Part 11 : About Grayson and Jackson

3.3K 227 2
                                    

Roma, Italy | 22:40 p.m
Gemelly Hospital.

Grayson tampak berlari tergesa-gesa keluar mobil begitu mobil yang dinaikinya berhenti di depan pintu masuk rumah sakit. Di sepanjang lorong rumah sakit, ia langsung ke ruang ICU tempat seseorang yang sangat disayanginya di rawat. Di depan ruang ICU itu sudah berdiri seorang dokter pribadi menatap kondisi pasien ICU itu dari luar melalui jendela pembatas.

"Bagaimana kondisinya?" tanya Grayson panik. Dokter wanita itu sedikit tersentak melihat kehadiran Grayson, tetapi setelahnya ia menampilkan raut sedih.

"Memburuk. Jantungnya sempat berhenti, tetapi masih bisa diselamatkan. Perkiraan masa bertahan pasien sekitar satu minggu paling lama. Jika pasien bisa tetap bertahan hidup lebih dari itu adalah sebuah keajaiban," tutur dokter itu menjelaskan. Grayson menundukkan kepalanya sambil mengepalkan tangannya kuat-kuat.

"Cedera kepala berat pasien membuat trauma parah hingga ke pendarahan otak. Kecil kemungkinan pasien dapat sehat kembali normal," sambung dokter itu menjelaskan.

"Boleh saya masuk ke dalam?" tanya Grayson diangguki dokter itu.

"Silakan, tetapi harap patuhi ketertiban," ucap dokter itu. Grayson pun langsung melenggang masuk ke dalam Ruang ICU itu. Ia mengenakan pakaian steril yang disediakan.

Kaki Grayson melangkah perlahan menghampiri seorang wanita yang terbaring di atas brankar. Di ruangan steril itu, hanya terdetak bunyi alat monitor. Suasana sangat sunyi. Grayson diam memandangi pasien wanita itu dengan datar. Tanpa sadar, setetes air matanya turun begitu saja melewati pipinya.

"Maaf. Maafkan aku karena meninggalkanmu ke New York," lirih Grayson tersenyum getir. Ia menyentuh punggung tangan wanita itu yang terpasang alat infus dengan perlahan dan sangat berhati-hati. "Bukalah kedua matamu. Aku sangat merindukanmu. Apa kau tidak merindukanku di sini?"

Grayson menghapus air matanya yang menetes lagi. Ia mengambil sesuatu di saku bajunya. Tampaklah sebuah kalung cantik bertuliskan nama Aluna yang terukir indah.

"Aluna. Seandainya aku lebih dulu menemukanmu, sekarang pasti kau ada di sini menemaniku," gumam Grayson mengusap kalung Aluna. "Semua ini terjadi karena Allard. Bajingan itu memang pembawa masalah. Aku akan membalas dendamku dan mendiang ayahku padanya!"

/

New York, US | 17:40 p.m

"MOMMY!" seru Lucas riang memanggil ibunya. Aluna yang sedang membantu para maid menyiapkan makan malam itu pun sedikit terkejut.

"Hey sweetheart, kau sudah mandi?"

"Sudah mommy," sahut Lucas tersenyum. Aluna mengangkat Lucas untuk mendudukkan bocah itu ke salah satu kursi makan.

"Mommy, hari ini kita makan apa?"

"Banyak sweetheart. Ada aneka seafood dan lainnya," ucap Aluna.

"Seafood? YAY! Lucas mau udang goreng!" Aluna terkekeh melihat keantusiasan Lucas.

Detik berikutnya, Allard datang sambil menaikkan tangan kemejanya sampai ke batas siku. Ia mengecup pipi Aluna dengan cepat dan langsung menuju ke kursi utama. Aluna yang mendapat perlakuan tiba-tiba itu wajahnya langsung bersemu merah.

"Kau tadi darimana?" tanya Aluna dengan suara anggunnya.

"Markas. Mengurus sesuatu," sahut Allard.

"Mommy tadi saat Lucas pergi jalan-jalan sama Aunty, Lucas ketemu sama temennya Aunty Riley. Namanya Jack," ucap Lucas dengan polosnya. Allard yang mendengar itu melebarkan kedua matanya.

My Mafia Husband [COMPLETE]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon