23. [ Back ]

21.7K 2.4K 133
                                    

Gavin membuka kan pintu kamar untuk cavero yang menggendong sky. Cavero menidurkan sky pada kasur dengan hati-hati takut anak itu terbangun.

Gavin berkacak pinggang. "Sky demam, tangan nya memar, tubuh nya jadi kurus dan kau semudah itu memberi keringanan pada fany?!"

"Jangan membahas nya lagi atau kau pergi dari sini."

"Ck, seperti nya aku mempunyai dua pasien dirumah ini."

Gavin pergi untuk mengambil air hangat dan handuk di dapur, sedangkan cavero melepas pakaian yang melekat pada tubuh sky.

Mata cavero menyusuri lekuk tubuh sky jaga-jaga jika menemukan memar selain di tangan bocah itu. Kalau diperhatikan lebih dekat memang tubuh sky sedikit kurus.

Tangan cavero mengelus rambut sky dengan pelan. "Kamu melewati hari yang berat, baby? Maaf karena terlambat menjemput mu."

Seperti nya sky terlalu lelah dan kurang tidur, terlihat dari dengkuran halus dan tidak merasa terganggu sedikit pun.

Tidak lama Gavin datang ia memberikan  wadah kecil berisi air hangat dan handuk pada cavero. "Kau bersihkan tubuh nya, aku akan memasang infus."

Kedua pria dewasa itu seperti dua orang ayah yang bekerja sama. Mumpung sky tidur tidak akan di sia-sia kan oleh gavin. Karena jika bangun maka akan banyak drama sky menangis saat melihat jarum yang akan di tusuk ke tangan nya.

Gavin memegang tangan si kecil sedikit mengoleskan alkohol pada punggung tangan sky lalu dengan perlahan menusukan jarum pada vena, sky sedikit mengernyit dalam tidur nya namun tetap terlelap.

Kemudian Gavin menarik tourniquet. Setelah itu menutup area yang di tusuk dengan kasa dan terakhir menempelkan plester untuk mempertahankan letak jarum.

"Ternyata memasang infus saat anak nakal ini tidur sangat mudah." Ucap gavin bangga menatap tangan sky hasil tugas nya.

Cavero hanya melirik lalu berjalan ke arah lemari setelah menyelesaikan membersihkan tubuh sky, ia mengambil pakaian yang layak untuk putra nya lalu kembali ke kasur.

"Aku yakin dia akan heboh saat bangun nanti." Ucap cavero sambil membalurkan tubuh sky dengan telon.

Gavin tertawa pelan. "Itu sudah pasti.. Dimana kau menyimpan plester demam nya?"

"Di nakas."

Gavin segera beranjak menuju nakas tepat disamping kasur. Setelah menemukan apa yang di cari ia mengambil plester kompres itu melepas lapisan transparan lalu menempelkan pada dahi sky yang panas.

"Tidak parah kan?"

Gavin menggeleng pelan. "Untuk saat ini tidak ada yang membahayakan asal bocah ini rajin istirahat saja.. Walau terdengar mustahil," Kekeh nya.

Cavero menyetujui itu, sky sangat susah disuruh diam. "Kau bisa mengecek caessa sebentar di kamar kami? Kurasa dia sudah bangun."

Gavin mendengus kesal namun tetap menurut. Setelah kepergian gavin sekarang tertinggal cavero dan sky berdua.

"Papa harap kamu tidak mengompol sembarangan saat tidak dipakai kan diapers oleh wanita itu, sky." Gumam cavero sedikit mengangkat pinggul sky untuk memudahkan memasang diapers setelah mengoleskan cream anti ruam.

Setelah itu cavero memakai kan pakaian tebal seperti biasa kali ini oversize sampai tangan kecil sky tertelan lengan baju nya sendiri.

"Selesai."

🧸🧸🧸

Di tempat lain tepat nya di gedung sebuah kantor. Zergia uring-uringan di sofa yang berada di ruangan kaka nya.

SKY TRAPPED [END]Место, где живут истории. Откройте их для себя