11 | Caretaker

2.8K 349 230
                                    

Shin Soyoung's

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Shin Soyoung's

Dokter Jian begitu cantik, ia tersenyum lembut. Mungkin dalam hatinya kerusuhan apalagi kali ini yang aku lakukan. Pikiran random muncul di kepalaku, apakah seharusnya pria seperti Vincent mendapatkan pasangan yang dewasa seperti wanita di depanku ini, bukannya seorang gadis kecil tidak hati-hati sepertiku.

"Halo, Soyoung?" Ia mengerjap mata karena mendapatkan Junkoo disampingku. "Ha—halo, Dokter," balasku meringis malu. "Ak–aku kali ini tidak sengaja Dok, aku bersumpah." Dokter cantik itu hanya tersenyum tanpa melemparkan pandangan menghakimi, ia kemudian menepuk punggung tanganku beberapa kali. "Tidak perlu cemas."

"Vincent alergi jamur, mungkin dia menyentuh atau memakannya tadi." Aku melebarkan mata.

"Ya, aku berinisiatif memasakkan makanan kesukaannya dan membawakan ke kantor untuk disantap bersama. Suapan pertama ia langsung merasa susah bernapas," ucapku terbata. "Begini, jadi tubuh tidak mengenali kandungan protein pada jamur, mereka begitu asing sehingga tubuh bereaksi melepaskan hormon histamin yang bertugas melindungi tubuh dari infeksi serta penyakit. Tapi jika tubuh membuat hormon tersebut secara berlebihan, itu akan menyebabkan pembuluh darah melebar. Dalam kasus Vincent aliran darah meningkat dan terjadi penyempitan pada paru-paru sehingga ia kesulitan bernapas." Aku menelan ludah dengan luar biasa payah. Kedua kali membuat orang hanpir kehilangan nyawa setelah Ryu Junkoo, sungguh tak berguna.

"Apakah kau tidak bertanya pada Vincent tentang makanan apa yang tidak bisa ia konsumsi?" tanya Jian. "Tidak Dok, aku telah bertanya dengan Papa. Aku pikir Papa pasti mengetahui apa yang tidak bisa puteranya makan. Lagipula Vin juga bertanya saat itu, namun aku memang begitu bodoh hanya mengatakan bahwa itu hanya jjampong seafood, tidak mengatakan ada jamur yang sangat banyak di dalamnya." Mataku berkaca-kaca karena sedikit merasa bersalah.

"Jangan sedih, dia tidak apa kok. Namun ke depannya, sebaiknya kalian memperhatikan makanan yang kalian makan. Aku akan memberikan resep obat ya dan kalian bisa mengambilnya dibawah." Aku mengangguk lemas dan permisi dari ruang dokter Jian setelah mendapatkan kertas resep.

"Bagaimana bisa seorang Papa tidak mengetahui tentang makanan yang tidak boleh puteranya konsumsi." Jun memutar bola matanya. Ia terdengar sedikit sebal.

Mereka menelusuri koridor rumah sakit untuk mencapai lift di sisi kiri. "Ya! Kalau menurutku sih itu hal wajar. Mereka tidak serumah sejak Vin berusia lima dan mereka juga tidak akur akibat perceraian itu." Pintu lift terbuka, keduanya melangkah masuk.

"Apakah kalian sudah menjadi sepasang kekasih?" tanya Jun menyipitkan mata, menyelidik puteri tiri bosnya itu yang kini berdiri tidak nyaman karena diamati segitu intensnya.

"Ke–kekasih apanya? Kan aku sudah katakan aku kemarin hanya tertarik secara seksual padanya, sekarang juga sudah tidak lagi. Aku telah berjanji cukup menjadi adik yang baik." Aku melirik pada Ryu Junkoo, pria ini pasti bermulut besar dan suka mengadu pada Papa Kim, maka itu aku merasa perlu merahasiakan hubungan kami.

Lies, Secrets and Untouchable Stepbrother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang