Dear Anonymous

By inibulan

91.4K 17.8K 10.3K

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [COMPLETED] Seorang pernah bilang padanya, kehidupan itu selalu berputar. Tidak melu... More

dear anonymous
01. Dialog hujan
02. Tentang sang Langit
03. Ada yang berakhir
04. Apa yang salah dari mengagumi diam-diam?
05. I have crush on you
06. Apa pernah ia dianggap ada?
07. Cheesecake
08. Ucapan selamat pagi
09. Bolehkah jika ia semakin jatuh cinta?
10. Hujan dan sosok entah siapa
11. Kentang McD
12. Malam ini ia tidak sendiri
13. Know your place
14. Jealous
15. Alasan untuk menyukai seseorang
16. Album foto dan kilas balik
17. Gosip spektakuler
18. Boneka & Piala pertamanya
19. Melempar Umpan
20. Keluar kandang buaya masuk kandang singa
21. Beauty Privilege
22. Hujan dan segelas kopi
24. Sebenarnya, salahnya di mana?
25. Aku senang jika nyatanya kamu peduli
26. Angkasa, ayo pacaran!
27. Pacar?
28. Pesta ulang tahun
29. Goodnight, N
30. Hari ini aku ulang tahun
31. Cepat sembuh, Rainne
32. Usapan di kepala
33. Alasan gadis itu tersenyum
34. Promise
35. Feeling
36. Keajaiban Dunia 2
37. Bagaimanapun dia tetap cantik
38. Sebenarnya, sejak kapan?
39. Fanya harus apa?
40. Kamu suka Fanya?
41. Masih sulit dipercaya
42. Mohon ikhlaskan saja
43. Kamu jelek
44. Hari-hari penuh siksaan
45. Under the rain
46. Semuanya akan baik-baik saja
47. Harus dibuat berantakan
48. Lama-lama muak juga
49. Tolong jaga dia
50. Berbalik
51. Dia tahu jawabannya
52. Beban dan tidak berguna
53. Dia benci kehilangan
54. Tidakah cukup?
55. Ia hanya iri
56. Pembohong
57. Tidak ada lagi yang tersisa
58. Hancur
59. Kembali, atau pergi dan mengakhiri?
60. Ia harus memulai hidup baru
61. Red Rain
Epilog

23. Keajaiban Dunia

1K 249 96
By inibulan

Angkasa lebih suka kepalanya disibukan untuk memikirkan teori-teori politik dari buku Plato yang tengah dibacanya, ketimbang memikirkan setan apa yang merasuki gadis itu hingga membuatnya menginjakkan kaki di perpustakaan.

Sepertinya bukan cuma Angkasa yang heran, semua orang juga ikut heran, bahkan Rainne sendiri pun sepertinya heran dengan dirinya sendiri.

"Pagi Ibuuuu," sapa Rainne dengan suara berbisik pada penjaga perpustakaan.

"Disuruh Pak Jati ambil buku paket ekonomi lagi, Naomi?" tanya Ibu Tita sambil menurunkan kacamatanya. Biasanya Rainne memang ke perpus jika disuruh membawakan buku paket ekonomi oleh Pak Jati.

"Enggak dooong, hehe."

Gadis itu malah cengar-cengir sambil mengisi daftar kunjungan di komputer perpustakaan. Bu Tita sampai heran dengan keajaiban ini. Pandangan Bu Tita tidak kunjung lepas dari Rainne bahkan saat gadis itu melangkah dengan riang menuju rak buku fiksi. Sebuah senyum terukir di bibir Bu Tita saat Rainne terlihat memilih-milih buku di sana. Merasa senang dengan keajaiban yang menghampiri muridnya yang satu itu.

Setelah menemukan buku yang tidak asing untuknya, Rainne langsung mencari spot paling nyaman untuk membaca. Sebenarnya, tujuan utamanya ke perpus saat ini untuk numpang ngadem dan cari wifi. Sekilas ia membaca-baca buku novel yang sudah sering ia baca itu karena ia juga memilikinya di rumah. Ia sudah hapal seluruh isi novel itu, dan novel itu juga sangat relateable dengan keadaanya. Ia juga menjadikan novel itu sebagai referensi untuk mengejar sosok Angkasa.

"Kayaknya kalau di novel gampang banget sih si cowoknya suka sama pemeran utama cewek," gumam Rainne saat ingat kembali hubungannya dengan Angkasa tidak ada perkembangan. "Gue mah boro-boro. Apa karena in real life gue bukan pemeran utamanya ya."

Mendadak putus asa, Rainne menutup novel itu dan menidurkan kepalanya di sana. Ia jadi kepikiran soal Fanya dan Angkasa. Sepertinya Semesta justru memperlancar hubungan mereka. Mungkin di scenario semesta ini, Fanya yang jadi pemeran utamanya.

Mengembuskan napas gusar, Rainne membuka ponselnya dan iseng searching mengenai cara menaklukan cowok dingin. Dengan kepala menempel pada buku, gadis itu serius membaca apa yang tertulis di ponselnya.

"TUH KAN!" seru Rainne geregetan sambil mengangkat kepalanya kembali.

"Naomi, ingat. Ini perpustakaan," tegur Bu Tita.

Rainne malah senyum cengengesan tanpa dosa. Setelah memerhatikan sekelilingnya, ia kembali menggerutu dengan sangat pelan. Mengeluarkan kekesalannya pada sosok Angkasa yang memang kelewat tidak berperasaan.

"Gue udah ngelakuin ini! Selama ini langkah gue bener. Ngasih dia perhatian lebih biar dia luluh sama gue," gerutu Rainne pelan saking gemas sendiri saat membaca 'Tips Meluluhkan Peria Cuek Agar Jatuh Cinta Pada Anda'.

"Ah enggak tahulah, emang Angkasanya aja yang ngeselin."

"Berisik."

Mendengar teguran yang berasal dari belakangnya、gadis itu langsung menoleh ke belakang dan mendapati figure Angkasa yang tengah membelakanginya karena sibuk mencari buku.

"Ih kaget! Aku kira siapa, ternyata jodoh aku."

Tindakan paling bijak yang akan dilakukan Angkasa adalah tidak memedulikan Rainne dan ocehan tidak jelasnya. Angkasa lalu memilih pergi dari sana dan menyusuri rak buku yang lain. Sialnya, Rainne justru malah mengekorinya terus.

"Angkasa nyari buku apasih?" tanya Rainne berkali-kali dan enggan disahuti Angkasa.

Cowok itu menghela napas gusar, ia sengaja ke perpustakaan karena butuh suasana tenang dan menghindari teman-temannya yang super berisik, sialnya ia justru malah bertemu sosok yang lebih berisik dan menganggu.

Mendadak Angkasa berbalik menghadap Rainne, gadis itu mendongan menatapnya dengan mata berbinar. Sekilas membuat Angkasa melihat gadis itu jadi mirip dengan anjingnya Queen.

"Kenapa?" tanya Rainne.

"Diem dan jangan berisik."

"Siap!"

Nurutnya juga mirip sama anjingnya Queen, batin Angkasa sambil mengalihkan pikiran tidak penting itu.

Ia kembali mencari buku yang ingin ia baca. Setelah mendapatkan buku yang dicarinya, ia kembali duduk di tempatnya semula. Diikuti oleh Rainne yang terus mengekorinya. Gadis itu duduk diam dengan tenang di hadapannya. Memerhatikannya membaca buku. Angkasa tidak peduli. Selagi gadis itu tidak berisik, tidak jadi masalah untuknya.

Bosan menjadi patung di depan Angkasa, Rainne melipat kedua tangannya di meja dan menidurkan kepalanya di sana. Matanya tetap mengawasi Angkasa dari bawah, memerhatikan figur Angkasa yang tengah serius membaca buku.

"Angkasa kamu sadar kan ya kalau kamu tuh sempurna. Pinter, ganteng, daaaaaaan punya segalanya," gumam Rainne pelan. "Kalau misalnya aku jadi pacar kamu, enggak apa-apa kan kalau aku bego dan enggak cantik-cantik amat?"

Tidak ada jawaban dari Angkasa meskipun Rainne yakin cowok itu mendengar gumamannya.

"Ya pasti kamu gamau lah punya cewek bego, sedih deh aku jadinya."

How to cosplay Fanya no root please, batin Rainne melanjutkan.

Angkasa menghentikan aktifitas membacanya dan menatap Rainne datar untuk beberapa saat. Buku yang ia baca mendarat di atas kepala Rainne dengan pelan. Membuat gadis itu mengaduh dan bangun dari posisi tidurnya sambil memegang bagian kepala yang kena timpuk buku Angkasa.

"Makanya belajar. Enggak ada orang bego, yang ada cuma orang males," kata Angkasa dingin.

Rainne malah cemberut sebal karena Angkasa sepertinya hobi sekali memukul kepalanya dengan sesuatu. Tidak heran mengapa ia jadi semakin bolot.

"Kepala lo ini ada otaknya, makanya dipake buat belajar. Kalau lo nurutin kebiasaan males lo terus, otak lo gabakal jalan."

"Angkasa sebenernya aku punya penyakit serius di otak aku, makanya tiap belajar gabisa masuk ke otak terus."

Angkasa mengangkat satu alisnya saat mendengar Rainne mengucapkan itu dengan raut wajah serius.

"Serius, aku positif kena syndrome angkasalova yang bikin aku kepikiran kamu terus makanya gabisa mikirin hal lain. Otak aku juga nolak semua hal buat dipikirin dan aku cuma bisa mikirin kamu terus aduh!"

"Cewek gila," kata Angkasa dengan wajah dingin tanpa perasaan setelah menyentil jidat gadis itu agar berhenti mengoceh hal-hal tidak jelas.

"Kamu dong harusnya tanggung jawab. Udah bikin aku gila."

"Ogah," sahutnya santai sambil menyandarkan punggung di kursi dengan kedua tangan bersidekap.

Angkasa masih bertanya-tanya bagaimana gadis ini bisa sangat tidak tahu malu seperti ini. Ia bahkan secara terang-terangan menggoda dan terus menerus mengatakan suka pada dirinya. Tidak ada jaim-jaimnya sama sekali. Cewek ini benar-benar membuat Angkasa sukses geleng-geleng kepala dengan tingkahnya.

"Ih tuhkan jangan kayak gitu gaya duduknya, makin-makin ganteng tau ga."

"Iya tau."

"Kayaknya emang sengaja ya kamu bikin aku makin gila?" tuduh Rainne. Pasalnya Angkasa semakin terlihat ganteng berkali-kali lipat jika duduk seperti itu dengan sorot mata tajam menatap lawan bicaranya. Singkatnya, Rainne salting dibuatnya.

"Ngapain amat."

"Kamu tuh bisa enggak sih nyautin obrolan lebih dari dua kata?"

"Males."

Tanggan Rainne terkepal menahan hasrat untuk menerkam wajah Angkasa yang gantengnya tidak manusiawi itu. Angkasa hanya mengangkat alis satu melihat Rainne yang sepertinya tengah menahan sesuatu.

Gadis itu mengendalikan dirinya sebaik mungkin, menarik dan mengembuskan napas, mengusap dadanya berusaha sabar dengan sikap Angkasa yang menjawab singkat-singkat dan seenak jidat. Dipikir-pikir cowok di hadapannya ini benar-benar menyebalkan. Ia hanya berbicara panjang lebar jika sedang menceramahinya saja. Heran, bisa-bisanya Rainne cinta mati pada sosok di hadapannya ini.

Terlalu asik memfokuskan perhatiannya pada sosok Angkasa, Rainne bahkan tidak menyadari, jika sedari tadi interaksinya dan Angkasa diperhatikan oleh sosok Fanya yang berdiri tidak jauh dari mereka dengan ekspresi datar.

"Emang gapunya harga diri, sama aja kayak nyokapnya," gumam gadis itu sambil berlalu pergi dari sana.

🌧

hai, pembaca aku lagi pada sibuk ngapain?

Gimana kabar kalian sekarang?

Sehat selalu yaa buat kalian yang masih setia baca cerita aku yang semakin enggak jelas ini 🥺🥺🥬

ih pengen cepet tamat deh greget, tapi ini masih jauh gilaa belom setengah jalan. Semoga kalian masih bertahan sama Rainne ya!

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 37.1K 25
Patah hati. Entah harus berapa lama lagi Senja menahan rasa sakit itu sendirian, diam-diam. Terjebak dalam cinta sepihak pada pria dingin bernama Sa...
7.4K 125 73
Trauma di masa lalu membuat Amelia Renata (Mia) menghindari apapun yang berhubungan dengan darah. Cairan merah mengerikan itu selalu membuatnya panik...
963 227 7
Isinya bikin naik darah. Yang sabarnya cuma setebal kertas semoga tetap waras. _ Ini tentang Aira yang ngebet go-public, dan Anan yang lebih suka low...
181K 23.3K 47
"Pernah gak lo kepikiran persahabatan kita bisa berubah ke arah lain?" Itulah yang ada dalam pikiran Annabeth selama beberapa hari ini. "Arah mana? U...