuman remeh dari Archer.

"Archer benar,pakai mobil jika membawa ley,dasar bodoh!"ujar gilden apa lagi si kecil itu sedang tertidur,akan tidak nyaman rasanya jika tidur di atas motor.

Lavin tak menghiraukan ucapan teman-temannya,lebih memilih menaiki motor dengan ley yg berada di depan,posisi anak itu menghadap ke arah Lavin.

Lavin menggantungkan tas kecil yg bersisi perlengkapan sang adik,satu tangannya merengkuh ley kedalam pelukannya sedangkan tangan kirinya memegang stang motor,setelahnya langsung pergi tanpa berbicara apapun kepada ke empat pemuda yg hanya diam menatap kepergian Lavin yg membawa si manis ley.

Archer menjilat bibirnya memandang kepergian ley yg tertidur di rengkuhan Lavin,dia tidak suka jika si kecil itu berdekatan dengan siapapun,termasuk dengan Lavin maupun orang lain selain dirinya.

"Rasanya aku ingin mengontrolnya sendirian"




















Vote

T
B
C

precious baby (✓)Where stories live. Discover now