Eps. 11 - Another Spoiler

134 36 4
                                    

"Yakin lo nggak ikutan gue balik?" JS bertanya dari balik helm full face dengan kaca yang masih terbuka sambil menyalakan motor CBR-nya. Bunyi gerungan suara knalpot motor cowok itu langsung memenuhi area parkir SMA LV yang sudah mulai sepi.

Kiev menjawab JS dengan anggukan. "Gue mau ke basecamp dulu ngecek proyektor tadi," jawabnya sambil menunjuk ke arah belakang menggunakan gulungan kertas karton di tangannya. Cowok itu belum sempat memeriksa proyektornya lagi setelah siang tadi dia bawa ke basecamp karena sibuk dengan rapat.

JS berdecak pelan karena sahabatnya itu masih saja mengurusi proyektor aneh itu. "Nggak apa-apa emang proyektornya lo tinggal di basecamp gitu?" tanya cowok itu.

"Sengaja gue pindah ke sini. Kalau di rumah terus, gue khawatir pas nyokap masukin baju-baju gue ke lemari malah ketahuan."

"Takut nyokap lo bakal ngadu ke Kakek Gin, ya?" sindir JS.

Kiev terkekeh. "Gue nggak tahu. Tapi, nyokap pasti curiga dan bakal nanya-nanya."

JS tidak menjawab lagi. Cowok itu segera menutup kaca helm full face-nya. Setelah menganggukkan kepalanya sebagai tanda berpamitan cowok itu segera menarik gas motornya dan berlalu dari hadapan Kiev.

Sambil membetulkan kacamatanya ketika menatap JS berlalu, Kiev menghela napas panjang. Cowok itu kemudian melangkah gontai menuju basecamp Levinema.

Waktu sudah menunjukkan hampir pukul setengah enam sore. Beberapa siswa masih terlihat di sudut-sudut SMA LV. Kiev juga masih bisa mendengar suara sorakan anak-anak yang sedang bermain basket dari kejauhan.

Saat mendekati koridor yang mengarah ke gedung tempat basecamp Levinema berada, Kiev melihat Dinka dan Ale baru saja keluar dari sana sambil membawa tas masing-masing. Rupanya mereka juga baru pulang, pikir Kiev. Cowok itu kemudian sengaja memelankan langkahnya, menunggu hingga Dinka dan Ale berjalan agak menjauh. Kiev akhirnya mengembuskan napas lega ketika mengetahui bahwa Dinka dan Ale berjalan ke arah lain, sehingga dia tidak perlu khawatir akan berpapasan dengan mereka. Cowok itu sedang malas bertatap muka dengan cewek naga itu.

Sesampainya di sana Kiev mengeluarkan kunci dari saku celana seragamnya untuk membuka pintu basecamp. Cowok itu menekan saklar pada di dinding di samping kanan pintu agar lampu ruangan menyala. Kemudian dia meletakkan gulungan kertas karton yang sedari tadi dibawanya ke meja.

Karton berwarna putih itu rencananya akan dipakainya untuk membuat poster besar visi dan misinya jika dirinya terpilih menjadi ketua Levinema. Lusa kampanye pemilihan ketua Levinema dimulai dan dia belum mempersiapkan apa pun untuk melawan Dinka. Ini semua karena pikirannya teralihkan oleh spoiler yang dilihatnya dari proyektor itu. Apalagi masih ada satu spoiler yang belum terjadi. Spoiler mengerikan yang dia perkirakan akan terjadi di malam Festival Levinema nanti.

Setelah melamun sejenak, Kiev akhirnya berjalan ke sudut ruangan untuk memeriksa peti kayu berisi proyektor yang tadi diletakkannya di sana bersama JS. Di benaknya, nasihat JS untuk tidak menyalakan proyektor itu kembali terngiang. Namun, jujur saja cowok itu merasa penasaran. Akhirnya dia memutuskan untuk membuka peti itu perlahan. Proyektor antik itu masih berada di sana. Cowok itu mengernyitkan dahi, tampak tengah berpikir sejenak.

Nggak mungkin spoiler itu muncul tanpa ada tujuannya, batin Kiev.

Sesaat kemudian Kiev mengangkat proyektor antik itu keluar dari kayu. Dengan perlahan-lahan dia meletakkannya ke meja rapat di tengah ruangan, menghadapkan proyektor itu ke arah layar putih di depan yang biasanya digunakan klub ini untuk presentasi. Setelah itu dia kembali untuk mengambil roll film yang tertinggal di peti. Hanya dalam hitungan menit, cowok itu kembali menyalakan proyektor itu.

SPOILERWhere stories live. Discover now