Part 8 : Perplexed

3.5K 239 8
                                    

Sepasang sepatu pantofel hitam terlihat baru saja berhenti tepat di sebuah daerah yang sangat terpencil jauh dari perkotaan. Grayson tampak melepas kacamata hitamnya dan mengamati sebuah bangunan di depannya yang sudah hancur karena hangus terbakar.

"Jadi di sini tempat Alunaku dulu tinggal setelah insiden empat tahun yang lalu?" gumam Grayson.

"Ya Tuan," sahut Henry.

"Cari benda apa saja yang berhubungan dengan Alunaku di sekitar sini. Siapa tahu masih ada yang bisa kuteliti," titah Grayson pada Henry dan beberapa anak buahnya yang lain.

"Siap Tuan!"

Mereka langsung berpencar berusah mencari sesuatu di kawasan itu. Tentu saja Grayson tidak hanya diam menunggu, ia juga ikut mencari. Saat berjalan, Grayson tidak sengaja menginjak papan kayu yang di bawahnya terdapat potongan kertas. Dibukanya papan itu dan ternyata potongan kertas itu ternyata adalah sebuah foto lama yang sebagiannya sudah terbakar.

Grayson mulai meneliti foto itu yang terlihat seperti gambar seorang bayi perempuan, namun sudah tidak jelas lagi gambarnya karena bekas terkena kobaran api.

"Tuan!" panggil Henry yang berlari kecil ke arah Grayson. Grayson pun menolehkan pandangannya. "Saya menemukan ini, Tuan." Henry memberikan sebuah kalung yang sudah kotor pada Tuannya. Grayson menerima dan menatap kalung kotor itu. Kalung yang bertuliskan nama Aluna.

"Ini adalah kalung yang kubelikan khusus untuk Aluna saat aku berada di Yunani. Hadiah yang kuberikan padanya saat ia berusia tujuh belas tahun," kata Grayson mengusap kalung bertuliskan nama Aluna itu. "Sudah! Aku tidak akan membuang waktuku lagi. Setelah ini aku akan langsung menjemput Alunaku tidak peduli apa pun bahkan jika ia tidak mengingatku aku tidak peduli!" seru Grayson mengepalkan tangannya kuat-kuat.

/

New York City | 10:43 a.m
Mansion Dominic.

Di tempat keberadaan Aluna saat ini, perempuan dewasa itu tampak sedang mengupaskan buah apel untuknya dan juga Lucas di meja makan. Lucas memandangi ibunya dengan senyumannya yang manis.

"Mommy kemarin Lucas ada lihat boneka action figure terbaru dari avengers di televisi. Lucas boleh beli tidak mom?" mohon Lucas mengeluarkan puppy eyesnya.

"Mommy akan mengizinkan jika daddy mu mengizinkannya. Lucas nanti bilang sama daddy dulu ya," sahut Aluna lembut. Ia meletakkan buah apel yang sudah dikupasnya ke atas piring khusus dan memberikannya ke hadapan Lucas.

"Where's daddy, mom?" tanya bocah itu lagi sambil mengunyah buah apelnya.

"Here!" seru suara bariton dari ambang ruang makan. Tentu saja itu suara Allard. Pria itu langsung mengambil duduk di sebelah istrinya.

"Daddy, Lucas boleh tidak beli action figure terbaru dari avengers?" pinta Lucas takut-takut menatap ayahnya.

"Untuk apa?" sahut Allard datar. Aluna yang mendengar sedikit mengerutkan kening. "Jika tidak penting tidak usah. Mainanmu sudah banyak," sambung pria itu membuat Aluna terkejut. Lucas langsung menundukkan pandangannya. Aluna menyentuh punggung tangan suaminya membuat Allard menoleh ke arahnya. Istrinya itu seperti memberikan kode berupa tatapan mata padanya. Allard pun menarik napas panjang.

"Kau terlalu memanjakannya," ucap Allard pelan. Setelah itu, ia mulai menatap putranya kembali. "Baiklah kau boleh membelinya. Tapi nanti, tidak sekarang," ucapnya pada Lucas dengan mada dingin. Bocah empat tahun itu pun langsung berbinar kesenangan.

"YAY! Thank you daddy!" jawab Lucas. Aluna pun tersenyum senang melihat Lucas yang kegirangan.

Detik berikutnya, asisten pribadi Allard datang tergesa-gesa menghampiri Tuannya. Aluna yang melihat kembali mengernyitkan kening bingung.

My Mafia Husband [COMPLETE]Where stories live. Discover now