"Bara," panggil Meisya saat melihat Bara ada di dalam kantin sekolah. Sedangkan lelaki yang ia panggil tengah asik menyantap makan tanpa mempedulikan panggilannya.
"Bara aku mau bicara sama kamu," ujar Meisya setelah sampai di depan meja Bara.
"Bara aku ingin penjelasan dari kamu, kamu beneran mau dijod--" sebelum sempat Meisya menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba ada gadis yang menarik tangannya dan sedikit mendorong Meisya agar menjauh dari meja Bara. "Heh lo jangan deket-deket sama Bara," usir Bella gadis yang mendorong Meisya tadi.
"Apaan sih kak, meisya tuh mau bicara sama Bara," bantah Meisya yang tidak suka dengan sikap Bella.
"Kalau gue bilang pergi ya pergi, Bara tuh sekarang udah jadi calon suami gue."
"Dia itu bukan calon suami kakak, dia pacar aku," sanggah Meisya kesal saat mendengar Bella yang tiba-tiba mengeklaim Bara sebagai calon suaminya.
"Lo tahu sendirikan kalo Bara itu dijodohkan sama gue," sombong Bella.
"Aku nggak peduli," acuh Meisya.
"Ck dasar gadis kurang belaian, cari pria lain sana! Kenapa harus deket sama calon suami gue," suruh Bella sambil menatap tajam kearah Meisya.
"Dia itu bukan calon suami kakak, dia itu pac--"
"Meisya kita putus!" sela Bara cepat dan dingin memotong perkataan Meisya.
"Kamu pasti bercandakan Bar? hahah ga lucu banget sih kamu candanya." Meisya tertawa renyah menanggapi perkataan Bara.
"Gue serius, kita putus!" tekan Bara dengan wajah yang serius.
"Udah aku bilangin kamu tuh nggak usah bercanda, nggak ada lucu-lucunya tahu." Meisya tetap saja tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Bara.
"Teserah kamu mau percaya apa nggak, tapi secara terangnya kita udah putus!"
Deg
Mata Meisya memerah saat melihat keseriusan dan ketegasan dalam kalimat yang dikatakan oleh Bara, ia sangat tahu jika sekarang Bara memang sedang tidak becanda. "Bara nggak bakal tinggalin Meisyakan?" tanya Meisya khawatir.
"Maaf, gue udah punya tanggung jawab lain," balas Bara sambil menggenggam tangan Bella lalu pergi meninggalkan Meisya sendirian di sana.
Sepeninggalan Bara ia melihat Meisya jatuh terduduk dengan memegang dadanya yang terasa sesak, Bara tersenyum miris melihat keadaan Meisya.
"Bara jangan tinggalin Meisya!" mohon Meisya namun tidak akan dapat didengar oleh Bara karena Bara sudah keluar dari kantin.
"Bara jangan tinggalin aku!"
"Bara nggak bisa ninggalin aku."
"Jangan Bara!" keringat dingin memenuhi kening Meisya.
"Jangan tinggalin aku Bara," racau Meisya sambil membalikan badanya kekanan dan kekiri secara gelisah
"BARA!" teriak Meiysa dan terbangun dari tempat tidurnya dengan nafas yang tersenggal-senggal, jantungnya pun seperti memompa sangat cepat.
"Sayang kamu kenapa?, kamu baik-baik aja kan nak?" tanya Mira yang langsung masuk kedalam kamar Meisya saat memdengar teriakan dari anaknya.
"Mi Me-meisya ada di mana?" tanya Meisya pelan sambil menetralkan nafasnya dan memegang kepalanya yang sedikit terasa pusing.
"Kamu lagi mimpi buruk ya?" tanya Mira berusaha menenangkan putrinya. "Badan kamu panas sayang," kaget Ratna saat mengusap keringat di kening anaknya.
Meisya mengangguk pelan saat merasa suhu tubuhnya yang tidak sama dengan biasanya.'Huh hanya mimpi' batin Meisya lega.
Ternyata yang dialami Meisya tadi hanyalah mimpi buruk, ia kira hubungannya dengan Bara benar- benar sudah berakhir.
"Tunggu sini, Mami mau ngambil obat sama kompresan," ujar Mira sebelum keluar dari kamar Meisya.
Meisya pun mengangguk lemah. Gadis itu pun melihat jam yang ada di dindingnya. "Jam satu pagi," gumam Meisya dan berniat untuk melanjutkan tidurnya, karena besok pagi ia harus bersekolah.
06:25
"Kamu beneran mau sekolah sayang?" tanya Mira khawatir saat mengingat tadi malam suhu tubuh anaknya sempat naik.
Meisya tersenyum lalu mengangguk mantap. "Meisya udah nggak papa kok Mi," katanya. Akhirnya Mira hanya bisa pasrah dengan keputusan anaknya.
****
Setelah lama menahan suntuknya pelajaran, akhirnya Bel istirahat berbunyi.
"Sya lo lagi ngelamun?" tanya Kaila saat melihat Meisya yang hanya diam sambil menatap kedepan dengan pandangan kosong.
"Sya," panggil Kaila dan Letta bersamaan.
"Eh i-iya ada apa maaf gue lagi nggak fokus," jawab Meisya kikuk. Letta dan Kaila tersenyum miris melihat sikap Meisya.
"Mau ke kantin?" tanya Kaila.
Saat mendengar kata Kantin Meisya jadi teringat dengan mimpinya tadi malam. Ia jadi takut hal itu jadi kenyataan, bilang saja di bodoh karena tidak mau ke kantin hanya gara-gara mimpi. Tapi jujur dia tidak ingin kehilangan Bara saat ini, apalagi sudah tiga hari Bara tidak menghubunginya. Membuat dirinya semakin dilanda kegelisahan.
Meisya menggelengkan kepalanya. "Gue udah kenyang," balas Meisya.
"Tapi Sya lo belum mak--"
"Shuut gue nggak papa kok, orang tadi gue sarapannya banyak banget. Jadi sekarang masih belum laper," sela Meisya cepat.
Kaila dan Letta langsung mengangguk paham tanpa merasa curiga dengan Meisya. Karena mereka berdua sudah benar-benar lapar, jadi tanpa pikir panjang kedua sahabat Meisya itu langsung berjalan ke luar kelas terlebih dahulu.
"Huh sendirian deh," gumam Meisya lesu. Lalu ia mengeluarkan sebuah novel dari dalam tasnya, yang ia beli minggu lalu bersama Bara. Dan sekarang ia baru bisa membacanya.
Masalah Bara, lelaki itu sudah tidak menghubunginya lagi selama tiga hari setelah acara di rumahnya. Ponselnya Meisya yang tertinggal pada malam itu pun di kembalikan oleh Jerryo pengawalnya. Hal ini membuat Meisya semakin cemas dan khawatir.
Kruukk
Tak berselang lama perut Meisya berbunyi menandakan ia sedang lapar, namun gadis itu tidak ada niatan untuk makan ataupun membeli makanan.
Kriuuk
Sekarang Meisya benar-benar sangat lapar, namun ia tetap bersih keras untuk tidak mau makan. Meisya memilih untuk meletakan kedua tangannya diatas meja, dan meneggelamkan wajahnya dilipatan tangannya sambil memejamkan matanya berharap rasa laparnya menghilang.
"Lapar eh?" tanya seseorang yang tiba-tiba berada di dekat Meisya.
Tubuh Meisya menegang saat mendengar suara yang sudah tiga hari ia tidak dengar, ia sangat gugup saat merasakan ada tangan yang mengelus rambutnya secara perlahan.
"kok nggak pergi ke kantin?" Meisya mengangkat kepalanya secara perlahan dan melihat wajah Bara yang sangat dekat dengan wajahnya.
"Ba...bara sejak kapan kamu ada di sini?" tanya Meisya gugup.
"Jawab pertanyaan aku sayang, jangan ngalihin pembicaraan."
"Aku nggak laper."
"Gadis pembohong!" sarkas Bara.
"Hmm," lirih Meisya saat ia tahu tidak bisa berbohong di depan pria itu. Bara seperti sudah tahu dirinya, melebihi dirinya sendiri.
"Beliin gue nasi goreng dan teh hangat satu." Meisya dapat melihat jika Bara sedang menelepon seseorang.
"....."
"5 menit lo ga nyampe, perusahaan bokap lo ada di tangan gue," ancam Bara lalu mematikan sambungan teleponnya secara sepihak.
Meisya berdecak pelan saat mendengar perkataan Bara, "Bisa tidak tingkat ke pamerannya di kurangin dikit?"
"Bukannya pamer sayang, itu namanya manfaatin yang udah ada. Keluarga aku cari uang buat hal yang bermanfaatkan, terus apasalahnya aku manfaatin," balas Bara dengan tersenyum.
"Ck serah kamu deh," pasrah Meisya.
Tidak berselang lama, terlihat Kenan yang masuk kedalam kelasnya dengan membawa kantong kresek berisi pesenan Bara tadi.
Bara langsung menerima kantong kresek tersebut lalu langsung mengeluarkan isinya. "Bilang makasih kek, udah gue beliin," sindir Kenan.
"Makasih Kak Kenan," ucap Meisya yang merasa tidak nyaman karena Kenan telah membelikannya makanan.
"Yang beliin kamu makanan tuh pakai uang aku, seharusnya bilang Makasihnya ke aku. Jangan ke Kenan," ucap Bara yang terdengar kesal sambil menatap tajam Kenan.
"I-iya Sya, uangnya Bara kok. Gue duluan ya, udah di tungguin My Bubu," balas Kenan lalu pergi dari sana dengan cepat.
"Makan!" suruh Bara pada Meisya setelah membuka sebungkus nasi goreng di hadapan Meisya.
"Aku nggak lapar."
"Mau lapar apa nggak kamu harus makan!" tekan Bara.
"Tap--"
"Aku nggak mau mempertaruhkan kesehatan kamu demi kamauan kamu," sela Bara cepat.
"Ck iya-iya," final Meisya. Sebenarnya Meisya memang sedang lapar namun dia gengsi untuk mengatakannya. Untung Bara terus memaksanya, kalau tidak iya akan malu sendiri nantinya.
~To Be Continued~
Next part
Jangan lupa vote dan komen 🌟
Link GC
Pasukan Posessive WPツ
ada di Bio
Ig : wrtr.lly