AFTER MARRIED || (T A M A T)

By hananayajy_

437K 47.6K 15.7K

The next story 'MY COLD PRINCE 2' Cerita perjalanan Arkan dan Maura yang penuh duka, luka dan air mata, kini... More

P R O L O G
WEDDING DAY
PANGGILAN NORAK
KEINGINAN MAURA
KETAKUTAN ARKAN
I'M YOURS
DUGAAN
KEJUTAN
KEGUGURAN
RECALL
GIVE ME A GIFT
MASA KECIL ARKAN
GOOD ADVICE
CEROBOH
UNKNOWN
PERHATIAN
JEBAKAN
UMPATAN KASAR
KELUARGA KECIL
KESEPAKATAN
ENDING
BONUS PART
SPECIAL PART
SEQUEL AFTER MARRIED

YANG TERCANTIK

22.6K 2.3K 590
By hananayajy_

Jangan lupa tinggalkan jejak!

Happy Reading
.
.

💍💍💍

Satu bulan telah berlalu setelah pernikahan mereka, dan selama itu pula hari-hari mereka selalu di penuhi warna kebahagiaan. Meskipun Arkan kembali di sibukkan dengan pekerjaannya, namun perhatiannya kepada Maura tak pernah ia lewatkan.

Arkan akan selalu menyempatkan diri untuk menelfon atau melakukan video call dengan Maura di sela kesibukannya. Selain khawatir, Arkan juga merindukan gadis itu.

Seperti saat ini, Arkan tengah melakukan video call dengan Maura. Kedua sudut bibirnya terangkat ketika melihat Maura tertawa di seberang sana melihat aksi lucu Angel.

Sebelum pergi menuju kantornya, Arkan menyempatkan diri mengantar Maura ke rumah Clara agar gadis itu tidak sendirian di rumah. Atau mungkin Clara atau Laura yang datang ke rumah baru mereka untuk menemani Maura.

Sebenarnya Arkan sudah kena omelan Clara dan Laura karena terlalu posesif pada Maura. Arkan bahkan tidak memperbolehkan Maura memasak atau melakukan berat apapun yang akan memicu luka atau kelelahan pada diri Maura. Meskipun Maura sudah di gelar sebagai istri Arkan, cowok itu tetap melarangnya.

Maura bahkan sempat menangis karena merasa tidak berguna sebagai seorang istri. Seharusnya tugas istri melayani suami dengan baik, menyiapkan keperluan suami, membuatkan makanan atau minuman. Tetapi itu tidak berlaku bagi Maura karena Arkan benar-benar melarangnya melakukan hal itu.

Lagi, Arkan hanya tidak ingin Maura terluka.

Arkan sendiri pun juga merasa tidak enak pada Maura, tetapi mau bagaimana lagi. Seandainya saja Maura tidak ceroboh, Arkan tentu akan membiarkan Maura melakukan hal yang seharusnya.

"Angel, coba liatin ke papa gimana jogetnya?"

Suara Maura terdengar sedikit kencang. Dari layar ponselnya, Arkan bisa melihat kamera ponsel Maura bergerak menyorot Angel yang sedang berjoget ria diiringi lagu Baby Shark yang mengalun di ruang keluarga.

"Baby shark doo doo doo doo doo doo~ Baby shark doo doo doo doo doo doo~ Baby shark doo doo doo doo doo doo~ Baby shark~"

Suara gelak tawa Clara, Edgar dan suara Maura yang ikut bernyanyi pun terdengar memeriahkan suasana, membuat Angel semakin menari-nari riang dengan gerakan lucunya.

Arkan terkekeh melihatnya.

"Papaaa! Angel nalinya bagus kan ...!?" teriak Angel dari tempatnya menari.

Arkan mengangguk seraya menunjukkan ibu jarinya. Bagus, siapa yang ngajarin hm?

"Mamaa"

Arkan meresponnya dengan senyuman. Ah, baru beberapa jam tetapi Arkan sudah merindukan mereka. Ini baru jam makan siang tapi rasanya ia ingin cepat-cepat pulang untuk menggendong Angel dan memeluk Maura erat dan menghujamnya dengan ciuman.

"Boo, kamu udah makan?"

"Udah, kamu?" tanya Arkan balik.

"Udah kok"

"Makan apa tadi?"

"Sayur asem sama tempe, ih enak banget, Boo!"

Kening Arkan mengerut samar. "Kamu gak deket-deket kompor atau megang pisau 'kan, Sayang?"

"Nggak kok, aku cuma lakuin yang gampang-gampang aja"

"Nggak ada luka kan?" Maura menggeleng, selanjutnya ponsel milik Maura sudah berpindah tangan.

"Kamu tuh ya jadi suami posesifan amat! Maura gak boleh ini lah gak boleh itu lah! Maura udah gede, Ar, bukan anak kecil lagi!" omel Clara.

Arkan memutar matanya malas. "Arkan cuma larang Maura ngelakuin hal yang buat dia terluka, Mom"

"Tapi gak larang dia masak juga 'kan, kasian Mauranya pengin masak sesuatu buat kamu tapi di larang. Kamu belum pernah nyobain masakan dia 'kan?!"

"Udah tuh," kata Arkan bangga.

"Pasti enak, ya 'kan?"

Arkan hanya tersenyum. Ia jadi teringat saat mereka masih sekolah dulu dan Maura membuatkannya nasi goreng. Saat itu Arkan benar-benar memakannya dengan lahap. Arkan bahkan tak menyangka, seusia itu Maura ternyata sudah pintar memasak.

Sayangnya Maura juga pintar melakukan kecerobohan hingga melukai dirinya sendiri.

Melihat Maura menangis saja hati Arkan sudah terasa sesak, dan Arkan hampir mati setiap kali melihat gadis itu kesakitan.

"Boo?" Suara panggilan Maura menyadarkan lamunan Arkan. Cowok itu menatap layar yang kembali menampilkan wajah cantik Maura.

"Hm?"

"Nggak usah di pikirin ya, aku gapapa kok"

"Maaf, Sayang," ucap Arkan merasa bersalah.

Maura menggeleng. "Aku ngerti kok, kamu ngelakuin itu semua 'kan demi aku. Jadi aku gak akan protes lagi ke kamu."

Arkan tersenyum, namun mata tajamnya menyorot mata Maura dalam. Arkan tahu, Maura mengatakan itu karena dia tidak ingin membebani pikirannya dan merasa bersalah. Maura berusaha memahami meskipun mungkin ada sedikit kekecewaan di hatinya.

"Sayang," panggil Arkan.

"Ng?"

"I love you more."

Senyuman Maura mengembang diiringi semburat merah di pipinya saat Arkan mengatakan itu. Tidak bosan-bosannya bagi Arkan untuk mengatakan kalimat itu pada Maura. Karena setiap kali ia melihat wajah gadis itu, rasa cintanya akan semakin bertambah di setiap detiknya.

"Love you too, Boo. Cepet pulang ya, aku kangen ..." cicit Maura, membuat Arkan mengembangkan senyumannya.

"Miss you too, Honey"

☃☃☃

"Papaaa!!"

Seruan Angel terdengar saat Arkan turun dari mobilnya. Arkan terkekeh dan ikut menghampiri Angel yang kini berlarian menghampirinya. Arkan membungkukkan badannya sejenak untuk menyambut Angel lalu mengangkat tubuh mungil itu ke dalam gendongannya, memberikan kecupan di pipi kanan Angel.

"Kangen Papa!" ujar Angel memeluk leher Arkan erat.

"Kangen Angel juga."

"Papa Papa!"

Arkan berdeham saat melangkahkan kakinya.

"Tadi Angel belajal pelkalian sama Mama."

"Oh ya? Angel seneng?"

"Hm!" seru Angel seraya menganggukkan kepalanya semangat. Arkan tersenyum melihatnya, rasanya ia benar-benar memiliki anak dari pernikahannya dengan Maura.

"Papa, Papa!"

"Ya, Sayang."

"Apa itu sekolah?" tanya Angel polos.

Arkan menghentikan langkahnya ketika mereka berada di teras rumah.

"Kata glandma, Angel halus belajal yang pintel bial bisa sekolah."

Merasa gemas, Arkan mengecup singkat pipi Angel. "Sekolah itu tempat belajar mengajar. Di sana Angel bisa dapet banyak teman dan pengetahuan lebih banyak"

"Selu gak, Pa?"

"Tentu, Angel mau sekolah?"

"Hm! Angel mau, Pa!"

Arkan terkekeh. "Kalo gitu Angel belajar dulu sama mama sama grandma, oke?"

"Ayay, Kapten!" seru Angel semangat seraya menempelkan lima jari kanan di pelipis, seakan memberi hormat.

Arkan terkekeh lagi dengan satu tangannya yang mengacak puncak kepala Angel gemas.

"Kak Ben!" seru Angel yang sontak membuat langkah Arkan terhenti lalu membalikkan badannya, melihat Ben yang baru saja keluar dari mobilnya lalu melangkah menghampirinya dengan menenteng tas kecil di tangan kirinya.

"Kak Ben! Kak Ben!" seru Angel lagi seraya mengulurkan kedua tangannya meminta di gendong.

"Hai cantik," kata Ben seraya mengambil Angel dari gendongan Arkan.

"Baru pulang?" tanya Arkan mengalihkan perhatian Ben dari Angel.

Ben mengangguk. "Gimana kerjaan?" tanya Ben balik.

Arkan mengendikkan bahunya singkat. "Monoton" jawabnya mengundang kekehan Ben.

"Sekali-kali ajak Maura, pasti gak bakal bosen."

"Emang enggak, tapi Mauranya yang bosen," sahut Arkan membuat Ben terkekeh lagi.

"Apa nih? Kok nyebut-nyebut nama aku?"

Kedua lelaki itu sontak menoleh ke asal suara, melihat Maura yang muncul dari balik pintu dengan dress panjang sederhana berwarna biru muda. Rambutnya yang di cepol asal dengan wajah tanpa make up itu membuat Maura semakin terlihat natural.

Dan Maura selalu berhasil membuat Arkan takjub dengan pesonanya.

"Eh? Angel tidur?" ujar Maura melihat Angel yang sudah terlelap dengan kepala yang bersandar di bahu kanan Ben.

Ben melirik Angel lalu tersenyum. "Mungkin kecapekan main."

Maura mengangguk setuju.

"Omong-omong, kalian gak mau nambahin bulan madu kalian?" tanya Ben. Pertanyaan yang menurut Maura sangat sensitif hingga membuat gadis itu mengusap tengkuknya gugup, Arkan yang menyadari itu pun membuka suara.

"Mungkin nanti," jawabnya. Sedangkan Ben hanya menganggukkan kepalanya, cowok itu lalu pamit masuk ke dalam dengan alasan ingin menidurkan Angel ke kamarnya.

Kini tersisa Arkan dan Maura yang masih berdiri di teras rumah. Hari mulai gelap, dan semburat jingga semakin kentara menghiasi langit sore. Arkan melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya, sudah hampir Maghrib, itu tandanya mereka harus pulang.

Arkan melirik Maura lagi di sampingnya yang sedari tadi menundukkan wajahnya. Arkan tersenyum lembut, di usapnya puncak kepala gadis itu membuat si empunya pun mendongak menatapnya.

"Jangan nunduk, nanti mahkotanya jatuh."

"Nggg ,,, Boo."

"Ya, Sayang."

"Kamu eumm ,,, mau kita ,,, engg ,,, anu eng—"

Arkan tertawa. "Kamu mau ngomong apa, Sayang?"

"Eng ,,, m-maksudnya kamu mau kita,,, emm,,, bulan madu,,, lagi?"

Arkan tersenyum hangat, di kecupnya kening Maura lembut dengan satu tangannya mengusap pipi Maura.

"Nggak perlu kita lakuin kalo kamu gak ingin."

"Tapi kamu ,,, mau kan?"

Arkan tersenyum lagi. "Aku tergantung kamu."

"Kok tergantung aku sih? Kan kamu imamnya, harusnya istri yang ikutin kemauan suaminya."

"Selagi itu baik dan buat kamu nyaman, kenapa enggak?"

"Ya tapi 'kan salah, Boo. Kamu 'kan suami aku, masa kamu yang ngikutin kemauan aku ...?" cicit Maura.

"Sayang, kamu lupa? Tugas seorang suami bukan hanya memberi nafkah,  tapi juga membahagiakan istrinya."

"Tapi aku udah bahagia, kok."

Arkan mengulum senyumnya. "Oh ya?"

Maura mengangguk, kedua tangannya terulur memeluk pinggang Arkan. Mendongak menatap Arkan dengan menempelkan dagunya di dada bidang cowok itu.

"Coba kamu nilai deh menurut kamu, di banding dulu sama sekarang, aku lebih banyak senyum mana?"

Arkan tersenyum lagi dan kembali melayangkan kecupannya di kening Maura. "Tentu sekarang, kamu jadi lebih cantik gara-gara sering senyum."

Maura menyengir lebar. "Aku emang cantik," ujarnya menyombongkan diri.

Arkan berdecak jenaka, cowok itu hendak melemparkan komentarnya namun urung karena Maura lebih dulu memotong.

"Karena suami aku ganteng. Siapa sih yang gak kenal suami aku? Udah ganteng, pinter, kapten basket, gak heran cewek-cewek pada ngejar-ngejar kamu dulu. Cuma cewek bodoh aja yang gak suka sama kamu, apalagi sampe benci sama kamu."

Arkan tergelak. "Berarti kamu bodoh dong?"

Maura memanyunkan bibirnya sebal. "Kok aku sih?!"

"Kamu lupa, hm? Dari satu sekolah, cuma kamu yang gak suka dan benci sama aku."

Maura semakin memanyunkan bibirnya malu. "Ihh iyaaa!! Kok aku jadi ngomongin diri sendiri sihh!!" seru Maura kesal lalu membenamkan wajahnya di dada Arkan. Malu sekali karena secara tidak langsung membicarakan dirinya sendiri, terlebih mengatai dirinya bodoh. Bodohnya Maura, padahal niatnya mau menggoda Arkan, tetapi malah senjata makan tuan.

"Aaaaaaa Boo, gimana dongg ... aku malu ...!!"

"Kenapa harus malu? Biasanya juga malu-maluin."

"Ihhh, Boo!!"

Arkan pun tergelak mendengar protesan Maura sekaligus mendapat cubitan kecil di perutnya.

Di lain sisi, Clara sedari tadi berdiri di dekat jendela mengintip interaksi manis mereka. Wanita paruh baya itu tersenyum melihat raut kebahagiaan yang terpancar di wajah anak dan menantunya itu.

Apalagi Clara sudah bisa melihat Arkan tertawa lebar seperti itu lagi berkat kehadiran Maura.

Clara ingin ia terus melihat raut kebahagiaan mereka tanpa ada air mata lagi untuk di korbankan.

☃☃☃

"Boo, sendal panda aku kemana ya?" tanya Maura pada Arkan yang tengah berkutat pada layar laptopnya di ruang tengah.

Arkan lalu menoleh menatap Maura yang sibuk mondar-mandir mencari sesuatu. Pakaian gadis itu kini sudah berganti dengan piyama putih bermotif panda yang Arkan belikan beberapa waktu lalu. Sangat cocok di tubuh Maura dan itu membuatnya semakin terlihat manis dimata Arkan.

"Boo, ish! Kok malah senyam-senyum sih?!"

"Kamu taro dimana tadi?"

"Nggak tau, aku lupa," cicit Maura sembari menggaruk kepalanya asal hingga membuat rambutnya itu terlihat sedikit berantakan.

Arkan pun bangkit dari sofa dan berjalan menghampiri Maura, merapihkan rambut gadis itu dengan jemarinya.

"Coba inget-inget lagi."

"Ahh lupaa! Bantuin cari, Boo, aku nyeker nih !!" rengek Maura sembari menunjukkan kakinya yang telanjang dengan bibir mengerucut lucu.

Arkan menurunkan pandangannya. Salah satu kebiasaan yang kini Maura terapkan sesuai anjuran Arkan untuk memakai sandal rumah karena gadis itu memang terbilang malas untuk soal cuci kaki.

Arkan menarik lembut tangan Maura dan mendudukkannya di sofa. Arkan melepas sandal rumah yang dikenakannya lalu berjongkok di hadapan Maura kemudian memakaikannya di kaki gadis itu.

"Pake itu dulu, tunggu disini."

Maura mengangguk patuh. Arkan pun lalu bangkit dan melangkah pergi mencari sandal milik Maura.

-

Arkan mendesah pelan menatap sepasang sandal berbulu dengan karakter kepala panda itu di bawah wastafel kamar mandi mereka. Sepertinya Maura tidak mencarinya di sini atau gadis itu memang tidak melihatnya.

Arkan pun mengambilnya dan melangkah keluar kamar dan menuruni anak tangga menghampiri Maura yang kini tengah duduk tenang dengan laptop miliknya di pangkuan gadis itu.

Arkan kembali berjongkok dan menggantikannya dengan sandal kepala panda bulu milik gadis itu.

"Kamu ngapain, Sayang?" tanya Arkan menangkap gurat aneh di wajah Maura.

"Eum anu ,,, Boo ...."

"Kenapa?"

"T-tapi jangan marah ya!?"

"Marah kenapa, hm?" tanya Arkan seraya membelai kepala Maura sayang.

"A-anu eumm ,,, a-aku gak sengaja nga-ngapus dokumen yang kamu kerjain."

Maura sontak mengigit bibir bawahnya saat wajah Arkan menunjukkan raut keterkejutannya.

"M-maaf, Boo ... aku tadi cuma baca-baca dokumen kamu terus aku gak sengaja mencet salah satu tombol, eh ,,, tau-tau ilang ..." lirih Maura penuh sesal.

Maura langsung menundukkan wajahnya dalam, hampir menangis saat Arkan mengambil alih laptop itu dan menutupnya lalu meletakkannya di atas meja.

Tetapi usapan lembut di kedua tangannya itu membuat Maura kembali mengangkat wajahnya menatap manik mata Arkan yang kini menyorotnya dalam. Tidak ada kemarahan terpancar di dalam diri cowok itu, Arkan terlihat tenang di hadapannya.

"Its okay, Ra. Itu gak terlalu penting."

"Nggak terlalu penting gimana ... itu 'kan kerjaan kamu, kamu ngerjain itu berarti dokumen itu penting 'kan," cicit Maura.

Arkan tersenyum hangat. Di usapnya bibir Maura lembut seakan menghentikan kegiatan Maura yang terus menggigit bibir bawahnya hingga menciptakan bekas gigitan yang kemerahan di sana.

"Siapa bilang?" Arkan membenarkan posisi duduknya. "Kamu tau apa yang terpenting di dunia ini?"

"Engg ,,, uang?"

Arkan terkekeh. "Bukan, Sayang."

"Terus apa?"

"Kamu."

Semburat merah terpancar di pipi Maura, gadis itu sontak mengusap tengkuknya gugup. "M-masa aku, udara? Emang kamu gak butuh udara? Setiap manusia 'kan butuh udara buat nafas."

"Kamu bener. Tapi gimana bisa aku hidup dan bernafas tanpa kamu, hm?"

"Ih, Arkan bucin," ledek Maura.

Arkan tergelak. "Dari pada bucin sama cewek lain, kamu mau aku gitu?"

"Ih, enggak! Kamu gak boleh bucin sama yang lain selain aku, titik!"

Arkan terkekeh geli. "Iya."

"Awas ya kalo sampe bucin sama yang lain!"

"Aku gak bakal lakuin itu."

Maura melipat kedua tangannya di dada. "Bagus!"

"Tapi gak tau kalo ada yang lebih cantik dari kamu."

"ARKAN IHHH!!" Arkan hanya tergelak menerima pukulan Maura bertubi-tubi.

"Udah, Ra, aku cuma bercanda tadi."

"Bohong!!" Galak Maura seraya memanyunkan bibirnya sebal.

Arkan mengecup bibir Maura singkat. "Percayalah, istriku yang tercantik di dunia ini."

💍💍💍

Yuhuuu A.M lOVERS~

Hayooo siapa dari kalian yg belum beli novel 'MY BOY IS COLD PRINCE?'

Yakin nih gak mau beli? Padahal A.M nungguin kalian buat dimilikin ...

Kalo dari Hana pribadi sih, jujur nih yaa, Novel MBCP ver. Novel tuh bener" narik ulur perasaan kita, mukul telak banget dan bikin Hana sadar tenang kehidupan. Dari cerita MBCP, Hana bener" belajar banyak dari dua tokoh ini. Bener nih urung" beli MBCP? Sayang banget kalo gak dimilikin loh ...

Karena beberapa part disana adalah bocoran dari kelanjutan cerita MBCP, yaitu 'MY COLD PRINCE'

Asli sih, jujur banget! Hana sendiri pun udah 6 kali baca novelnya, dan inshaallah gak akan bosen juga di kalian

Buat kalian yg ingin beli, yuk cek banner di bawah ini yaa~

A.M Lovers~
Kalian mau gabung di GC WA Official A.M Family dan seru-seruan bareng Hana dan para RP MCP?

Yuk segera ikutin rulesnya di bawah ini :

Kalo udah kirim ke salah satu IG kami di bawah ini yaa :

Ayo seru-seruan bareng bersama kami!

Kami tunggu~

See you in GC
💜💜💜💜💜💜💜

Continue Reading

You'll Also Like

676K 41.9K 45
"Aku selalu pengen punya keluarga yang sempurna." Akmal dan Helsa sudah menjalin asmara selama tiga tahun. Memasuki tahun terakhir di sekolah, Akmal...
980K 99.6K 73
"Dari satu sampai sepuluh, seberapa besar keinginan kamu untuk saya bertanggung-jawab?" "Nol?"
18.5K 649 33
Jangan lupa di vote ya👌🏻 "Rumi cuma takut kalo calon suami Rumi gak bisa nerima Barra" ~Arumi Nasha Razeta Wijaya "Yang bener aja Bun. Masa nikah s...
187K 6.5K 22
Carissa putri.A & Alvaro andreas Dua makhluk itu dipersatukan atas Perjodohan yang telah disepakati oleh orang tua mereka masing-masing.Apakah merek...