Empat

1.5K 329 120
                                    

"Meskipun gue kaya tapi jiwa-jiwa miskin. Kita di haruskan hidup sehat. Dan jangan lupa makan seperti daging ayam dan sapi yang kaya akan protein. Yaa walaupun hanya sari patinya saja." (Merliana)

" (Merliana)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
Darrel

Sebelum baca vote dulu!
Di harapkan komen setiap part okey!

"Ra, lo tahu?" tanya Darrel.

"Gue tempe."

Darrel menepuk-nepuk kepala Ara gemas. "Gue demen nih polos-polos minta di tabok."

"Apa?" ketus Ara.

"Yaelah masih Sakit hati."

Ara terdiam menatap Darrel lalu setelahnya cewek itu menangis histeris. "Gue sakit hati. Harusnya gue yang mutusin dia, bukan dia yang mutusin gue. Kan periiiiih."

"Tunggu-tunggu, lu punya hati?"

"Gak ada. Adanya ampela,"

"Kalau otak?"

"Lagi di cas," balas Ara sebal.

"Sekarang pake otak mana?"

"Otak cadangan, barusan minjem punya tetangga."

"Jangan lupa di balikin,"

Obrolan yang di buat Darrel sungguh tak ada manfaatnya, dan bodohnya Ara mau-mauan membalas ucapan Darrel.

"Tadi di rumah gue ada kupu-kupu, kata orang bakalan ada tamu." kata Darrel bertanya dengan sungguh.

"Zaman sekarang masih percaya tahayul."

"Tahayul? Yang kepala nya botak?"

"Tuyul bangsat!" geram Ara dengan gigi gemulutuk.

"Jahat! Tuyul di bangsatin,"

"Bukan tuyul yang bangsat! Tapi lo yang bangsat hih,"

Ara menggelengkan kepalanya. Mengambil handpone di nakas, gadis itu seketika mengeluh.

"Kenapa?" tanya Darrel.

"Vocher gue abis,"

"Ohh kebetulan banget,"

Darrel HandsomeWhere stories live. Discover now