Twisting Time | ✔

By devaiyalett

69.5K 7.8K 661

Sirius Black tidak mati ketika dia jatuh melalui selubung, sebagai gantinya dia diberi kesempatan kedua, bang... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47 [END]

Chapter 34

629 108 7
By devaiyalett

Senin 6 April 1992

Siang berikutnya mereka memutuskan untuk ber-Apparate pulang. Pagi itu, Lily, Remus, dan Dumbledore, telah melakukan perjalanan ke tiap-tiap lokasi Horcrux yang berada di area umum untuk meletakkan mantra pendeteksi yang Lily kaitkan dengan Kepala Sekolah sehingga jika pergerakan terjadi di area-area tersebut, dia bisa pergi dan memeriksa dalam waktu singkat. Rencananya adalah, jika Dumbledore menangkap Voldemort di lokasi, dia kemudian akan mengungkapkan bahwa dialah orang yang menemukan dan menghancurkan Horcrux-nya. Dia bermaksud melindungi Sirius, tetapi mereka semua sadar bahwa tidak mungkin bagi Voldemort untuk percaya bahwa hanya Dumbledore yang tahu.

Baik Sirius dan Remus pulang bersama mereka. Remus secara sukarela membuat Jack sibuk sementara James dan Lily, bersama Sirius, berbicara pada Harry tentang identitas ayah baptisnya. Tak satu pun dari mereka yang benar-benar ingin membicarakan ini. Sayangnya Voldemort membuat mereka terpaksa.

Remus membawa Jack ke kamar tidurnya sementara yang lainnya menyamankan diri mereka di ruang duduk.

Harry duduk di sofa di samping ibunya. James dan Sirius duduk di sisi lain ruangan, menghadap mereka. Sirius merasa sedikit gugup. Keheningan yang tidak nyaman terjadi di sekeliling mereka. Tak satu pun dari mereka yang tahu harus mulai dari mana.

Harry memain-mainkan tangannya dan kemudian mengusap rambut hitamnya yang berantakan. Menunjukkan betapa gugupnya dia juga.

Sirius tidak ingin memulai. Dia merasa itu adalah tanggung jawab James dan Lily untuk melakukannya.

Akhirnya Harry berbicara, suaranya rendah dan tenang. "Kenapa kalian tidak memberitahuku?"

Itu bukanlah tuduhan tapi itu cukup untuk membangkitkan rasa bersalah di perut Sirius.

James berbicara lebih dulu. "Kami ingin melindungimu. Kau pantas mendapatkan masa kecilmu. Kami selalu berencana memberitahumu saat kau sudah lebih dewasa... terutama tentang ramalan. Kami tidak ingin membebanimu dengan itu."

"Kurasa aku mengerti..." jawab Harry, "tapi untuk mengetahui dengan cara seperti itu..."

"Kami tidak menyangka Voldemort akan mengungkapkan begitu banyak," jawab Lily. "Tapi kemudian kami seharusnya ada di sana bersamamu dan kau tidak akan terlihat. Kami mengambil risiko dan itu menjadi bumerang bagi kami. Kita beruntung bisa keluar tanpa cedera serius."

"Tujuan kami tidak memberitahumu adalah agar kau bisa menikmati masa kecilmu," jelas James.

"Kapan kalian berencana memberitahuku?"

"Saat kau berusia enam belas tahun," aku Lily pelan. "Voldemort telah membuat kami terpaksa dan meskipun kau masih muda, kau telah melihat dan cukup tahu sehingga kami tidak dapat menyimpannya lagi darimu."

Harry mengangguk. "Oke."

"Apa yang ingin kau ketahui terlebih dulu?" tanya James.

"Ramalannya," jawab Harry.

Sirius mengawasi dengan hati-hati, menilai reaksi temannya. Ini akan menjadi topik yang berbeda untuk mereka semua. Dia merasa agak lega bahwa Harry tidak bertanya tentang dirinya lebih dulu, tetapi dia juga tahu anak baptisnya cerdas. Harry pasti tahu bahwa ramalan adalah salah satu hal yang mungkin menyebabkan Sirius kembali ke masa lalu; lebih baik bagi Harry untuk mengetahui isinya terlebih dahulu sebelum mencoba mempelajari lebih lanjut tentang kehidupan Sirius sendiri dan dunia sebelumnya.

James berdeham, berbicara lebih dulu. "Ramalan itu dibuat beberapa bulan sebelum kau lahir. Kami tidak memihak Voldemort dalam perang. Ibumu dan aku sudah menjadi target besar, terutama karena dia adalah Kelahiran-Muggle dan seorang Darah-Murni menikahinya. Banyak tawaran diberikan kepada kami untuk bergabung dengan Voldemort. Kami menolak dan kami terus menentangnya. Kami menghadapinya tiga kali dan menentangnya tiga kali. Ketika Lily mengandungmu, Profesor Dumbledore datang untuk berbicara pada kami dan memberi tahu kami bahwa Voldemort menargetkan dirimu dan seorang lainnya karena ramalan yang baru saja dibuat."

Harry menelan ludah. "Dia ingin aku mati sebelum aku lahir?"

Lily mengangguk. "Ya. Tapi kami menghentikannya. James dan aku pergi bersembunyi, hanya bertarung ketika kami tidak punya pilihan lain. Keselamatanmu adalah prioritas kami."

"Ramalan itu menyiratkan bahwa kau mungkin orang yang akan memiliki kekuatan untuk mengalahkan Voldemort," lanjut James. "Kami memang tahu ramalan lengkapnya tapi kami lebih suka tidak memberi tahumu isinya dulu... Bisa dibilang, itulah alasan mengapa kita bertiga harus di bawah Mantra Fidelius untuk perlindungan."

Harry menggigit bibir bawahnya. Mereka bisa melihat bahwa dia sedang mempertimbangkan apakah dia ingin tahu ramalan lengkapnya atau tidak. "Bagaimana kalian tahu bahwa itu berarti aku ketika ada banyak bayi lain yang lahir saat itu? Aku tidak perlu tahu persis kata-katanya, tetapi bagaimana kalian tahu bahwa itu berarti aku?"

"Kami tidak tahu persis itu kau, Harry," jawab Lily, "namun, kemungkinan besar itu kau. Ramalan itu secara khusus mengatakan seorang bayi laki-laki akan lahir dari orang tua yang telah menentang dia tiga kali, sesuatu yang telah dilakukan ayahmu dan aku. Dikatakan ia akan lahir bersamaan dengan matinya bulan ketujuh... Juli. Kau lahir lima menit sebelum tengah malam. Lima menit lagi dan tanggal lahirmu pasti di bulan Agustus. Dengan itu saja, Voldemort berasumsi bahwa ramalan itu mengacu padamu lebih daripada anak lainnya yang lahir di akhir Juli. Dia ingin mencegah ramalan terjadi sehingga bersumpah untuk membunuhmu sebelum kau bisa menjadi ancaman baginya."

"Apakah ramalan itu mengatakan hal lainnya?" tanya Harry pelan, menatap ayahnya sembari bersandar pada ibunya.

James ragu-ragu. "Disebutkan bahwa Voldemort akan menandai anak itu sebagai tandingannya."

"Apa artinya itu?"

James dan Lily langsung menoleh ke Sirius yang bermuka masam, tetapi mengingat dia telah mengenal seorang Harry yang memiliki takdir ini, masuk akal bagi mereka untuk memandangnya.

"Itu berarti akan ada sebuah ciri di dirimu, sebuah tanda, yang dibuat oleh Voldemort sendiri, yang akan mendefinisikanmu sebagai orang yang setara dengannya dan orang yang memiliki kesempatan terbaik untuk mengalahkannya selamanya. Anak itu ditakdirkan untuk menghadapi Voldemort," jelas Sirius pelan. Dia bisa tahu apa yang akan Harry katakan.

"Apa itu... telah terjadi? Sebelum kau mengubah keadaan?" Suara takut Harry menerobos kabut yang tiba-tiba menyelimuti pikiran Sirius.

Bahunya menurun. "Ya." Sekarang mereka sampai di dirinya. Di kehidupan Sirius.

"Voldemort berkata kau telah mengubah waktu, melakukan perjalanan ke masa lalu dan menghentikan dia dari mencoba membunuhku. Tapi kemudian... setelah Dad tiba, aku mendengar dia berkata bahwa kau telah mati dan kembali... Di waktu yang mana?"

Sirius menelan ludah. Dia tahu Lily dan James tidak akan menjawab pertanyaan ini. Bagaimanapun, pertanyaan ini ditujukan padanya. Tapi apa yang bisa dia katakan? Bagaimana dia bisa mengungkapkannya dengan cara yang dimengerti oleh anak berusia sebelas tahun? Dia telah mati dan kembali, tetapi ini lebih rumit dari itu. Dia telah mati di masa depan yang sudah tidak ada lagi. Atau lebih tepatnya harus ada agar dia bisa kembali di awal, tetapi tidak bergerak maju setelah kematiannya.

"Ini rumit... kurasa." Sirius akhirnya menjawab, menggunakan waktu untuk memikirkan apa yang harus dikatakan selanjutnya. "Aku telah menjalani kehidupan yang berbeda sebelum kehidupanku yang sekarang. Aku mengingat segalanya tentang itu. Harry... in the time I came from, everything went to shit."

"Sirius!" desis Lily, mata hijaunya berkilat padanya karena umpatannya di depan Harry.

Dia hanya mengangkat bahu. "Dia telah mendengar yang lebih buruk. Lagi pula, itu adalah kata yang tepat untuk menggambarkan kehidupan pertamaku."

Lily terus memelototinya tetapi Sirius tidak terganggu.

"Harry, kau tahu ramalan itulah alasan keluargamu harus bersembunyi ketika kau masih bayi dan sekarang kau tahu itu untuk melindungimu. Di kehidupan pertamaku... itu tetap terjadi... tetapi perbedaannya ialah bahwa orangtuamu dikhianati dan mereka meninggal, tetapi kau selamat."

Mata Harry membelalak mendengar pernyataan itu. "Apa?"

"Itu salahku." Bahkan bertahun-tahun kemudian, mengingat rasa bersalah itu masih membuat Sirius sakit. "Aku ditunjuk untuk menjadi Penjaga Rahasia, tetapi aku menyarankan Peter Pettigrew."

"Oh." Harry sudah lama diberi tahu tentang pengkhianatan Pettigrew terhadap teman-temannya. Itu adalah satu-satunya hal yang James dan Lily ingin dia ketahui.

"Di kehidupan pertamaku, dia mengkhianati mereka dan Voldemort membunuh mereka. Voldemort mencoba membunuhmu tetapi dia tidak bisa. Sebagai gantinya, dia menandaimu. Memberimu bekas luka yang memastikan bahwa takdirmu adalah menghadapinya." Bahu Sirius merosot. "Aku bermaksud untuk membesarkanmu, tetapi ketika aku tidak diizinkan, aku mengejar Pettigrew. Dia memperdayaku dan menghilang ke dalam bentuk Animagusnya. Aku dilempar ke Azkaban atas kejahatan yang tidak pernah kulakukan."

"Jadi..." Harry menelan ludah. Dia tampak terguncang. "Apa yang terjadi padaku? Apakah Remus yang membesarkanku?"

Sirius menggeleng. "Tidak. Dia tidak membesarkanmu. Kau dibesarkan di dunia Muggle."

"Oleh Bibi Petunia? Tapi dia membenciku!"

Beberapa hal tidak pernah berubah.

"Tapi dia membesarkanmu." Dia tidak akan memberi tahu Harry tentang hidupnya dengan kerabat Muggle-nya. Tidak sama sekali. Harry tidak perlu tahu itu. "Aku menjadi bagian dari hidupmu di beberapa tahun berikutnya."

Harry mengangkat alisnya. "Bagaimana?"

"Aku melarikan diri dari Azkaban saat kau berumur tiga belas tahun. Kau menyelamatkanku." Dia tidak berpikir Harry benar-benar perlu mengetahui detail persisnya. "Aku berusaha untuk ada di saat kau membutuhkanku. Aku tidak bisa selalu ada karena aku adalah kriminal dan sedang dalam pelarian. Aku tidak bersalah, tetapi tidak ada yang pernah tahu, kecuali satu orang yang paling kusayangi. Kau. Kau melindungiku meskipun usiamu masih muda. Aku hanya mengenalmu dengan baik selama dua tahun sebelum aku mati."

Setitik ketakutan menyapu wajah anak itu. "Tapi jika kau mati, bagaimana caranya kau kembali?"

Sirius mengangkat bahu. "Aku terbangun pada tahun 1981 dengan semua memoriku. Aku tidak ingat peristiwa antara kehidupan ini dan kehidupanku sebelumnya."

"Voldemort tahu, iya kan?" tanya Harry pelan.

Sirius mengangguk. "Ya. Dia tahu aku telah mati dan aku kembali ke masa lalu setelah kejadian itu. Dia menduga bahwa musuhnya awalnya adalah kau, tetapi aku telah mencegahnya. Aku telah membatalkan ramalan meskipun Voldemort masih bisa memilih untuk menindaklanjutinya. Dia masih bisa berubah pikiran..." Dia menarik lengan bajunya, memandang ke tempat darahnya diambil. "Dia memilihku untuk menjadi musuhnya daripada kau untuk saat ini. Alasanku di sini adalah untuk melindungimu dan untuk mencegahmu terlibat."

"Kurasa sudah agak terlambat untuk itu," tambah James. "Kami seharusnya tahu itu ketika kami mengetahui ikatan antara kalian berdua."

Sirius mengerutkan kening. "Apa kau sedang menyiratkan sesuatu yang kuyakini?"

Potter yang lebih tua itu mengangguk. "Kau tidak memiliki ikatan ini dengan Harry di garis waktu sebelumnya, bukan?"

Sirius menggelengkan kepalanya sebagai konfirmasi. "Tidak."

"Kalau begitu, ikatan itu dibuat saat kau sudah mati."

Yang sudah Sirius ketahui. Harry-nya telah memberitahunya ketika dia berbicara padanya melalui Batu Kebangkitan. "Aku akan berasumsi begitu." Dia juga tahu dari pembicaraannya dengan Harry bahwa itu adalah tindakan James dan Lily di antara dunia yang telah menghasilkan pembentukan ikatan. Dia belum siap memberi tahu teman-temannya tentang itu. Sejujurnya, James dan Lily tidak perlu tahu. Sirius bahkan tidak dapat mengingat peristiwa itu, tetapi itu pasti terjadi. Dia menjawab dengan menimbulkan penasaran. "Aku akan berasumsi begitu."

"Tapi kenapa?" tanya Lily.

Sirius menghela napas. "Apa kalian ingin teori?"

Yang lainnya mengangguk.

"Kurasa itu dimaksudkan untuk digunakan sebagai sarana untuk melindungi Harry, membuatnya tetap aman."

"Dan itu berhasil," tambah Harry. "Kau menyelamatkanku ketika aku masih kecil. Dan kau melindungiku di pemakaman."

Sirius tersenyum. "Ya. Tapi itu bekerja secara dua arah. Kau menyelamatkanku ketika kau masih bayi."

"Aku tahu."

Tanggapan Harry sedikit mengejutkan Sirius. Tetapi bagi Harry untuk secara aktif menggunakan ikatan mereka agar sampai ke pemakaman, berarti James dan Lily akhirnya telah menjelaskan itu padanya.

"Dan jika aku benar dalam apa yang ayahmu siratkan tadi... kau masih ditunjuk untuk memainkan peran penting dalam mengalahkan Voldemort... Tapi beban itu lebih ditujukan padaku, daripada kau."

Bibir Harry bergetar. "Jadi aku tetap harus bertarung?"

"Kuharap tidak..." jawab Sirius pelan. Dia tidak ingin Harry terlibat tetapi sekarang Harry telah terlibat, dan sepertinya James dan Lily telah memutuskan jalan mana yang harus diambil. Tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk mengubah ini. Melindungi Harry bukanlah pilihan lagi, tidak setelah semua yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. Mereka hanya bisa memastikan dia siap untuk apa pun yang masa depan lemparkan padanya.

Lily menghela napas sedikit. "Tapi kau perlu dipersiapkan, Harry." Lily memucat.

"Tapi kami tak akan memaksamu," kata James.

Harry mengangguk. Perkataannya selanjutnya hampir tidak mengejutkan mereka. "Aku ingin membantu."

***

"Apakah kita membuat pilihan yang benar?" tanya Lily lirih dalam kegelapan. Keduanya berada di tempat tidur tetapi tidak ada yang bisa tidur. Mereka juga ragu Harry bisa tidur.

"Menurutku kita membuat keputusan itu karena kita ingin Harry aman, tetapi dia juga perlu tahu bagaimana membela diri. Apa yang Sirius lakukan sekarang dulunya adalah... Di lain waktu... Voldemort mungkin telah memilih untuk fokus pada Sirius, tetapi dia tahu tentang ikatan di antara mereka... Dia tahu apa yang bisa dilakukan Harry dan itu hanya akan memperkuat tekadnya untuk membunuh Harry bahkan walaupun dia bukanlah orang yang melakukannya..." James menjelaskan. "Dia tidak akan mengambil risiko menyerang Harry sendiri kalau-kalau dia menjadikan Harry musuhnya. Sirius berbeda... Ramalan itu tidak berlaku baginya sehingga Voldemort tidak takut untuk menyerangnya."

Lily melingkarkan jari-jarinya ke tangan suaminya. "Dia kehilangan masa kecilnya... bukan?"

James mengangguk dengan serius. "Ya."

"Kita tidak bisa tetap melindunginya..."

"Tidak." James menyetujui. "Tapi setidaknya dia dicintai. Kita akan ada untuk membantunya. Mereka berdua," koreksinya. "Sirius membutuhkan Harry sama seperti Harry membutuhkan Sirius."

Lily menghela napas pelan. "Bahkan walaupun Harry adalah bagian dari ini... Sirius akan melindunginya."

"Ya. Dia rela mati untuknya... Sama seperti kita semua."

"Aku tidak akan berhenti khawatir, kau tahu..." bisik Lily.

"Aku juga tidak." Dia meremas tangan istrinya.

Lily meringkuk di pelukan suaminya. "Kita akan khawatir bersama."

***

Di ujung lorong, Harry berbaring terjaga di tempat tidur, pikirannya berdengung karena semua informasi yang telah dia ketahui hari ini. Ayah baptisnya telah mempertaruhkan segalanya untuk memastikan dia tumbuh bersama orang tuanya dan memastikan kedamaian untuk dunia mereka. Harry meringkuk di bawah selimutnya. Dia tidak bisa tidur.

Di bawah selimut dan dalam gelap, Harry hampir berharap orangtuanya tidak memberi tahu dia yang sebenarnya. Dia ingin kepolosannya kembali. Dia telah kehilangan itu sekarang. Tidak ada yang bisa sama lagi.

Tetapi Harry tahu apa yang harus dia lakukan. Apa yang perlu dia lakukan. Apa yang dibutuhkan dari dirinya.

"Sirius membutuhkanku. Aku tidak akan mengecewakannya." Dia menelan ludah. "Aku tidak akan membiarkan dia melakukan ini sendirian."



TBC

Continue Reading

You'll Also Like

50.4K 6K 24
Cerita tidak sama dengan cerita dibuku dan film, ini hanya cerita karangan author sendiri, terimakasih . . . . . . . . Aku benci terlahir menjadi pen...
153K 18.1K 61
꒰ completed - sirius black x oc ꒱ ꒰ written in bahasa indonesia ꒱ en·am·or /iˈnamər,eˈnamər/ be filled with a feeling of love for. gad...
11.9K 1.1K 15
Welcome to LittleDanyaa's 2nd Book Alternatif condition dimana Voldemort berhasil dikalahkan selama nya saat perang penyihir pertama. James dan Lily...
38.6K 3.4K 21
Welcome to LittleDanyaa's 3nd Book Multiverse | Boys Love (BxB) | Drarry | Another life Perang telah merenggut segalanya dari Draco Malfoy, keluarg...
Wattpad App - Unlock exclusive features