Chapter 4 Perpustakaan

7.1K 698 39
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-

Beomgyu duduk lesehan di lantai perpustakaan. Perpustakaan ini berada di pusat kota dan dibuka untuk umum. Beomgyu sangat senang berada disini.

Sebenarnya di rumahnya juga ada banyak buku, lebih tepatnya buku milik Jaehyun dan itu kebanyakan tentang ekonomi dan bisnis. Beomgyu tidak suka, rasanya Beomgyu ingin tidur kalau membaca buku itu.

Makanya otaknya butuh refreshing setelah seminggu terjebak di rumah karena tangannya yang luka. Mengingat itu membuat Beomgyu memutar bola matanya malas, kenapa mereka sangat posesif.

Untung tadi Sungchan ada urusan mendadak jadi harus balik ke kampus. Jadi dengan berat hati Sungchan meninggalkan Beomgyu sendirian. Tidak benar-benar sendiri kok karena di depan ada supir yang menunggunya kalau mau pulang.

Yah walau masih dijaga setidaknya Beomgyu masih bisa merasakan rasanya di perpustakaan pusat sendirian dan bebas memilih bahan bacaan.

Sebenarnya dia sedang mencari inspirasi untuk proyek lukis minggu depan. Minggu depan adalah ujian dan ia harus menyiapkan banyak ide untuk itu. Pasalnya dosennya itu bikin sakit kepala karena menyampaikan tema secara mendadak. Katanya sih untuk memgetes imajinasi.

"Permisi!"

Beomgyu refleks mendongak dan mendapati seseorang berdiri dengan tubuh kokoh dan wajah datar.

Beomgyu tersenyum canggung lalu melipat kakinya. Pasalnya sejak tadi ia tidak sadar sudah membentangi kakinya diantara rak menghalangi jalan.

"Maaf!" cicit Beomgyu.

Aura dingin nan menakutkan orang itu benar-benar membuat Beomgyu merinding. Bahkan ia tidak pernah setakut ini dengan orang sebelumnya.

Ia lebih terkejut saat orang itu tiba-tiba duduk disampingnya, duduk lesehan. Ia benar-benar tidak percaya. Dengan setelan jas rapi ia duduk lesehan, Beomgyu benar-benar tidak percaya.

"Kenapa?"

Beomgyu tersadar dan tepat saat itu manik mata mereka bertemu. Seperti tidak asing. Apa mereka pernah bertemu?

Beomgyu segera mengalihkan pandangannya. Entah kenapa pipinya jadi memerah dan dia salah tingkah. Biasanya juga ia dan saudaranya bermain saling pandang, yang berkedip duluan itu yang menang. Dan selama ini Beomgyu selalu menang.

Tapi tatapan kali ini, entah kenapa sangatlah berbeda. Seperti membangkitkan sesuatu yang selama ini terpendam dalam diri Beomgyu.

"Ah kakak mau disini ya, kalau begitu aku-" Beomgyu sudah akan bangkit, ingin rasanya ia berlari sajauh mungkin untuk sekarang. Rasanya kalau berdekatan dengan pria ini membuat jantungnya tidak aman. Dari tadi jantungnya berdetak dengan sangat amat cepat seperti mau loncat dari dadanya.

"Mau kemana?"

"I-itu a-anu a-aku-" Beomgyu jadi gelagapan sendiri saat tangannya di pegang. Ya kulit mereka bersentuhan dan menimbulkan sengatan listrik beberapa saat.

Apa ini? Apa dia manusia listrik? Apa dia mau membunuhku? Oh tidak jangan sampai ia mati dalam keadaan jelek, gosong, dan rambut terangkat karena terkena tegangan tinggi.

"Kamu kenapa hm?"

Dada Beomgyu berdesir, rasanya darahnya sedang mendidih saat ini. Ini tidak baik, sepertinya dia harus cepat pergi.

"Kamu tidak mengingat saya?"

Beomgyu menoleh bingung, rasa penasarannya sekarang jauh lebih tinggi daripada rasa ingin kaburnya. Apa benar mereka pernah bertemu?

Youngest Child || Jung FamilyWhere stories live. Discover now