5 | Concentement

2.3K 406 183
                                    

Vote dan komennya dong barbie khayangan, kalian mau updatenya cepat tydac?

.
.
.
.
.

Sudah hampir jam sepuluh malam.

Vincent keluar dari kamar rawat Junkoo dengan wajah datar.

"Kak, maaf!" Soyoung merasa menyesal, ia tidak sanggup memandang mata segelap jelaga milik Vincent.

Pria itu menghela napas kesal seraya mengamati Soyoung beberapa detik. Ia melepas jas dan menyisakan kemeja yang membalut lekat tubuhnya. "Pakai ini!" perintahnya ketus sembari mengulurkan tangan. "Cepat pakai!! Jika mengenakan gaun seperti itu lagi, jangan muncul di depanku dan apa kau tidak merasa dingin?" Soyoung mengangguk lemah dan mengambil jas milik kakak tirinya itu dengan raut menyedihkan.

"Tuan Ryu sudah siuman!" Seorang dokter muda yang sangat cantik menyusul keluar dan berdiri di samping pria Kim itu. "Ah, benarkah? Syukurlah, terimakasih Jian," ucap Vincent.

Soyoung melemparkan tatapan memelas. "Kau keterlaluan, kau tahu apa yang kau campurkan pada minuman itu?" Vincent mengusap wajahnya. Ia kehilangan kata-kata mengingat apa yang Dokter Jian sampaikan tadi di dalam. "Ji, sebaiknya kau katakan padanya tentang obat itu." Soyoung menggigit bibirnya kuat.

Dokter muda cantik yang dipanggil Jian itu tersenyum pada Soyoung dan mengusap lembut sisi lengannya. "Kau sepertinya mendapatkan cairan itu ilegal ya? Pemberian seseorang?" Soyoung mengangguk lesu. "Kau mencampurkan obat perangsang untuk sapi jantan, Soyoung. Untungnya belum lama dan belum terlambat melakukan pertolongan pertama. Jika sudah lebih dari empat jam, maka Tuan Ryu harus melalui proses operasi karena penis akan mengalami priapism atau ereksi berkepanjangan. Bisa sampai berhari-hari dan itu akan terasa menyakitkan karena darah dalam penis tidak mengalir dengan lancar. Jika dibiarkan akan merusak alat vital atau gangguan ereksi selamanya."

Soyoung memejam mata. Sungguh, itu terdengar sangat mengerikan. Dalam hati ia akan memukul Lee Eunji karena telah memberikan sesuatu yang berbahaya padanya atau jangan-jangan gadis Lee itu juga tidak tahu apa yang dia beli.

"Lalu bagaimana keadaan Jun sekarang Dokter?" Gadis itu hampir menangis karena panik. "Dia baik-baik saja, mungkin sekarang sudah siuman." Jian menoleh pada Vincent dan melebarkan mata. "Hei, kau terluka?" Dokter cantik itu mengambil tangan Vincent dan mengamati luka di buku-buku jari pria itu.

"Ini harus diobati. Ayo! Ikut ke ruanganku, Vin." Soyoung melirik sedih, rencananya adalah membangun cemistri yang baik dengan kakaknya dan karena kesemberonoannya malah membangun cemistri Vincent dengan wanita lain.

Pria itu mengalihkan perhatian pada punggung tangannya. "Ok baiklah." Ia dan Jian pergi dari sana meninggalkan Soyoung yang menghembus napas lelah.

"Sialan! Mungkin doa ibu selalu menyertaiku dimanapun berada bahwa aku harus benar-benar jadi anak yang patuh dan baik," gumamnya membuang muka ketika si Dokter muda dan Vincent masuk ke sebuah ruangan di sudut koridor.

Soyoung lantas memutar tubuh dan melangkah masuk ke ruang rawat Jun dengan wajah memberengut. Begitu masuk, Ryu Junkoo menoleh dengan lemah. Wajahnya masih pucat, Soyoung jadi merasa kasihan. Karena dirinya, pria itu hampir kehilangan keperkasaannya yang berharga.

Bibirnya bergetar. "Jun, maafkan aku!" Soyoung menghambur dan memeluk Junkoo yang tersenyum kecil. "Ak–aku tidak tahu seberbahaya itu. Astaga! Aku bisa gila." Ia menumpangkan kepala pada dada Jun. Merasa sangat menyesal karena itu adalah kesalahan fatal, merugikan orang lain dan beresiko besar. "Jangan lakukan hal berbahaya itu lagi, oke? Sama sekali tidak lucu dan kau bisa dipenjara jika saja orang lain yang kena."

Lies, Secrets and Untouchable Stepbrother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang