(32) Sebuah Ungkapan

1.5K 107 41
                                    

Selamat Membaca 🔩🥗♥️
-
-
-

Aku memang tidak duduk di tempat pertama kali kau mengajakku menatap bintang-bintang.
Saat itu kau fokus pada bintang-bintang dan berharap salah satu dari mereka jatuh.
Tapi, aku menganggapmu sang rembulan yang senantiasa bersinar meskipun gelap menyelimuti.
Aku lupa tidak menanyakan kabarmu.
Bagaimana kabarmu sekarang?
Apakah ada orang yang menyayangimu seperti yang kami lakukan?
Apa ada orang yang berbuat jahat padamu?
Apa terbesit keinginanmu untuk sekedar singgah?
Apa kau merindukan semua orang?
Seperti kami yang merindukanmu?
Ahh aku berharap kau segera pulang.
Aku ingin mengajakmu menikmati senja, menatapi bintang-bintang dan rembulan kala hari berganti gelap.
Aku merindukanmu Uzumaki Boruto.

~Uchiha Sarada

Sarada menutup buku diary miliknya. Matanya menatap ke atas. Suasananya sama saat Sarada dan Boruto memandangi langit malam waktu itu.

Gadis manis bersurai raven itu menyeruput teh hitam dalam cangkir yang masih sedikit hangat itu perlahan. Sarada menikmati suasana di depan rumahnya. Dia hanya duduk di pekarangan rumah miliknya.

"Apa yang sedang kau lakukan Boruto?" tanyanya pada sang angin.

Wushhhhh

Angin berhembus seolah menjawab pertanyaannya yang bahkan tak mampu di dengar oleh Boruto. Dia berharap angin itu mampu menyampaikan rindunya.

-----------

Tidak terasa sudah satu setengah bulan sudah Boruto pergi meninggalkan desa. Suasana desa tetap sama tidak ada yang berubah. Misi tetap berjalan sama seperti sebelumnya. Sarada, Mitsuki dan Konohamaru terpaksa menjalankan misi dengan tim 3 orang. Selama itu pula Kawaki selalu berusaha mendekati Sarada yang hanya di tanggapi dengusan oleh gadis itu. Himawari yang menjadi lebih sering menangis. Dia ingin pulang cepat karena merindukan kakaknya itu. Tapi setelah pulang kakaknya malah sudah tidak ada di desa. Pencarian yang dilakukan pun sia-sia tidak ada yang bisa menemukan keberadaan Boruto.

"Sarada!" panggil Chocho yang melihat Sarada hanya melamun memandangi hamburger di depannya. Pikirannya melayang merindukan sosok kuning yang sangat menyukai hamburger itu.

"Sarada!" Chocho memanggilnya sekali lagi dengan menepuk pelan bahu gadis yang ada di sampingnya itu.

"Ehhh, Chocho!" kaget Sarada selanjutnya dia menggigit hamburger itu dan mengunyahnya perlahan.

"Kau sedang memikirkan apa Sarada?"  tanya Chocho.

"Apa yang sedang di lakukan Boruto? Apa dia baik-baik saja." kata Sarada setelah menelan hamburger kemudian tangannya menggenggam erat hamburger itu.

"Kau harus percaya Boruto baik-baik saja, Sarada!" kata Mitsuki yang baru saja tiba.

"Mitsuki!" ucap InoShikaCho dan Sarada bersamaan.

Mitsuki tersenyum dan menaruh nampannya di meja. Dia mendudukan dirinya di samping Inojin setelah Shikadai menggeser tempat duduknya.

"Boruto kenapa tidak mengatakan apapun jika dia mendapatkan ancaman seperti itu."  kata Inojin setelahnya menyeruput minuman di tangannya.

"Boruto selalu saja ingin menyelesaikan semuanya sendiri. Dia tidak mau jika ada orang lain yang terluka hanya karena dirinya." ucap Sarada sedih.

"Huh, Boruto tidak pernah berubah sejak dulu." kata Chocho menimpali dengan memasukkan semua hamburger yang tersisa di tangannya.

"Mendekusai. Dia selalu saja merepotkan." kata Shikadai mendengar nama Boruto selalu di sebut dari tadi membuat dirinya gatal ingin pergi keluar desa dan menyeret Boruto pulang.

Lightning Moon ☑️Where stories live. Discover now