Part 31 : Startling

2.5K 200 2
                                    

Langit hitam semakin gelap menandakan hari yang sudah semakin larut. Grayson tampak mengisap putung rokoknya sembari memandangi foto Lucas di tangannya. Pria itu kini sedang berada di mansionnya. Ia duduk dengan mengangkat kedua kakinya ke atas meja.

"Anak haram yang malang. Semoga kau tenang di neraka," gumam Grayson sembari menyunggingkan senyum miringnya. Tetapi, jauh di lubuk hatinya ada sedikit perasaan merasa bersalah. Namun, Grayson menampiknya.

Pria itu bangkit merapikan kemejanya yang sedikit berantakan. Grayson menuju ke tempat perapian. Ia berniat akan membakar foto Lucas di perapian itu.

"Tuan," panggil Henry yang baru saja datang. "Ini minuman anggur yang Anda minta," sambungnya sembari meletakkan nampan yang berisi segelas anggur dan beberapa camilan.

Grayson mengurungkan niatnya untuk membakar foto Lucas. Ia kembali duduk di sofa dan langsung menyesap segelas anggur yang dibawakan tangan kanannya.

"Kau masih mengawasi adikku di rumah sakit, bukan?" ucap Grayson diangguki Henry.

"Ya Tuan. Nona Aluna masih bersama Nyonya Arqiella," jawab Henry berbohong dengan ekspresi datar.

Tiba-tiba, pandangan Grayson berbayang-bayang. Rasa kantuk luar biasa mulai menyerangnya. Pria itu menahan kantuknya dengan menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Henry yang melihat itu hanya diam.

"Terus awasi adikku. Jangan biarkan ia pergi sendirian!" titah Grayson sembari memegangi kepalanya.

"Ya Tuan! Apa Anda baik-baik saja?" Detik berikutnya, Grayson mulai terbaring begitu saja di sofa panjangnya. Henry yang melihat itu hanya menampilkan ekspresi datar. Ia mendekati Tuannya yang telah ia buat tak sadarkan diri. Henry mengecek keadaan Grayson mencoba menyadarkan pria itu, namun tidak berhasil. Itu berarti  obat bius yang dimasukkannya ke dalam gelas anggur Tuannya bekerja sangat cepat. Henry terpaksa melakukan itu karena ia sedang diawasi. Ia melirik ke arah samping kanannya, jarak sekitar seratus meter terdapat seorang pria dengan pakaian serba hitam sedang mengawasinya.

Henry mengeluarkan ponselnya dan mulai menghubungi seseorang.

"Tugasku sudah selesai. Sekarang, tepati janjimu! Bebaskan adikku dan jangan ikuti aku lagi!" ucapnya cepat sembari mengepalkan sebelah tangannya.

"Janji adalah janji. Datanglah ke gedung tua bekas pabrik kain ternama di kota ini. Aku yakin kau pasti tahu tempat itu," jawab seseorang di seberang telepon.

Setelah mendengar itu, Henry langsung mematikan sambungan telepon sepihak. Ia bergegas pergi menuju mobilnya untuk menyelamatkan sang adik. Sedangkan seorang pria yang mengawasi Henry tadi, langsung melancarkan aksinya. Ia mengikat Grayson dengan kuat dan membopongnya ke arah garasi. Pria itu adalah Andrew, tangan kanan Jackson. Andrew langsung memasukkan Grayson ke dalam bagasi mobil milik Grayson. Tak lupa ia menutup kembali bagasi itu dan menghancurkan kunci mobil lalu membuangnya. Sebelum ia benar-benar pergi dari mansion itu, Andrew menghapus semua rekaman CCTV.

Deru mesin mobil terdengar di sepanjang jalanan sepi Kota Milan. Sebuah mobil berkelas anti peluru tampak melaju dengan kencang seolah tengah berada dalam arena balap. Kaca spion tengah mobil itu menampakkan kedua mata tajam sang pengemudi. Di atas dasboard mobil itu terdapat sebuah hiasan berbentuk ular yang menampakkan taringnya sama seperti bentuk tato di punggung tangan kirinya. Tepat di sebelah hiasan itu, ada sebuah figura foto berukuran kecil yang menampakkan seorang pria dan wanita. Foto itu adalah foto Henry sendiri bersama sang adik, Megan.

Mobil hitam canggih itu melaju sangat kencang. Henry sama sekali tidak menurunkan kecepatannya. Sekitar lima belas menit waktu yang digunakannya di jalanan, kini akhirnya ia telah sampai di tujuan. Pria itu memarkirkan mobilnya di sembarang arah. Ia langsung bergegas keluar mobil dan mencoba masuk ke dalam gedung tua bekas pabrik kain di depannya ini.

My Mafia Husband [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang