Cerita ini mengisahkan tentang seorang pemuda dari Jepang, Masaki Tanizawa yang sejak usia 10 tahun keluarganya dibunuh oleh orang tidak dikenal dan dia adalah salah satu anggota keluarga Tanizawa yang berhasil selamat dalam peristiwa yang terjadi pada tanggal 9 Oktober 2004, lalu Tanizawa kecil dibawa pergi oleh sang paman ke Inggris. Dia harus meninggalkan sahabat baiknya, Genki Haraguchi. 9 tahun telah berlalu dan kini dia adalah pemain muda tim nasional Inggris U-21 yang kini tengah menjadi pemain paling diperhitungkan bersama klub sepak bolanya, Queens Park Rangers. Akhir-akhir ini performa Tanizawa justru sedang naik turun menyusul kekalahan beruntun QPR di Liga Inggris hingga menduduki posisi buncit klasemen sementara dan terancam dergradasi ke Championship, Tanizawa juga sering dipinjamkan ke beberapa klub eropa demi mendapatkan kesempatan bermain lebih banyak. Lalu pada penghujung paruh musim para petinggi memintanya agar dipinjamkan ke salah satu klub J-League, Urawa Reds Diamonds, tetapi pamannya menolak karena sangat berbahaya bila bermain di sana. Namun Tanizawa memohon agar bisa bermain di J-League yang selama ini dia impikan, akhirnya pamannya luluh dan mengizinkannya pergi. Saat Tanizawa menapak kakinya di Jepang untuk pertama kalinya, dia dipertemukan kembali dalam satu tim yang sama dengan Haraguchi meskipun Tanizawa tidak meningatnya sama sekali. Tanizawa berlatih sekuat tenaga di laga debutnya, hingga suatu ketika dalam perjalanan pulang ke apartemennya datanglah seorang pria paruh baya bernama Makoto Teguramori yang merupakan manajer tim nasional U-23, namun Tanizawa tidak mengerti apa tentang peristiwa itu karena dia tidak meningat apapun, termasuk tentang sahabat semasa kecilnya, Genki maupun tentang keluarganya. Lalu Teguramori mengajak Tanizawa ke kantor polisi di Saitama untuk bertemu dengan seorang opsir wanita bernama Rie Iketani yang saat ini sebagai kepala divisi kriminal kepolisian.