"Aku tahu Lynne, aku tahu. Aku hanya menyukainya, hanya itu. Aku tak berniat mengambil Darrien dari Iris." "Emily, bukan begitu maksudku. Emily. Emily, dengarkan aku dulu." Emily berlari menuruni tangga mengabaikan panggilan Lynne. Sungguh demi nama Tuhan, Emily tak berniat merebut Darrien dari Iris. Emily tentu tahu sesempurna apa seorang Iris, sang idola sekolah. Darrien tak mungkin meninggalkan Iris untuk dirinya. Lagipula Emily berteman dekat dengan Iris, hanya saja ia terlambat mengetahui bahwa Darrien dan Iris berkencan. Jika saja ia tahu sejak lama, ia pasti menahan hatinya agar tak jatuh pada pesona Darrien. Bukan salahnya karena mencintai Darrien. Bukan salah Iris maupun Darrien pula yang telah menyembunyikan status mereka. Tidak ada yang salah tentang cinta. Emily tentu ingin menghapus perasaannya pada Darrien. Namun, tak semudah itu menghapus rasa yang sudah ia rasakan 1 tahun kebelakang. Emily terus menerus bertanya pada dirinya sendiri, mengapa ia sangat sulit melupakan Darrien dan melihat ketulusan Jeff, teman masa kecilnya yang rela meninggalkan tanah kelahiran mereka hanya untuk mengikuti Emily berkuliah di London.