11🔹MIMPI?

17K 1.5K 7
                                    

Always Enjoy
Happy Reading
_______________________





"What the hell! Apakah ini mimpi? B-bagaimana bisa ada mansion di hutan ini?"

Sesha menatap tak berkedip pada sebuah bangunan gagah yang berada jauh dari tempat yang mereka injak. Jika dihitung, ada sekitar 3 kilo meter lagi untuk sampai ke sana.

Mansion itu terlihat berdiri agung jika dilihat dari bawah sana. Jalan menuju tempat itu harus menempuh tanjakan yang meliuk-liuk, yang lebih parah dari yang tadi.

"Apa kita akan ke sana?", tanya Sesha memastikan.

"Tentu, itu tujuan kita", ujar Sky yang tanpa aba-aba langsung menancapkan gas, membuat tubuh Sesha terhuyung ke belakang.

Dengan lihai Sky membelokan setir dengan kecepatan penuh. Sesha? Gadis itu sudah pucat pasi dan yang begitu sialnya! Panggilan alam yang beberapa jam lalu sempat tertunda, kini kembali memaksa dikeluarkan.

Kepalanya terasa pening saat mobil berbelok ke sana kemari, membuat perutnya tidak nyaman. Rasa mual perlahan menggerogoti lambungnya sampai ke tenggorokan. Sesha menutup mulutnya dengan satu tangan, dengan tangan yang lain memang erat seatbelt dengan kencang.

"Lucyasesha?"

"Y-ya?", lirih Sesha.

"Pegangan yang erat", ujar Sky.

"Kenapa?", tanya linglung Sesha.

"Di depan ada jalan yang sudah patah", ujar santai Sky.

"Ohh"

Detik berikutnya Sesha langsung membulatkan matanya, setelah meresapi lebih lanjut perkataan Sky. Gadis itu langsung menatap ke depan.

"Sky Sky jangan! Hentikan! Kita bisa mati!!!!", pekik Sesha memegang lengan Sky dengan horor.

"SKYYYYYY!!!!!!"

Sesha menutup mata, bersiap mati muda karena ulah lelaki di sampingnya. Mobil mereka melayang setelah memacu kecepatan di titik tercepat, hingga sampai di seberang jalan. Jantung gadis itu sudah meledak copot saat merasakan tubuhnya ikut melayang.

"Heii kita sudah sampai"

Tepukan di kepalanya berserta ucapan tak berdosa Sky, sedikit mengembalikan nyawa Sesha yang setengahnya sudah pergi entah kemana.

Lelaki itu detik berikutnya mendapatkan pukulan langsung di bahunya, dengan brutal oleh Sesha yang terus menerjangnya dengan ganas.

"KALO GUE MATI GIMANA HA?!", pekik nyaring Sesha sambil terus melepaskan kekesalannya. Bibirnya bahkan sudah melengkung dengan mata berkaca-kaca. Sedari tadi nyalinya sudah diuji dengan mainstream oleh Sky.

"Kamu takut?"

Lihatlah, Sky masih sempat-sempatnya bertanya hal tak berguna itu.

"MENURUT LO?!", pekik Sesha dengan setetas cairan langsung luruh. Heii, siapa yang tidak takut setelah melewati hal-hal yang dapat mengantarkan mereka, ke gerbang kematian?

Destiny Line [END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ