13 | Danced with the devil

2.5K 335 375
                                    

Honda accord berwarna hitam itu berhenti di tepi jalan. "Aku akan menjemputmu disini, sejam lagi!" Vincent mengangguk dengan muram, ia keluar dan melangkah seratus meter sebelum mendapatkan pekarangan gedung The Kim's.

Terlihat asisten Ma di depan pintu utama dengan dahi mengernyit karena mendapatkan bosnya berjalan kaki. "Kenapa anda tidak menghubungi saya, Dirketur? Agar saya bisa menjemput anda." Vin hanya diam, tak terlalu memerdulikan asisten Ma.

Pria itu terus melangkah tergesah melewati lobi. "Ada hal yang mengganggumu, Pak Ma?" Keduanya telah berada di dalam lift. "Berita mengenai anda dan Nona muda, sedang menjalin hubungan telah beredar di media." Vin mengambil napas panjang, namun tidak merespon apapun hingga mereka berada di lantai 15.

"Apakah anda yakin itu saya? Sosok pria di berita itu tidak terlihat wajahnya, Pak Ma. Media tidak memiliki sesuatu untuk dijadikan berita sensasional, maka mengangkat rumor tak berdasar. Omong kosong apalagi yang mereka katakan?"

Vincent kini telah berada di balik mejanya.
"Anda memiliki apartemen untuk di tinggali bersama." Asisten Ma mengamati bosnya itu dengan seksama, yang kini sedang membuka pintu brankas di belakang meja kerja. Mengeluarkan beberapa berkas penting. "Mereka bisa menuliskan apapun sesuka hati, aku tak perduli."

Pak Ma hanya mengangguk, masih setia berdiri di depan meja bosnya. "Oh ya, Tuan besar dan Nyonya sedang menuju Seoul," Vincent menjeda gerakannya sebentar, mencerna apa yang asisten Ma sampaikan barusan. "Apakah sekertaris Ryu berada di mejanya?"

"Ryu Junkoo tidak hadir hari ini, Direktur." Pria Ma itu terus mengawasi bosnya.

Vincent menyalakan komputer di depannya dan tak mengalihkan perhatian dari layar komputer hingga ponselnya berbunyi. Sebuah pesan dari anonim terlihat di layar benda persegi tesebut.

"Waktumu cuma sejam sebelum mereka datang, pastikan semua datanya tersalin,"

Begitu bunyi pesannya. Vincent tidak membalas apapun, ia memasukkan ponselnya ke dalam saku dengan tenang. "Kau bisa kembali ke ruanganmu pak Ma." Asisten Ma mengerjap gugup. "Oh, ah-baiklah Direktur. Saya kembali dulu." Asisten Ma mengulum bibirnya sembari memutar tubuh dan melangkah keluar dengan ragu dari ruangan Direktur.

Alih-alih kembali ke ruangan, pria empat puluh tahun tersebut memilih ke pantry untuk membuat kopi. Ia tidak tahu mengapa perasaannya tidak enak dan menjadi sangat cemas. Karena itu ia pikir perlu mengkonsumsi sedikit kafein.

"Direktur muda sangat aneh," gumamnya sambil memandangi kepulan asap yang menguar dari kopi yang baru ia buat.

Tak lama ponselnya berdering. "Halo, asisten Ma. Kau dimana?" Sekertaris Ryu berteriak pada sambungan mereka. "Aku sedang membuat kopi, Tuan." balasnya. "Dimana Vincent Kim sekarang?" Ryu Junkoo terdengar panik. Ia seperti sedang berada di dalam mobil yang dipacu dengan luar biasa kencang, sebab desau angin terdengar amat berisik.

"Direktur di ruangannya."

"Bisakah kau lihat sebentar dan ajak bicara hingga aku datang, aku berada dua ratus meter dari The Kims. Sebentar lagi aku sampai."

"Baiklah!" Asisten Ma meninggalkan kopinya begitu saja di konter. Lalu berlari kembali ke ruangan Direkur. Namun saat mendorong pintu ruangan tersebut, ia tidak menemukan Vincent di sudut manapun.

"Tuan Ryu, beliau tidak ada di ruangannya."

"Cari kemana saja Pak Ma, jangan biarkan dia lolos." Asisten Ma mengernyitkan dahinya heran. "Bisakah anda memberitahu apa yang terjadi?" Ia bicara sambil terus mencari Direktur muda Kim. Dimulai dengan mendorong pintu toilet, masuk ke dalam smoking room, ke pantry sekali lagi, namun ia tetap tidak mendapatkan bosnya.

Lies, Secrets and Untouchable Stepbrother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang