Chapter 25: The Sleepover

5.9K 816 377
                                    

Hallo semuanya! Apa kabar semuanya? Siapa yang udah kangen #EiRaphael?

PPKM akhirnya sudah dilonggarkan, aku mulai WFO lagi HEHEHE tapi tetap jaga protokol kesehatan ya, kalau tidak penting jangan keluar rumah. Ayo vaksin supaya terbentuk herd immunity :D


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Some nights are made for torture, or reflection, or the savoring of loneliness

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Some nights are made for torture, or reflection, or the savoring of loneliness."

― Poppy Z.Brite

----------❅❅❅----------

EIRA's POV

"Sudah berapa lama kau menungguku?" tanya Raphael dingin, tatapan nyalangnya menatapku dalam, mengintimidasi setiap jengkal akal sehatku.

Namun malam ini tatapan itu tidak dapat membuatku mundur ketakutan seperti biasanya. Aku terlalu fokus memerhatikan sisi kemejanya yang sudah ternodai oleh bercak darah. Tidak hanya kemejanya, namun wajah, leher, dan telapak tangannya juga mengatakan bahwa malam ini aku kembali diingatkan siapa jati diri Raphael sebenarnya. Siapa monster yang tersembunyi dibalik kehangatan aneh yang selalu Eira rasakan saat bersama dengan pria ini.

"Apa yang terjadi padamu?" tanyaku nyaris berbisik, seolah aku bisa melakuinya dengan lengkingan suara besar.

Raphael mengejutkanku ketika ia meraih tanganku ada lengannya dan menyingkirkannya. "Jika kau mengira ini darahku, aku dengan senang hati berkata ini adalah darah para Russians." tegasnya untuk meyakinkanku.

Aku tidak langsung memercayai perkataannya, tidak setelah aku menyadari kain pada lengan atas—tempat noda darah yang semakin melebar itu berada—robek. Kuperhatikan baik-baik titik itu dan benar saja, sebuah luka mengerikan menganga lebar di antara lubang itu. Aku meringis, tanganku menyentuh lengannya hati-hati untuk mengamatinya lebih jelas. Apa ini luka sayatan pisau?

"Lengan atasmu terluka," air mataku terasa mulai menumpuk di pelupuk mata hanya karena melihat ini. Bagaimana mungkin pria di hadapanku ini bisa terlihat begitu santai dengan keadaannya saat ini? "Kenapa kau tidak ke rumah sakit? Luka itu harus segera diobati..." kataku pada Raphael sedikit memaksa.

Snow White and The Mafia - Book IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang