Gustavus merupakan kota kecil yang selalu dingin. Banyak legenda beredar bahwa kota ini merupakan tempat tinggal bagi para entitas yang berbahaya. Namun, orang-orang di Gustavus selalu membantah legenda tersebut, itu hanya omong kosong belaka, begitu juga dengan Grace sebelum ia menjumpai segerombolan orang dengan sorot yang berkilat-kilat. Grace menyadari bahwa Gustavus memiliki rahasia kecil di dalamnya. Seringkali ia menjumpai segerombolan orang yang membicarakan hal asing. Semua kejanggalan ini semakin menguat, saat ia bertemu dengan Sean Harrison. Secara tiba-tiba pria itu datang ke tempat kerjanya dan mulai mengucapkan mantra penolakan pada dirinya. Melihat tidak ada reaksi yang diberikan oleh Grace, Sean semakin murka. "Apa kau tidak merasakan apa pun?! Katakan padaku kalau kau merasakan sesuatu!" Grace melepas paksa cengkeraman tangan Sean di bahunya. Lalu menatapnya dengan tatapan tidak suka. "Ya, ada. Kau membuatku marah, enyah dari hadapanku!" Grace berjalan menjauh meninggalkan Sean yang berdiri mematung. "Kau, manusia kotor! Mulai sekarang jangan pernah berani muncul di hadapanku lagi!" "TANPA KAU MINTA AKU AKAN MELAKUKANYA DENGAN SENANG HATI!" Grace sendiri heran mengapa pria itu marah tanpa alasan. Namun, ia dengan senang hati akan melakukan hal tersebut. Berbanding terbalik dengan Grace, Sean dibuat marah dengan takdirnya. Ia adalah seorang Alpha, pemimpin yang akan berkuasa di pack satu-satunya yang masih tersisa di bumi. Dan ia malah ditakdirkan bersama seorang gadis yang notabene adalah manusia yang bahkan belum sepenuhnya dewasa. Di sinilah cerita pun dimulai, seorang alpha yang menolak takdirnya dan seorang gadis dewasa muda, serta Gustavus dengan segala rahasia yang disembunyikan di dalamnya. Design cover by : Art_Dream (Pixabay)