Point of You

By swociproject_

453 59 62

Dua dunia yang harusnya terpisah, kini terbuka. Dua orang yang seharusnya bahagia, kini terluka. Dimensi yan... More

Prolog♡°
POY 1: Terlambat♡°
POY 2: Perkenalan♡°
POY 3: Alasan Misterius♡°
POY 4: Tantangan Misterius♡°
POY 5: Menjadi Nyata♡°
POY 6: Mimpi♡°
POY 7: Tangisan yang Kembali Hadir♡°
POY 8: Dimensi Lain♡°
POY 10: Kejadian Tak Terduga♡°
POY 11: Penyakit Nierva♡°
POY 12: Persiapan Pesta♡°
POY 13: Pesta♡°

POY 9: Flower Castle♡°

12 1 0
By swociproject_

"Sahabat itu seperti halnya mata dan tangan. Saat mata menangis tangan mengusap, saat tangan terluka mata menangis."

▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪

Setelah lama berdiam diri, Amberelyn memutuskan untuk berjalan menuju kamar mandi.

Begitu tiba di kamar mandi itu, Amberelyn merasa terpukau. Kamar mandi itu hanya berjarak beberapa meter dari ruangan kamarnya, ya, kamar tamu yang sementara di huni oleh Amberelyn.

Kamar mandi itu cukup luas, kira-kira hanya 8 meter dari ranjang tidurnya dan hanya dibatasi dengan sebuah gorden tipis berwarna biru, senada dengan warna dominan dari Flower Castle.

Hussiana Trumpnant, membukakan tirai gorden itu dan mempersilahkan Amberelyn untuk masuk ke dalam kamar mandi itu.

Di dalam kamar mandi itu, ada tiga orang pelayan dari Flower Castle yang berdiri mengelilingi bak mandi. Bak mandi itu sendiri bercorakkan bunga tulip berwarna biru, ciri khas dari Flower Castle.

Amberelyn menatap aneh. 'Bagaimana cara mandinya, bila ada 4 pelayan di sini? Mandi seperti biasa kan? Meski tanpa shower. Artinya seperti berendam di bath up kan? Aku sangat bingung,' batin Amberelyn.

Seorang pelayan wanita menaburkan bunga tulip biru ke dalam bak mandi yang telah berisikan air hangat itu. Semerbak bau bunga tulip, seketika terhirup dari indra penciuman Amberelyn. Ia pun menutupkan kedua matanya, dirinya merasa begitu relax dengan wangi yang dikeluarkan dari bunga tulip.

Tanpa ia sadari, dua pelayan wanita lainnya berjalan menghampirinya dan membuka satu per satu baju tidur yang ia kenakan. Refleks Amberelyn membuka matanya dan menahan agar baju itu tidak turun melewati dadanya.

"A-apa yang ka-kalian lakukan?" Amberelyn berucap dengan panik dan khawatir yang menyerangnya.

Kedua pelayan yang membuka baju Amberelyn langsung menundukkan kepalanya dan berhenti memegang baju tidurnya.

"Mereka akan memandikanmu, Nona. Itu memang sudah kewajiban mereka," ujar Hussiana.

Amberelyn terlihat menelan saliva nya dengan kasar. 'Bagaimana bisa mereka menelanjangi ku? Apakah memang seperti ini cara mandinya? Tidak bisakah tanpa pelayan-pelayan ini? Tapi nanti aku bisa dicurigai,' batin Amberelyn dengan bingung.

"Baiklah. Maaf sudah mengganggu kerja kalian," tutur Amberelyn sambil menurunkan kedua tangannya dari dadanya.

Kedua pelayan itu dengan cepat menanggalkan pakaian Amberelyn dan membantu Amberelyn untuk masuk ke dalam bak mandi.

Begitu kaki jenjangnya menyentuh air itu, tubuhnya merasakan sesuatu yang belum pernah ia rasakan. Wangi dari bunga tulip itu seakan mencoba mendominasi wangi tubuh alaminya itu, yaitu wangi bunga mawar merah.

Tubuhnya serasa dimanjakan oleh tangan-tangan para pelayan wanita itu. Ada yang memijat pundaknya, tangannya dan kepalanya.

Amberelyn hampir tertidur di dalam bak mandinya jikalau Hussiana tidak memanggilnya saat itu. Ia pun segera memakai pakaian yang sudah disiapkan oleh Hussiana.

'Seperti inikah rasanya menjalani spa? Sepertinya aku harus ke spa setelah aku pergi meninggalkan dunia ini dan kembali ke duniaku yang sebenarnya.'

▪▪▪▪▪

Amberelyn atau lebih tepatnya Nierva, sudah selesai melakukan ritual mandinya. Selama itu, Amberelyn merasa sedikit canggung, karena sebelumnya, ia tak pernah dimandikan oleh siapapun dan ia harus berlagak seperti Nierva yang sesungguhnya.

Kini Amberelyn menatap kembali dirinya di depan cermin itu dengan pakaian kerajaan. Sebenarnya sangat cantik, hingga ia terus bertanya-tanya dalam pikirannya, 'Ini aku kan?'
Tetapi, pakaian yang ia kenakan itu cukup berat. Terbuat dari bahan yang sangat berkualitas, hingga sulit robek kecuali memang tidak di sengaja.

"Nona Nierva, Empress Ellia memanggil anda untuk segera ke ruangannya," ucap Hussiana dengan kepala yang terus tertunduk.

Amberelyn hanya mengangguk pelan kemudian berjalan ke luar dari kamarnya. Hussiana berjalan mengikuti Amberelyn.

Sebenarnya, Amberelyn kurang tahu di mana letak kamarnya Empress Ellia. Tapi setidaknya ia ingat sedikit mengenai ceritanya itu.

Empress Ellia mengalami sakit yang cukup berbeda dari kebanyakan orang. Karena ini di masa lalu, Amberelyn pun membuat penyakitnya terlihat seperti penyakit di masa mendatang, yaitu kanker otak.

Awalnya Amberelyn tidak ingin membuat penyakit itu, tapi menurutnya, orang-orang dari masa lalu itu harus mencoba pengobatan yang berbeda dari masa sekarang. Maka dari itu, Amberelyn memutuskan untuk membuat penyakit itu.

Tanpa ia sadari, tubuh yang ia tempati ini pun memiliki penyakit yang tak kalah serius dari penyakit yang diderita sahabatnya, Empress Ellia.

Tak lama kemudian, mereka pun tiba di kamar Empress Ellia. Salah satu pengawal yang berdiri di luar kamar, mempersilahkan Amberelyn untuk masuk ke dalam sana.

Setelah Amberelyn masuk, beberapa pelayan yang membantu merawat sang Empress, terlihat membungkukkan badannya padanya. Amberelyn membalas dengan menganggukkan kepala pelan.

"Selamat pagi, Empress Ellia," sapa Amberelyn dengan membungkukkan badan dan menarik kedua sisi gaunnya, berpose ala-ala kerajaan. Meskipun ia sedang dilanda kebingungan, ia tetap menjalankan perannya. Untungnya, ia sering menonton film-film yang menceritakan tentang kerajaan.

Empress Ellia tersenyum menanggapi hal itu. "Selamat pagi juga, Nierva."

Wajah Empress Ellia sangat pucat. Bibir yang tengah tersenyum itu juga begitu pucat meski sudah diberikan pewarna bibir. Ia tampak begitu tak berdaya, tertidur sepanjang hari demi memulihkan kondisinya.

'Ya ampun, aku merasa bersalah padamu Empress Ellia,' batin Amberelyn sedih.

"Bagaimana keadaanmu, Empress Ellia? Sudah lebih baik?" Amberelyn memberanikan diri untuk berjalan menuju ranjang Empress Ellia yang sisinya terlihat kosong. Kemudian ia duduk di sana sambil menatap sendu padanya.

"Seperti kemarin-kemarin, Nierva. Tidak berubah," lirih Empress Ellia.

"Apa obatnya tidak berfungsi?" tanya Amberelyn lagi.

Empress Ellia mengangkat tangannya yang lemah itu dan mengoyangkannya pelan, menyuruh pelayan-pelayannya untuk segera meninggalkan kamarnya.

Setelah mereka semua pergi, Empress Ellia berusaha bangkit untuk duduk. Amberelyn refleks membantu Empress Ellia untuk duduk bersandar pada kepala ranjangnya.

"Aku ... tidak tahu lagi harus bagaimana, Nierva. Aku bingung, aku cemas, aku ... hah, semuanya bercampur lebur. Aku, pasrah," gumamnya.

Amberelyn bisa menatap dengan jelas kesedihan yang diderita oleh Empress Ellia. Ia pun berfikir keras untuk membantu Empress Ellia.

'Obat herbal apa yang bisa aku dapatkan untuk membantu menyembuhkan Empress Ellia? Tapi ... di sini tidak ada teknologi apapun, apa yang harus aku gunakan?' batinnya.

"Tenang saja, Empress Ellia. Aku akan membantumu," ungkap Amberelyn.

Tatapan Empress Ellia yang semula terlihat sedih dan putus asa itu, kembali cerah hanya dengan mendengar ucapan Amberelyn.

"Benarkah itu? Kau akan membantuku, Nierva?"

"Iya. Aku akan membantumu." Amberelyn tersenyum lega melihat Empress Ellia yang kembali semangat untuk sembuh.

"Mari berpelukan. Aku sangat senang memiliki teman sepertimu, Nierva."

Amberelyn langsung memeluk Empress Ellia. "Aku juga sangat senang memiliki teman sepertimu, Empress Ellia," tuturnya dengan senyum masih terhias di wajahnya.

Empress Ellia melonggarkan pelukan nya dan mengelus kepala Amberelyn dengan kasih sayang yang sama seperti seorang ibu.

"Terima kasih sudah mau bersahabat denganku, Nierva. Aku tidak tahu lagi ingin berkata apa untuk mengucapkan segala kemurahan hatimu, tapi ada satu hal yang ingin aku ucapkan. Terima kasih tetap berada disisiku dan tidak meninggalkanku sama seperti mereka meninggalkanku." Empress Ellia tersenyum sendu diakhir ucapannya.

Ia berkata jujur, bahwa selama ia sakit, semua sahabat-sahabatnya seolah-olah menjauhinya karena penyakit yang ia derita itu berbeda dari kebanyakan orang dan terkenal langka. Maka dari itu, Empress Ellia juga terkena depresi selama beberapa hari.

Tapi semenjak kedatangan Nierva, Empress Ellia tidak begitu merasakan luka yang dalam. Justru ia bahagia dengan kedatangan Nierva. Artinya, Nierva peduli pada dirinya yang memiliki penyakit yang aneh.

Amberelyn merasa tersentuh akan ucapan dari Empress Ellia. Amberelyn bisa merasakannya, bahkan kini, air matanya hampir saja tumpah jika ia tak segera menyekanya.

"Tentu. Bukankah itu adalah tugas seorang sahabat? Kau sudah berbuat banyak untukku, Empress Ellia. Bagaimana bisa aku melupakan apa yang sudah kau lakukan padaku?"

Empress Ellia tersenyum lebih lebar kali ini. "Terima kasih, Nierva. Berkat kedatanganmu, aku merasa jauh lebih baik dari sebelumnya," ungkapnya.

"Tidak perlu berterima kasih, Empress Ellia." Amberelyn pun bangkit dari duduknya dan menundukkan kepalanya hormat pada Empress Ellia. "Aku pamit dulu, Empress Ellia. Aku harus segera pulang ke Ice Castle, karena Emperor Zlurius sudah menetapkan jadwal kepulanganku," ujar Amberelyn.

Ia masih ingat mengenai chapter terakhir yang ia tulis, dan juga pesan-pesan yang dikatakan Emperor Zlurius kepada Nierva yang ingin menjenguk Empress Ellia.

"Baiklah. Emperor Zlurius masih tidak berubah," goda Empress Ellia sambil tertawa kecil. Amberelyn hanya tersenyum menanggapinya.

"Kalau begitu hati-hati dijalan. Sampaikan salam terima kasihku kepada Emperor Zlurius," pesannya pada Amberelyn.

"Baik, Empress Ellia. Aku pamit." Amberelyn kembali menundukkan kepalanya sambil menarik kecil sisi gaun yang ia kenakan. Setelah itu, ia pun segera keluar dari kamar Empress Ellia dan segera menuju gerbang utama Flower Castle, karena tandu kerajaan Ice Castle sudah menunggu kedatangan dirinya.

~♡~

Selamat siang menuju sore^^

Bagaimana chapter kali ini? Seru? Komen di sini kalau seru ;)

Terima kasih sudah meluangkan waktu kalian untuk membaca cerita kami^^

Semoga cerita kami dapat menghibur banyak orang><

Jangan lupa tekan tanda ☆ dan berkomentar sepuas kalian. Jangan lupa juga untuk kritik dan sarannya ;)

Salam manis desi_AL dan Sha_Yap16

🤲🏻💚

Continue Reading

You'll Also Like

850K 83.1K 29
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
9.8M 1.2M 60
"Sumpah?! Demi apa?! Gue transmigrasi cuma gara-gara jatuh dari pohon mangga?!" Araya Chalista harus mengalami kejadian yang menurutnya tidak masuk a...
6.1M 478K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
9.7M 881K 51
#1 In Horor #1 In Teenlit (20.05.20) Tahap Revisi! Vasilla Agatha yang dijauhi orang tuanya dan tak memiliki teman satupun. Dia menjalani setiap har...