39 🔹Destiny

7.6K 831 0
                                    

Always Enjoy
Happy Reading
__________________________




"ASTAGA NONAAAA, AKHIRNYA NONA BANGUN JUGA"

Gadis yang sedang terduduk lemas di atas ranjang itu meringis. Matanya menantap sayu ke arah pelayan muda yang kini berlari mendekat ke arahnya, setelah berhenti di pintu selama beberapa detik karena keterkejutannya.

"Nona? Anda baik-baik saja? Mana yang sakit?", cerocos Amber sambil mengamati seluruh tubuh majikannya.

"Aku tidak apa-apa Amber, hanya sedikit pusing saja. Ngomong-ngomong ini dimana?", tanya Aludra mengamati sekeliling saat merasa suasana asing. Ini bukan kamarnya yang ia tempati setelah berada di istana ini.

"Ini kediaman Pangeran Antares. Nona sekarang mulai dari sekarang akan tinggal satu kediaman dengan Pangeran!", ujar semangat Amber.

"Kenapa bisa begitu? Bagaimana jika kekasihnya marah?", tanya Aludra.

Amber memutar bola mata malas.
"Dia sudah tidak tinggal di istana ini. Sekarang Nona lahh yang berhak di samping Pangeran. Nona, mulai sekarang anda harus pandai-pandai merebut hati Pangeran. Jangan sampai anda kalah dengan mantan kekasihnya itu!", ujar tegas Amber dengan mata berapi-api dengan tekad dan ambisi.

"Aku tidak mengerti", ujar Aludra menjadi pusing mendengar ucapan Amber yang berbicara dalam satu tarikan napas, apalagi pelayan muda itu mondar-mandir di depannya.

"Ahh jangan dipikirkan sekarang nona, lebih baik anda sekarang beristrahat dengan baik. Ohh, aku lupa memanggilkan dokter istana untuk mengecek kesehatan anda. Silahkan berbaring nona, aku mau memanggil dokter", ujar Amber.

"Kamu memanggilku nona? Bukan Aludra lagi, Amber?", tanya pelan Aludra.

"Emmm setelah dipikir-pikir, lebih baik aku memanggilmu dengan sebutan itu nona. Itu sedikit nyaman dari pada harus memanggilmu dengan nama, terdengar sangat lancang", ujar Amber menggaruk kepalanya.

"Terserah padamu"

Amber hanya mengangguk, lalu memperbaiki selimut Aludra hingga sebatas leher.

"Aku permisi dulu nona"

"Baiklah"

Amber pun dengan tergesa keluar  dari sana. Diperjalanan ia berpas-pasan dengan Pangeran Antares yang baru saja keluar dari kamar pribadinya. Amber hanya menunduk kemudian mulai berjalan lagi.

"Bagaimana Putri Aludra"

Amber menoleh.
"Sudah siuman"

Amber kembali melangkah setelah menunduk hormat. Dalam hati gadis itu sedikit sedih karena teman kecilnya itu sudah menjaga jarak dengannya, seperti melupakan kedekatan mereka dulu. Namun ia juga menghormati keputusan itu. Lagian, dia siapanya Antares? Hanya seorang teman kecil bukan?


Kembali lagi ke Aludra yang berusaha memejamkan mata, namun ia tak kunjung terlena dengan alam bawah sadarnya. Sejak sekitar setengah jam lalu setelah dirinya sadar, gadis itu hanya bisa diam. Diam menikmati rasa perih pada luka goresan di lengan dan kedua kakinya. Tak lupa satu buah goresan lurus di pipi kanannya.

Destiny Line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang