Kebijaksanaan seseorang dapat diringkas menjadi dua kata, menunggu dan berharap. Namun, hal itu juga tidak lepas dari faktor pihak pemberi harapan. Seperti kisah dua anak manusia dan tiga harapannya. Setelah rangkaian kisah terlewati dalam ruang dan waktu yang memisahkan, Aileen kembali sebab baru menyadari ia tidak bisa tanpa Pratista. Namun, selayaknya hati wanita yang telah terluka. Pratista tidak sebodoh itu untuk dengan gampang memberi kesempatan kedua. Lalu akankah pertemuan kembali membawa mereka dalam penyatuan atau justru saling mengenang? Kala itu di halaman SMA ... "Sekarang giliran lo sebutin tiga harapan lo selama lima tahun ke depan," lempar Aileen pada Pratista yang masih termangu setelah mendengar harapan pemuda itu. "Woi, Protista! Malah bengong," panggil Aileen dengan kibasan tangannya. "Eh, gue ya? Emm ... gue sih, satu, pengen jadi novelis terkenal," jawab gadis itu. "Dua, gue pengen bahagia sama orang yang gue sayang. Tiga, semoga harapan lo yang ke tiga gak pernah terkabul!" lanjutnya dalam hati. "Oke, baru satu. Yang ke dua sama tiga?" tanya Aileen. "Rahasia!" ketus Pratista. "Ye ..., dasar Protista!" "Daripada lo! Alien!" Lalu keduanya menuliskan harapan mereka pada dua lembar kertas. Setelah itu memasukkannya dalam kapsul waktu yang mereka kubur di halaman sekolah. 10 Maret 2022
10 parts