25 🔹Punishment

10.3K 900 2
                                    

Always Enjoy
Happy Reading
_________________________





Aura tak mengenakan mampu terus membuat kepala gadis manis itu terus menunduk. Dua pasang jemarinya saling memilin di bawah sana, untuk mengusir kegugupannya saat ditatap oleh manik elang, yang begitu tajam menatapnya.

Ia hanya bisa berdoa semoga saja tidak mendapatkan semprotan dari lelaki tampan di depannya, yang duduk di sofa panjang dengan kaki menyilang angkuh. Dirinya hanya mampu berdiri kaku di sini tanpa mau sedikitpun mengangkat kepala.

Sedikit pertanyaan muncul di kepala dan otak kecilnya. Ia rasa dirinya tidak melakukan sebuah kesalahan di sini. Dan anehnya kenapa ia harus ketakutan seperti seseorang yang baru kepergok mencuri. 'Ahh dasar Sesha goblok dan tolol!' Rutuk batin gadis itu di dalam hati.

"Lihat saya"

Sesha menelan ludah saat mendengar lantunan datar dari depan sana.

"Tidak punya telinga?"

sesha akhirnya memberanikan diri menatap Sky yang memberinya wajah angkuh itu.

"Mendekat"

Tubuh gadis itu sedikit tenang saat suara tadi sedikit berubah lembut. Ingat hanya sedikit. Karena tak mau membuat atasannya itu kembali marah, ia langsung menurutinya. Gadis itu berjalan lebih dekat.

"Lebih dekat"

Sesha menuruti saja. Gadis itu langsung berdiri tepat di depan Sky. Lelaki yang masih mempertahankan mimik angkuhnya itu berdiri dari duduknya. Sesha sedikit mundur memberi jarak.

"Emmm, kenapa Bapak memanggil saya?", tanya formal Sesha dengan nada kikuk. Dirinya terlalu canggung apalagi saat masih ditatap intens oleh atasannya tersebut.

"Siapa yang menyuruhmu tidak pergi ke perusahaan?"

"Ha? Emm Pak, saya sudah bilang kalau sekolah kami selama beberapa hari ke depan libur, dikarenakan sedang tanggal merah", jawab Sesha.

"Kamu praktek di sekolah atau di perusahaan saya?"

"Ya di perusahaan Bapak lahh", ujar bingung Sesha.

"Jadi yang libur itu sekolah kamu, bukan perusahaan saya", ujar datar Sky.

"Lohh pak, tapi kan memang seperti itu ketentuannya. Kalau kami masuk PKL itu tergantung kalander pak, kalau misalnya sedang tanggal merah, maka kami juga bakalan libur. Teman-teman saya yang praktek di tempat lain juga begitu pak. Lagi pun pak, ada anak lain yang PKL di sini. Mereka juga libur pak, kok cuman saya yang dipanggil ke sini", cerocos panjang lebar Sesha.

Gadis itu merasakan ketidakadilan pada dirinya sekarang ini. Enak saja cuman dirinya yang berdiri sendiri menghadapi atasannya itu.

"Yang atasan siapa? Saya atau kamu?", tanya tenang Sky.

"Bapak", jawab Sesha.

Sky mengangguk-angukan kepalanya. Tangannya ia sembunyikan di saku celana panjangnya.
"Bawahannya kamu bukan? Tugas bawahan yaitu menurut bukan? Dan tidak mengambil tindakan sendiri tanpa persetujuan atasan bukan? Lalu semua perintah atasan adalah mutlak, dan harus dituruti oleh bawahan. Juga tentunya jika melanggar akan mendapatkan ganjaran. Apa saya benar Lucyasesha?", tanya Sky.

Destiny Line [END]Where stories live. Discover now