Ateez ship

By natsuya12

72.4K 4K 1.1K

hanya sekedar cerita oneshoot, twoshoot, atau lebih? tentang ship di ateez. [⚠WARNING BxB | MPREG | MATURE C... More

⚠ My fu*king teacher [MinJoong]
Babysitting (1) [Joonghwa]
Lost (2) [JoongHwa]
⚠ Serotonin [SanWoo]
Say Yes [HongSang]
Mine [YunHong]
Twins [YunGi]
What Kind of Future [WooSang]
Sweet but Psycho [YeoJong]
Flower Blossom [SeongSang]
🔞 My little evil [SanSang]
Daycare (1) [HoHong]
Sweet Promise (2) [HoHong]
Lavender Roses [MinSan]
⚠The Fall of an Angel [YunSan]
🔞Consequences [YeoWoo]
Annoying Junior (1) [YunJong/ 2Ho]
Annoying Junior (2) [YunJong/ 2Ho]
Se échasa [SeongJoong]
Roomate [JongSang]

différent [YunHwa]

1.9K 142 27
By natsuya12

Jeong Yunho, 17 years old.

Park Seonghwa, 17 years old.

Suasana kelas yang hening menambah ketegangan diantara para siswa yang sedang mengerjakan ujiannya. Sayang sekali mereka tidak beruntung karena pengawas kali ini adalah Pak Eden yang terkenal tak kenal ampun pada siapapun yang berbuat curang.

Maka di sinilah seorang Park Seonghwa sedang merutuki otaknya yang tidak bisa menjawab satupun soal dikertasnya. Yang ia lihat hanya kertas berwarna putih dan tulisan berwarna hitam.

"Baik anak-anak, waktu mengerjakan ujian tersisa sepuluh menit lagi." Pak Eden berteriak memberitahukan kepada seluruh muridnya agar mempercepat pengerjaan ujiannya. Soalnya ia ingin pulang dan tidur. Lelah mengurusi anak-anak biadab ini seharian.

"Loh, pak. Ko cepat banget waktunya?", protes Seonghwa yang langsung di tatap ngeri oleh teman sekelasnya.

'Punya nyawa berapa itu bocah berani menyela perkataan Pak Eden?' -batin anak sekelas.

Pak Eden tersenyum lalu berjalan menghampiri meja Seonghwa. Mengambil lembar jawaban miliknya lalu menaruh kembali kertas kosong itu pada tempatnya.

"Kamu saja yang selama lebih dari dua jam hanya terbengong."

Seonghwa tertawa kecil. Mau bagaimana lagi, ia tidak belajar jadi tidak tahu harus menjawab apa. Belajar pun akan sama juga hasilnya.

"Saya sedang berpikir, pak."

"Kamu bisa mikir?", terkejut Pak Eden.

"Bisa dong pak. Setidaknya otak saya masih lebih pintar 1 cc dibanding otak udang."

Astaga, tolong berikan kesabaran banyak-banyak pada Pak Eden.

"Sudahlah. Ga akan ada habisnya kalau berbicara sama kamu. Cepat kerjakan, asal juga tak apa toh hasilnya akan tetap sama."

Seonghwa menggerutu begitu Pak Eden berjalan menjauh darinya. Tak berselang lama, pundaknya terasa seperti tersentuh sesuatu. Ia menolehkan kepalanya dan mendapati Yunho sedang mengulurkan secarik kertas padanya.

Diambil kertas itu yang ternyata adalah jawaban dari ujian mereka. Wah, apakah Yunho adalah malaikat? Sepulang sekolah Seonghwa harus mentraktirnya bakso aci mang ole di samping sekolah.

Kring... Kring....

"Baik anak-anak, waktu mengerjakan ujian sudah habis. Silahkan kumpulkan kedepan Tanpa Suara."

Seonghwa maju kedepan disusul oleh Yunho yang berjalan dibelakangnya. Ia mengumpulkan kertas ujiannya dengan percaya diri, membuat Pak Eden mengernyit bingung.

Seputus asa itukah Seonghwa hingga ia tersenyum tidak jelas padahal menjawab soal ujian dengan asal?

Tidak tahu saja Pak Eden di saat-saat sakarathul maut mendadak ada sosok penyelamat hidup yang membantu Seonghwa keluar dari kesekaratannya.

Waktunya berterima kasih kepada oknum bernama Jeong Yunho.

"YUN!"

Teriakan Seonghwa sukses mendapat sentilan ringan di dahinya yang dihadiahi oleh Yunho.

"Jangan berteriak, kita masih di kelas. Kamu mau diomeli Pak Eden lagi?", oceh Yunho.

Seonghwa mengerucutkan bibirnya tanda kesal. "Pak Eden sudah keluar. Ah, bukan itu. Terima kasih atas bantuannya yang tadi. Aku ingin bilang itu."

Yunho tersenyum dan mengusak rambut hitam Seonghwa hingga sedikit berantakan, membuat Seonghwa mendelik sebal.

"Berhenti mengusak kepalaku!"

"Haha, kamu menggemaskan sih. Lagipula bantuanku ga gratis, loh."

Seonghwa membuang mukanya. Berusaha menyembunyikan rona merah yang menguar dari kedua pipinya akibat ucapan Yunho. Ayolah, apa pria itu tidak tahu bahwa sikapnya dapat membuat jantung seseorang berdebar kencang?

"Aku tahu, tiang. Makanya aku mau mengajakmu jajan disamping sekolah."

"Oh, beneran nih?"

"Iya dong. Mumpung aku ada uang hasil nyolong dari dompet kakak semalam."

Yunho menggelengkan kepalanya tak paham dengan tingkah Seonghwa. Temannya ini kadang bersikap manis namun kadang sikapnya berada diluar nalar manusia.

"Kamu ga boleh mencuri, Seonghwa."

"Ga apa, hanya sekali."

"Benarkah?", tanya Yunho tak percaya.

Seonghwa mengangguk. "Tentu. Sekali hari ini, sekali lagi lusa, sekali lagi minggu depan-"

Yunho memijit pelipisnya. Terlalu terkejut dengan tingkah Seonghwa yang membingungkan.

"Itu bukan sekali namanya."

"Sekali dong. Sudahlah jangan ribut, mending kita segera pergi sebelum ciloknya mang ole habis."

Seonghwa menarik lengan Yunho keluar kelas. Selama perjalanan ke tempat yang dituju mereka berbincang tentang game yang dimainkan semalam. Mereka berjalan sembari bergandengan tangan, sudah biasa. Bahkan seluruh siswa di sekolah mereka seakan hafal jika ada Seonghwa pasti ada Yunho yang mengikuti.

Sedekat itu mereka.

Sesampainya di kedai mang ole, Seonghwa segera memesan cilok dua bungkus lalu menghampiri Yunho yang sedang duduk di trotoar depan sekolah sembari menunggu pesanan cilok selesai.

Yunho yang tadinya sedang melihat kearah gerbang sekolah menoleh ketika merasakan seseorang berjalan mendekatinya. Ketika ia melihat bahwa Seonghwalah yang mendekat, senyum lebar langsung menyambut si pria manis. Membuat jantungnya kembali berpacu tak normal.

Bohong jika Seonghwa bilang ia tidak jatuh kedalam pesona seorang Jeong Yunho. Sudah pintar, tampan, atletis, baik hati lagi. Apa yang kurang darinya?

Oh ya, kurang peka.

Padahal Seonghwa sering salah tingkah saat ada didekat Yunho, tapi sepertinya pria itu hanya menganggap tingkah Seonghwa sebagai sesuatu yang lucu, tidak lebih.

Ya, Seonghwa tidak bisa berharap terhadap perasaannya akan terbalas. Tentu saja karena ia tahu akan suatu kenyataan.

Yunho tidak sepertinya. Yunho adalah heteroseksual, dan Seonghwa adalah biseksual.

Mereka berbeda. Orientasi seksual mereka tak sama. Hati mereka tak serupa.

Yunho hanya menganggap Seonghwa sebagai temannya yang manis, lucu dan baik. Tidak lebih. Tidak sepertinya yang selalu berharap bahwa suatu saat nanti Yunho akan melihatnya secara berbeda.

Seonghwa tahu kesempatan tidak akan pernah datang padanya.

"Hwa?"

"Kenapa?"

"Kamu lihat gadis itu?" Tunjuk Yunho pada seorang siswi yang baru saja keluar melewati gerbang sekolah sendirian dengan beberapa buku ditangannya. Sepertinya sedang menunggu jemputan.

"Bukankah dia Shin Ryujin dari kelas 11 IPS 1?"

Yunho mengangguk. Dapat Seonghwa lihat senyum tipis di sudut bibir Yunho. Senyum malu-malu seperti seseorang yang sedang jatuh cinta.

"Aku menyukainya. Tapi aku terlalu takut untuk mendekatinya."

Sudah ia duga. Seonghwa tidak mungkin salah jika menyangkut tentang Yunho. Karena selama setahun penuh ia selalu berada di sisi Yunho, memperhatikannya, Seonghwa jadi tahu hal-hal kecil pada diri Yunho. Termasuk saat ia sedang bahagia seperti sekarang.

Seonghwa tersenyum tipis. "Eiy. Apa ini? Yunhoku sudah besar rupanya. Sudah bisa jatuh cinta."

Seonghwa merapatkan tubuhnya pada tubuh Yunho. Berusaha mendorong pria itu agar berdiri menghampiri sang pujaan hati.

"Kalau suka ya hampiri sana. Ga usah takut, teman aku yang satu ini kan ketampanannya mengalahkan Pak Eden."

Seonghwa menarik lengah panjang Yunho agar segera berdiri. Ia merapihkan sedikit kerah baju Yunho yang berantakan kemudian tersenyum simpul dan mendorong temannya untuk segera menghampiri Ryujin sebelum gadis itu dijemput.

"Semangat kawan." Seonghwa memberikan gestur 'semangat' pada Yunho yang dibalas dengan senyuman lebar.

Dapat dilihat Yunho yang mulai berbincang dengan Ryujin. Terlihat canggung memang, namun tak berselang lama suasana diantara keduanya menghangat. Sepertinya mereka mulai terbiasa satu sama lain.

Seonghwa menatap kedua insan itu dari kejauhan. Jika ditanya bagaimana perasaannya saat ini tentu saja sakit. Tapi mau bagaimana lagi?

Ia cukup puas dengan keadannya sekarang. Masih berteman dengan Yunho dan dapat membantunya mendapatkan kebahagiaan.

Yunho menoleh kearah Seonghwa. Memberikan gestur 'maaf' yang dapat Seonghwa simpulkan bahwa pria itu ingin mengajak Ryujin pulang bersama.

Seonghwa mengangguk sebagai jawaban lalu mengulurkan tangannya, memberikan gestur 'silahkan pergi' pada Yunho.

Pria tinggi itu melambaikan tangannya pada Seonghwa sebelum menghilang dibalik ramainya suasana sekolah bersama Ryujin.

Seonghwa tersenyum nanar. Oh tidak. Air matanya hampir terjatuh jika ia tidak menengadahkan kepalanya.

Masih dengan senyum diwajahnya, Seonghwa memandangi langit hari ini yang sangat cerah berbanding terbalik dengan hatinya yang mendung.

Di dalam hati bolehkah ia berharap jika reinkarnasi itu ada maka bisakah ia hidup bersama Yunho?

"Bisakah dikehidupan yang lain aku menjadi wanitamu saja? Karena aku ga akan sanggup melepasmu untuk yang kedua kalinya."

End.

Continue Reading

You'll Also Like

293K 6.7K 13
FF CHANBAEK ✔ ONESHOOT/ Twoshoot✔ Short✔ GAJE✔ NC 🔞 Random✔ Mpreg ✔ YAOI ✔ BOYxBOY ✔ Salinan dari FFn
8.4K 713 7
( SLOW UPDATE) Tentang song mingi terpaksa menikah dengan laki-laki dikarenakan istrinya tidak bisa memberikannya keturunan dan orang tua mingi mend...
168K 16.1K 17
Junghwan diam diam naksir kakak kelasnya; Jeongwoo. yang kebetulan homophobic level maksimal, apalagi orangnya suka gonta ganti cewek. tapi.. tapi, t...
104K 11.3K 14
"pak, anaknya tolong diberi perhatian lebih dong..." siapa sangka seorang duda keren satu ini akan kembali jatuh cinta setelah sekian lama membenci h...