Kata orang, menanti adalah hal yang hanya bisa dilakukan oleh segelintir manusia bijaksana saja. Berurusan dengan waktu bukanlah hal mudah. Manis-manisnya, mereka dapat menerima timbal balik sepadan atas penantian selama ini. Dan bagian terburuknya, saat sebuah penantian tersebut tidak memiliki ujung pasti hingga entah sampai kapan mereka rela menahan diri. Sayang, opsi kedua harus jatuh kepada Sean Cakrawala, lelaki yang eksistensinya selalu tercatat dalam benak penduduk rumah sakit setiap hari Selasa sejak dua tahun lalu. "Tuh, pacar saya!" Akan tetapi, sejak seorang gadis bersurai cokelat tiba-tiba menunjuk dan mengakui Cakra sebagai kekasihnya, semua hidup kelabu yang ia jalani berubah. "Bukan, saya bukan pacarnya." "Oh iya bener, maaf lupa! Dia udah jadi tunangan saya, ini buktinya." "Flo!" "See? Dia bahkan tau nama depan saya." Entah menjadi warna apa kehidupan yang akan Cakra lalui nanti. Jelasnya, ia akan mengingat wajah menyebalkan gadis yang dengan bangga memamerkan cincin berlian di hadapan banyak orang dengan senyum kemenangan itu. Flora Falguni. Gadis mungil--sedikit gila--si pengabdi toko bunga yang tanpa sadar mulai memporak-porandakan pikirannya setiap malam, dan sedikit demi sedikit menghancurkan lapisan keras hati yang terlanjur membeku sedari dulu.
6 parts