Drama - [Sunghoon x Jungwon]

By Teawonie

86.8K 12.7K 4.1K

Bermula dari permintaan kakaknya yang gila, Jungwon harus terjebak drama pelik bersama Sunghoon. Rank : #1 d... More

MEET THE CHARACTER
Prolog
CH 1
CH 2
CH 3
CH 4
CH 5
CH 6
CH 7
CH 8
CH 9
CH 10
CH 11
CH 12
CH 13
CH 14
CH 15
CH 16
CH 17
CH 18
CH 19
CH 20
CH 21
CH 22
CH 23
CH 24
CH 25
CH 26
CH 27
CH 28
CH 29
vote cover lapak masdep
CH 30
CH 32

CH 31

1.9K 267 123
By Teawonie

Awas typo bertebaran.

Author's pov

Beberapa jam yang lalu Wendy udah bangun dari pingsan, dia sekarang lagi tiduran di bed rumah sakit. Di raungan itu juga ada Jungwon sama Sunghoon. Belum ada satupun diantara mereka yang berinisiatif berbicara. Sunghoon tetap diam karena takut, ia takut akan kecewa terhadap respon Wendy. Sementara Jungwon diam karena bingung, pikirannya dipenuhi bermacam-macam kemungkinan, yang paling menonjol adalah 'siapa yang akan dia pilih seandainya orang tuanya ga merestui.

Dan yang menjadi titik pusat, Wendy, tetap diam karena apa? Kita lihat saja dulu.

"T-Tant?!" Sunghoon adalah yang pertama membuka suara.

Wendy yang awalnya berbalik telentang sambil memandang langit-langit rumah sakit, beralih tidur miring. Membelakangi Sunghoon dan Jungwon.

"Mah," suara Jungwon ikut menyusul kemudian.

Kendati begitu, Wendy tetap diam. Kini, bahunya malah bergetar dan tangannya terangkat ke wajah, Isak tangis terdengar tak berapa lama kemudian.

"Mamah!?" Jungwon berlari menghampiri ke sisi Wendy. "Maafin Jungwon Mah!"

"Mamah apa ada salah dalam mengajar kamu Won?!"

"Engga Mah, Jungwon yang salah ini salah Jung–"

"Tante saya bisa jelasin," sela Sunghoon yang tak tega melihat setetes air mata jatuh dari mata Jungwon.

Wendy melirik Sunghoon sekilas, "Saya kecewa sama kamu Hoon."

Hati Sunghoon langsung retak dalam beberapa bagian, hal yang paling dia takutkan menjadi kenyataan. Seperti takdir selalu menentangnya, tidak mengijinkan ia untuk memiliki. Untuk sekedar bahagia walau hanya sekali. Lalu bagaimana? Apa bisa ia tanpa Jungwon.

"Tolong keluar!"

Hati yang sudah retak menjadi pecah beberapa bagian. Sunghoon tertunduk, melihat lantai abu-abu yang suram, yang tak lebih suram daripada hidupnya. Sunghoon terdiam, apa harus ia menerima takdir terus mempermainkannya.

Sunghoon mengangguk sekilas, memantabkan keputusan dan beralih pergi. Memungut satu persatu serpihan hatinya dan dan menyusunnya kembali. Ia tak akan menyerah, untuk salah satu kebahagiaan yang pernah ia rasakan, ia akan sedikit berjuang dan sedikit menentang takdir.

"BANG!!!" Jungwon yang ingin mengejar Sunghoon, ditahan oleh Wendy. Sementara Sunghoon terus menjauh pergi.

"Jungwon cinta Mah! Jangan pisahin kami!" air mata mengalir deras dari mata Jungwon, membuat Wendy yang sama banjirnya tak kuasa melihat dan mengalihkan pandangan.

"Kamu tau kan Won itu salah? Lingkungan ga akan pernah menerima kalian. Mamah ga pengen ngeliat kamu jadi bagian dari mereka yang ditolak. Mamah ga akan pernah bisa ngebiarin kamu sedih karena disalahkan, dianggap berbeda dan dibuang. Mamah ga akan bisa menerima jika mereka menghina kamu, menyamakan kamu dengan binatang, atau apapun hal yang buruk. Mamah cuma ga pengen kamu terluka Won! Tolong mengerti untuk sekali ini."

"ENGGAK MAH!! MAMAH SADAR NGGAK KALO SEKARANG UDAH BIKIN JUNGWON TERLUKA, bukan lingkungan–ataupun yang Mamah sebut mereka–yang udah bikin Jungwon sedih, tapi Mamah sekarang udah nyakitin Jungwon. Jungwon cuma pengen Sunghoon. Tertolak, dianggap berbeda atau apapun itu akan Jungwon terima, tapi tolong jangan pisahin kami Mah. Satu-satunya hal yang ga bisa Jungwon terima adalah pergi dari dia, jadi tolong jangan paksa Jungwon menjauh dari Sunghoon. Memangnya kenapa kalo Jungwon bakal dianggap berbeda, Jungwon tetap anak Mamah yang durhaka, Jungwon ga bakalan berubah, jadi tolong Mah, jangan anggap Jungwon berbeda. Sampai kapanp—" sebelum Jungwon menyelesaikan ucapannya, tangannya ditarik oleh Wendy. Dibawa dalam pelukan kasih sayang. "Sampai kapanpun Jungwon bakalan tetap sama."

"Diam Won!"

Ruangan di salah satu rumah sakit itupun dipenuhi dengan tangisan yang saling bersahut-sahutan. Sebuah tangisan keputusasaan dan sebuah tak berdaya.

"Mamah sayang sama kamu. Maaf."

"Jungwon juga sayang sama Mamah."







Keesokan harinya Sunghoon kembali datang ke rumah sakit. Kali ini bukan ke ruangan Jungwon melainkan ruangan Wendy. Ia tahu bahwa mereka pasti berkumpul disana.

Sunghoon mengetuk pintu dua kali sebelum masuk ke dalam. "Assalamualaikum."

"Walaikumsalam, Sunghoon! Masuk nak!" jawab Seokjin sementara Wendy hanya menjawab lirih dari belakangnya.

Sunghoon salim kepada Seokjin, "Siang Om!"

Sunghoon ga salim ke Wendy, soalnya takut ditolak, cuma salam, "Siang Tante!"

"Iyha Hoon," jawab Tante Wendy sambil senyum, Sunghoon jadi bingung, dia beralih melihat Jungwon dan mendapati senyum yang menenangkan. Sunghoon merasa perasaannya menjadi lebih baik daripada kemarin.

"Duduk sini Hoon! Kamu baru pulang dari sekolah, kok masih pake seragam?" tanya Seokjin sembari menepuk sofa disampingnya.

"Iyha Om!" Sunghoon mengangguk, dan ikut duduk disamping Seokjin, "Om sendiri ga kerja? Bukannya om kerja di rumah sakit lain?"

"Iyha, Om ijin hari ini. Masa anak istrinya sakit, Om harus nyembuhin orang lain. Buat apa jadi dokter kalo ga bisa nyembuhin keluarga sendiri."

"Iyha bener Om!"
.
Sunghoon menatap lantai, sikap Seokjin baik kepadanya tapi ia masih menerka-menerka apakah Seokjin sudah tahu. Sunghoon mengangkat wajahnya dan menatap Jungwon, yang ditatap mengerti apa yang ada dikepala Sunghoon dan memasang wajah lesu

Ahh ternyata belum tahu.

"Hoon kamu baik-baik aja kan?"

"Iyha Om...!" Sunghoon menatap mata Seokjin dan mulai mengumpulkan keberanian, "Sebenarnya ada yang pengen Sunghoon omongin Om!"

"Oh ya, apa itu?"

"Itu—mnn sebenarnya saya suka sama...anak Om!"

"Oh ya? Tapi kan Lia sudah punya pacar, siapa itu namanya—Jake, iya Jake!"

"Bu–bukan Om, saya suka Jungwon!"

Seokjin mengerutkan dahi, mencoba mencerna perkataan Sunghoon. Bersisian di bed rumah sakit, Jungwon dan Wendy menegang, dan saling memegang tangan, menenangkan.

Dan jangan tanyakan bagaimana keadaan Sunghoon, dia sudah berkeringat dingin, perasaannya berkeliaran kemana-mana tanpa pegangang, hanya mengepalkan kedua tangan untuk meredam gemuruh.

"Hahaha, jangan becanda Hon! Jungwon kan sejenis sama kamu."

Riak aneh muncul di wajah Sunghoon, "Maaf Om! Tapi saya tidak becanda."

Sunghoon kembali menundukkan kepala dan menatap lantai abu-abu rumah sakit seperti kemarin, lantai itu suram, memberi perasaan pada Sunghoon bahwa ia tidak sendirian.

"Kamu sadar apa yang kamu ucapkan?"

"Saya sangat sadar Om!"

"Jika kamu sadar berarti kamu mengerti akan jadi gay?"

Sunghoon menganggukkan kepala sebagai balasan.

Seokjin beralih menatap Jungwon, mencoba mencari sesuatu. Jungwon memang manis, kulitnya putih dan halus seperti perempuan, tapi dia benar-benar lelaki tulen. Hubungan antar lelaki bagaimanapun juga tetaplah sesuatu yang tabu. Jadi bagaimana mungkin ia membiarkan anaknya jatuh dalam hubungan yang salah?

"Hoon! Lebih baik kamu pikirkan terlebih dahulu, mungkin perasaan yang kamu rasakan itu cuma sekedar kekaguman atau kasih sayang antar sahabat jad—"

"Tapi saya benar-benar cinta sama sama anak Om? Saya akan melakukan apapun untuk membuktikan perasaan saya," sela Sunghoon, ia berbicara kepada Seokjin dengan penuh tekad.

"Kalau begitu cukup jauhi anak saya! Saya akan tetap membuka pintu rumah saya jika kamu mengatakan bahwa perasaan kamu ke Jungwon hanyalah sebuah kekaguman!"

"Tapi Om, saya moho—"

"KELUAR!"

Lagi dan lagi, Sunghoon mengusap matanya yang basah dengan punggung tangan. Harus kembali memutar arah dan berbalik pergi. Bagaimanapun juga ditolak berkali-kali bukanlah hal yang mampu dianggung oleh seorang Park Sunghoon.

Air mata semakin jatuh dan Sunghoon sudah tak tahan lagi, ia membawa kakinya melangkah lebih cepat dan berlari.

Mungkin memang harus ada akhir untuk sebuah perjuangan. Karena puncak tertinggi tidak selalu bisa tercapai.











Annyeong aying kambekk

Ga pengen banyak bacot, cuma pengen ngasih tahu kalo gue bakalan up tiap 3 hari sekali. Ga boleh nego, ga boleh sambat.

Bonus

Foto lama tapi sumpah ini foto Jungwon paling ukeable menurut gue, cantik banget yarobun.






















Continue Reading

You'll Also Like

63.9K 9.5K 22
Renjun mengalami sebuah insiden kecelakaan yang membawa raganya terjebak di dalam mobil, terjun bebas ke dalam laut karena kehilangan kendali. Sialny...
211K 19.2K 32
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
243K 3K 73
โ€ขBerisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre โ€ขwoozi Harem โ€ขmostly soonhoon โ€ขopen request High Rank ๐Ÿ…: โ€ข1#hoshiseventeen_8/7/2...