Part 21: Something Else

2.8K 197 13
                                    

Madrid, Spain | 20:37 p.m

Di sebuah pasar malam yang begitu besarnya di pusat Kota Madrid, Lucas dengan gembiranya bermain berbagai wahana di sana. Aluna dan Allard yang menemani bocah itu ikut tersenyum melihat keantusiasan Lucas. Senyum bocah itu tidak pernah pudar. Kali ini, Lucas bermain permainan menembak sebuah boneka yang dengan lincahnya bergerak ke sana kemari.

"Mommy lihat! Lucas akan memenangkan boneka Penguin itu untuk mommy!" ucap Lucas sembari menerima pistol mainan berisi peluru bola kecil dari pemilik wahana itu. Allard yang memerhatikan putranya membidik sasaran di depannya itu terkekeh kecil. Berkali-kali Lucas mencoba menembakkan peluru bola kecil itu tepat ke sasaran, selalu gagal dan tidak ada satu pun yang kena. Lucas langsung mendesah kecewa karena merasa gagal memenangkan permainan itu untuk memberikan sang ibu boneka Penguin.

"I'm sorry mommy. I failed," kecewa Lucas pada dirinya sendiri. Bocah itu menjadi murung.

"Umm sweetheart, it's okay! Tidak apa, nak. Bagaimana jika kita coba permainan lain?" hibur Aluna mengusap kedua pipi putranya. Lucas menggeleng lemah.

"No mommy. Lucas tidak mau mengecewakan mommy lagi," lirih bocah itu menundukkan kepalanya.

"Hey sweetheart, Lucas tidak boleh begitu. Menyerah sebelum mencoba itu namanya pesimis. Lucas tidak akan pernah tahu hasilnya jika tidak mencobanya. Jangan takut gagal dulu sweetheart. Kegagalan bukan akhir dari semuanya," kata Aluna memberi nasehat.

"Seorang yang mudah menyerah adalah pecundang. Mereka sama saja seperti sampah. Tidak berguna," sahut Allard dengan mulut pedasnya. Aluna yang mendengar itu hanya tercengang. Bisa-bisanya pria itu berkata begitu dengan putranya sendiri. Aluna tidak habis pikir. "Pria sejati adalah pria yang tidak mudah menyerah. Jika kau gagal kau harus berusaha lakukan apa saja sampai kau berhasil. Tetapi, tentu saja tidak dengan cara curang," sambung Allard memberikan beberapa lembar uang untuk pemilik permainan itu lagi.

"Perhatikan aku!" titah Allard pada putranya.

Allard langsung mengatur pistol mainan itu. Ia mengisi beberapa peluru bola kecil. Pada hitungan ketiga, permainan dimulai. Dengan gesit dan santainya Allard menembakkan semua pelurunya ke arah semua sasaran di depannya. Lucas yang melihat itu langsung berdecak kagum. Begitu juga dengan penjual yang ternganga melihat keahlian Allard. Aluna pun sama, ia tercengang melihat keahlian suaminya. Tidak perlu bingung, itu hal kecil bagi Allard. Ia pernah menghadapi musuh asli yang menjadi sasarannya di setiap baku tembak yang ia lalui.

Tembakan terakhir, Allard berhasil memenangkan permainan. Semua sasaran telah selesai dilumpuhkannya. Ekspresi wajah Allard datar. Ia meletakkan pistol mainan itu di sembarang tempat sembari menatap putranya.

"Amazing!" puji Lucas.

"Pilih apa saja hadiahnya yang kau mau," ucap Allard. Lucas pun berjengkit kesenangan. Aluna yang mendapati putranya tersenyum lagi merasa senang.

"Lucas mau boneka Penguin itu!" seru bocah itu dan penjual itupun langsung mengambilkan boneka menggemaskan yang ditunjuk. Ia memberikannya dengan senyum tulus pada Lucas.

"Ini dia! Terima kasih sudah bermain," ucap penjual itu. Lucas menerima boneka itu dengan antusias.

"Mommy this is for you, from me and from daddy!" kata Lucas sembari memberikan boneka Penguin itu pada Aluna.

"Thank you, sweetheart!" jawab Aluna menerima boneka itu.

"Mommy! Ayo naik roda berputar itu!" Lucas menunjuk wahana bianglala yang sangat cantik.

"Itu namanya bianglala. Ayo!" Aluna menggandeng tangan suaminya berniat mengajak pria itu juga. Lucas lebih dulu berlari ke tempat antrian masuk. Jauh dalam lubuk hati Allard, ia sedang berbunga-bunga saat istrinya menggandeng lengannya.

My Mafia Husband [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang