Quatrième

11 4 0
                                    

Jeff sedang memasak sarapan untuk dirinya dan Emily saat ia mendengar sebuah melody yang berasal dari pintu penthouse Emily, menandakan bahwa password smartlock yang dimasukkan benar.

"Oh my Godness. aku lelah sekali, huh," keluh Emily setelah merebahkan tubuhnya di sofa.

"Wajar kau lelah setelah berolahraga Em. Kemarilah aku sudah memasakkan Khao Tom Goong untuk kita. Aku baru mencoba resep ini, semoga kau suka."

Mendengar nama makanan yang begitu asing ditelinganya membuat Emily segera beranjak dari tempat nyamannya dan berjalan ke arah meja makan. "Is this soup?" tanyanya

"No, this is porridge. Thailand porridge," jawab Jeff sembari tersenyum.

"Is it good? I mean, aku seperti melihat sup nasi dengan toping udang dan jamur. Meskipun caramu menata susunan makanan ini cukup baik tapi ini tampak tak meyakinkan." Mendengar itu senyum Jeff luntur begitu saja.

"Seriously Emy? Kau meragukan seorang mantan siswa tataboga?! C'mon girl, that's hurts me," sentak Jeff mendengar kritikan Emily.

"Okay, okay, I'm trying. You don't need to be that dramatic, Jeff. Awas saja jika tidak enak," sahut Emily. Sedangkan Jeff, ia mengabaikan ucapan Emily dengan kembali ke dapur untuk membuat kopi. Morning coffe is never wrong, right?

Emily mengaduk bubur dihadapannya memastikan seberapa kental bubur itu, tentunya juga untuk memastikan bahwa bumbu didalamnya sudah tercampur dengan sempurna. Konsistensi bubur ini cukup kental untuk ukuran sup namun sedikit lebih cair dari bubur yang ia biasa temui di China town,

Perlahan Emily mengangkat sendok buburnya, mengarahkan kearah mulutnya. Jeff yang berpura – pura mengabaikan Emily sesekali melirik Emily dari posisinya, memastikan gadis itu mencoba masakan yang baru ia pelajari ini.

"Hmm, lumayan. Aku suka konsistensi buburnya, tidak terlalu padat dan tidak terlalu cair. Bumbunya juga cukup pas di lidahku." Emily terus menyuap sembari memberikan pendapatnya mengenai masakan yang Jeff buat.

"Hei Jeff, kau mendengarku atau tidak? Aku sudah memberikan pendapatku mengenai resep yang kau coba dan kau mengabaikanku?" bentak Emily saat matanya menangkap bahwa Jeff dengan sengaja terus menerus membuat kesibukan dan mengabaikannya.

Jeff terus saja melakukan apapun didapur untuk membuat Emily kesal padanya. Ia masih tidak terima Emily meragukan kemampuan memasaknya. Meskipun Ia seorang pria, ia lebih mahir memasak daripada Emily. Gadis itu bahkan tak bisa membuat mie instan dengan sempurna. Berani sekali Emily mengkritik masakannya bahkan sebelum mencobanya.

"Aaww!!" teriak saat merasakan sakit di bagian belakang sebelah kanan kepalanya diikuti dengan dentingan sendok yang jatuh mengenai keramik. Menyadari siapa yang berani melemparnya, Jeff menolehkan kepalanya memberi tatapan tajam pada Emily.

"Kau dulu yang memulai dengan mengabaikanku saat aku memberikan pendapatku tentang makananmu," ucap Emily dengan nada tinggi.

"Oh ya? Darimana kau tahu aku mengabaikanmu? Aku tidak merasa mengabaikanmu. Nyatanya telingaku dan otakku masih bisa menangkap gelombang suara yang lebih mirip suara deritan pintu milikmu," balas Jeff diikuti gerakan tangannya yang menyilang di depan dada.

"Kau!!"

"Apa?! Kau sudah tidak memiliki kata – kata untuk berdebat denganku?"

"Astaga Jeff, aku sudah memuji masakanmu dan kau membalasku dengan ini?! Kemari kau, Anehh," balas Emily dan berlari menagkap Jeff saat lelaki itu mulai beranjak darii tempatnya. Untungnya Penthouse yang ia tempati ini cukup besar sehingga cukup untuk adegan kejar – kejaran mereka. Ditambah dengan peredam suara dilantai sehingga penghuni di lantai bawah tidak akan terganggu dengan suara langkah kaki mereka.

"Jeff! Berhenti disana atau—"

"Atau apa? Kau akan menangkapku? Kemari dan coba saja," goda Jeff. Mereka terus berlari hingga...

Brak! Brak! Brak!

"JEFFERRYYY BERANINYA KAU MENGUNCIKU DI KAMAR MANDI!!!!!"

"Apa ada orang didalam? Sepertinya aku mendengar suara dari dalam." Jeff menggoda Emily dari depan pintu kamar mandi. Jeff berhasil mengalihkan fokus Emily sehingga dirinya bisa mengurung gadis itu di dalam kamar mandi.

"JEFFERYY, LIHAT SAJA AKU AKAN MENGADUKAN HAL INI PADA PAMAN AGAR KAU DIHUKUM NANTI!!!" teriak Emily sembari terus menggedor – gedor pintu berbahan kayu itu.

"Okay aku akan menunggu hari itu tiba, sementara itu kau tetaplah disana ya, jangan lupa mandi! Aku akan kembali setelah menyelesaikan sarapanku, see ya,"

"JEFFERRRYYYY!!!!"

***

"Tidak tahu malu, bajingan, otak udang, lutut babi, kotoran monyet. Kau ini belajar sopan santun tidak? Ini rumahku, mengapa kau yang lebih berkuasa disini?" ucap Emily menggebu – gebu setelah Jeffery membukakan pintu kamar mandi untuknya. Yang benar saja, ia harus benar benar berdiam diri dan duduk di closet selama 1 jam. Beruntung ia tidak tertidur di kamar mandi.

"Well, Bibi Alice mengatakan agar aku menganggap ini sebagai rumahku sendiri. Jadi jangan salahkan aku," jawab Jeff santai sambil memakan keripik kentang yang ia dapatkan dari lemari dapur Emily.

"By the way, cake ini cukup lezat, dimana kau membelinya?"

"OH MY GOD, JEFF!!! AKU SECARA KHUSUS MEMINTA KEPADA GRIZELLE UNTUK MEMBELI Hagi no Tsuki INI SAAT IA PERGI JEPANG DAN KAU MENCURINYA, BAHKAN SEBELUM AKU MENYENTUH ISINYA??!!" 

CHERISHWhere stories live. Discover now