SUJUD CINTA DI KOTA BERLIN (C...

By themagicpena

62.3K 6K 816

Siapkan hati untuk merenung, apa arti cinta dan keluarga. Qarira, gadis pengungsi dari Syria ingin menata dan... More

Berlin Hauptbanhof
Qarira Nur El-Bakri
Aleppo...Cintaku yang Terkubur
Kenangan
Dinda Abimanyu (1)
Dinda Abimanyu (2)
Sekolah Bahasa Jerman
Christian Martin
Pameran
Promosi
Pertemuan
Ku'damm
Marco Alejandro
Shopping
Konser
Konser (2)
Muhammad Akbar Permana
Luka yang Kurindu
Nasib atau Takdir Ilahi
Sang Model
Praduga
Mama
Dear Hati
Serupa tapi tak Sama
Malam yang Na'as
Firasat
Bisnis yang Menjanjikan
Air Tuba dibalas Air Tuba
Pertengkaran
Tangisan
Hati yang Terluka
Mukena Cinta
Dinner yang Penuh Kejutan
Kegaduhan Kecil
Meeting dengan Big Boss
Kecelakaan Tragis
Nyawa di Ujung Tanduk
Rencana Jahat
Luka diatas Luka
Kejutan Ulang Tahun
Selalu Sial
Rencana Yang Lebih Besar
Keadaan Kritis
Duka (1)
Duka (2)
Rahasia yang Terungkap
Bahasa Kalbu
Perang Mulut
Kehamilan
Penangkapan Pedro
Anna dan Pedro
Pukulan Telak
Cinta dan Keserakahan
Dia Bukan Anakku!
Siuman
Tanda Tanya
Sebuah Rahasia Terungkap Lagi
Perampokan Bank
Sang Penyelamat
Marco dan Dinda
Hilang Ingatan
Akan Aku Buktikan Cintaku (1)
Akan Aku Buktikan Cintaku (2)
Christian atau Akbar?
Nasib Qarira
Liburan
Aku Rela
Bunuh Diri?
Aku Cinta Padamu
Tragedi Opera
Candle Light Dinner
Double Wedding (1)
Double Wedding (2)
Tiga Pria
Selamat Tinggal, Akbar!
Epilog

Segalanya Berakhir

454 38 27
By themagicpena

Pinar menatap tajam manik Qarira, "Hallo Qarira, sayang sekali pesta pernikahanmu yang meriah ini harus berakhir tragis," katanya mencetak senyum miring. Ada sorot kemarahan di balik senyum gadis itu.

"Apa maksudmu, Pinar? Kenapa kamu menodongkan pistol itu padaku? Apa kesalahanku padamu?" Qarira bertanya tak mengerti. Pinar yang ia kenal dulu adalah gadis yang baik dan santun, juga rajin di sekolah, lain sekali dengan yang ia lihat sekarang.

"Ini bukan salahmu, TAPI DIA!" Pinar memberi tekanan pada suaranya dan menunjuk dengan geram Christian yang berdiri terpaku tak jauh dari mereka.

"Apa maksudmu, Nona? Aku tak mengerti. Aku baru pertama kali ini melihatmu." Christian menelan ludahnya. Baru pertama kali dalam hidupnya ia merasa takut, takut akan kehilangan Qarira. Sementara itu Christopher yang melihat dari kejauhan diam diam menelepon polisi.

"Tentu saja kamu tak akan pernah mengingatnya, Herr(Tuan) Christian Martin!"

"Jangan kau sakiti istriku, lebih baik kau bunuh aku saja!" bentak Christian menahan amarah.

"Aku tak akan membunuhmu, Christian. Tapi kamu akan merasakan betapa sakitnya saat melihat orang yang kamu cintai meregang nyawa di depan matamu!" butir-butir airmata menetes dari kelopak mata Pinar. Bibir gadis itu bergetar seraya mengelus perutnya.

Flashback on

Malam saat kecelakaan menimpa Christian

"Umar, banyak sekali makanan yang kamu pesan." Pinar menatap makanan di atas meja yang barusan di pesan Umar, calon suaminya. Ayam Tandoori, Naan (penganan berbentuk roti yang terbuat dari bahan dasar tepung ragi), dua piring Biryani (nasi yang dimasak dengan rempah-rempah India dan dikombinasikan dengan daging dan sayuran) serta beberapa menu lain yang memanjakan mata sudah tersaji di atas meja.

Pinar dan Umar sedang menikmati makan malam mereka di sebuah restauran India mewah di sebuah jalan besar di Potsdamer Platz. Sepasang muda-mudi ini terlihat begitu bahagia.

"Kamu sekarang kan nggak sendirian, jadi kamu harus makan yang banyak, sayang," ucap Umar sambil mengecup kening Pinar dan membelai perut gadis itu dengan sayang. lalu lelaki itu duduk berhadapan dengan Pinar. "Ayo dimakan, jangan bengong aja."

Keduanya pun menyantap hidangan itu, sesekali mereka tertawa bersama.

"Tinggal satu minggu lagi kamu akan menjadi istriku. Aku sangat berbahagia sekali, sayang." Umar menumpu dagunya menatap Pinar sang kekasih dengan intens. Lalu diambilnya sesendok Biryani dan menyuapkan pada gadis itu.

Pinar mengulas senyum menawan di wajah cantiknya. "Akupun begitu Umar. Setelah sekian lama kita memperjuangkan cinta kita, akhirnya kedua orangtua kita merestuinya. Hanya tinggal satu minggu lagi dan aku akan resmi menjadi istrimu."

"Aku sudah tidak sabar untuk membawamu pulang ke rumahku, sayang. Melihatmu setiap hari bersama anak-anak kita nanti."

"Kamu mau berapa anak, sayang?" tanya Pinar memperhatikan sosok pria di depannya dengan tatapan sayang.

"Aku mau--tiga!"

"Berarti kita masih harus bikin dua lagi dong!" Pinar tertawa renyah sembari menyuapkan sendoknya ke mulut Umar.

Setelah makan malam selesai, kedua orang ini pun meninggalkan restauran dan berjalan bergandengan tangan menyusuri Potsdamer Platz. Suasana jalan yang sudah terlihat sedikit lengang, sinar rembulan yang mengintip malu-malu dari balik awan hitam dan pantualan sinar lampu jalan menambah suasana begitu romantis.

"Sayang, tolong foto aku di sana ya!" Umar menunjuk sisa tembok Berlin yang berdiri kokoh di sebelah bangunan U-Bahnhof (stasiun kereta) Potsdamer Platz. Pria itu lalu melangkah ke arah tembok Berlin.

"Siap sayang?" pinar sudah bersiap-siap membidikkan kamera ponselnya.

"Satu.."

"Dua.."

"Ti--"

CIITT ... BRAAK

"AAARRGGH!"

Pinar menjerit histeris. Dia melempar dirinya ke samping saat sebuah mobil menyasar hampir menghantam tubuh mungilnya. Gadis itu bergulingan di tanah beraspal. Kepalanya terbentur keras di jalan.

"UMAR! UMAAARRR!" Pinar tak memperdulikan dirinya lagi. Luka-luka yang ada di tubuhnya serasa tak berarti apa-apa saat ia melihat tubuh Umar sudah terbujur tak berdaya bersimbah darah setelah dilanggar sebuah mobil.

Gadis itu berteriak histeris berurai airmata sambil mendekap tubuh Umar erat. Dunianya hancur saat itu juga. Umar mati meregang nyawa di depan matanya.

Flashback off


"Maafkan aku. Aku tidak tahu sama sekali." Christiap menatap gadis yang masih menodongkan pistol itu lekat.

"Maaf katamu? Setelah kamu membunuh calon suamiku? Setelah kamu membunuh perjuangan panjang kami? Kamu tahu betapa hancurnya hatiku saat itu, Chris? Kamu hancurkan semua mimpi-mimpi kami! Kamu hancurkan segala yang sudah kami rencanakan!" Pinar menekan suaranya. Wajahnya memerah dipenuhi amarah yang tak bisa ia bendung lagi.

"Aku mohon padamu, Nona. Maafkan aku. Aku akan mengganti rugi semuanya. Apapun yang kamu inginkan dariku, akan aku penuhi!"

"Dengan semudah itukah aku akan memaafkanmu, Christian? Tidak! Kamu sudah membunuh Umar! Kamu sudah membuat bayi ini kehilangan ayahnya! Tak akan pernah aku memaaafkanmu!" Pinar menggeram seakan sudah dirasuki setan dalam dirinya.

"Aku tahu ini sangat berat untukmu. Tapi coba pikirkan sekali lagi. Jika kamu sampai membunuh seseorang disini, bagaimana nasib anak yang ada dalam kandunganmu sekarang? Apa kamu siap membesarkannya di dalam penjara?" Christian berusaha untuk mengulur waktu karena dia tahu Christopher baru saja menghubungi polisi.

Pinar terdiam tapi dia bukanlah gadis yang bodoh. "Kamu pikir aku takut? Kamu pikir aku akan mengubah pendirianku? Hidupku sudah tak ada artinya lagi.  Aku sudah lama mati, mati bersama cintaku yang kau bunuh malam itu!"

"Pinar, aku mohon padamu. Jangan lakukan ini. Kasihanilah anak yang kamu kandung sekarang. Pikirkan masa depannya. Pikirkanlah baik-baik. Aku mohon padamu, Pinar!" pinta Qarira memohon dengan derai airmata di pipi.

Semua mata memandang kejadian itu. Mereka bergidik ngeri sampai ada yang membekap mulut mereka. Ada yang langsung berlari menjauhi tempat itu, ada yang menjerit tertahan. Sementara Akbar mendekati pelan-pelan.

"Nyawa dibayar dengan nyawa!" Pinar menatap Christian sinis penuh kemenangan, mengarahkan pistol itu ke dada Qarira.

DOR

Sebelum timah panas itu menembus dada Qarira, Akbar melompat dan mendorong keras tubuh gadis itu hingga terjungkal. Tanpa ayal peluru itu menembus dada Akbar. Pria itu jatuh berdebam di lantai dengan darah mengucur dari dadanya.

"AKBAR! AKBAR!"

Qarira langsung menghambur tak memperdulikan lagi apa yang akan terjadi, mendekap tubuh Akbar yang sudah basah dengan cairan merah pekat. "Akbar! Bangun!" katanya mengguncang tubuh Akbar yang tak lagi bergerak. Airmatanya meleleh tak bisa ditahan.

"Qa--Qarira.." desis Akbar lemah tak mampu membuka mata, dari sudut mata itu meluncur bulir-bulir bening membasahi pelipis.

"Aku disini, Akbar! Aku disini!"

Pria itu membuka kelopak matanya pelan. "Aku sudah berjanji padamu, kalau aku akan menjagamu sampai akhir hayatku. Kamu ingat itu kan?" katanya sambil tersenyum lemah.

Qarira mengangguk pelan, menangis terisak tak mampu berkata. Akbar menggerakkan tangannya, menyentuh pipi Qarira dan mengusap pelan airmata gadis itu. "Sebelum aku benar-benar pergi, katakanlah kalau kamu mencintaiku, Qarira."

Sekali lagi Qarira mengangguk. "Kamu tidak akan pergi. Kamu harus tetap disini. Aku sayang padamu, Akbar. Tolong jangan pergi!" jerit Qarira menciumi kening Akbar. Hatinya diliputi rasa sendu yang teramat sangat.

"Christian, tolong jaga Qarira untukku. Bi--bisakah kamu berjanji untukku?" Akbar menatap Christian yang juga sudah ada diantara mereka.

"Aku janji, Akbar," jawab Christian dengan mata berkaca-kaca.

Akbar menyunggingkan senyum, menarik nafas dalam dan menghembuskannya untuk yang terkahir kali. Kedua kelopak matanya menutup perlahan.

"Innalillahi wainna ilahi roji'un"

"AKBAR! AKBAAR!" Qarira menjerit histeris memeluk tubuh tanpa nyawa itu. Christian mendekap Qarira dengan berlinang airmata. Semua yang menyaksikan ikut menitikkan airmata, melepas kepergian Muhammad Akbar Permana.

Sementara polisi berhasil meringkus Pinar dan membawanya pergi dari tempat itu. Dinda dan Christopher berpelukan menahan isak tangis mereka. Tiba-tiba gadis itu memegangi perutnya.

"Christopher, aku--AARRGH!" Dinda menjerit tertahan sambil menggigit bibir bawah, merasakan sesuatu yang mengalir diantara pahanya.

❤❤❤❤


Assalamualaikum

Jadi semuanya sudah terungkap ya disini.
Team Akbar mana nih? Sedih ga?
Tinggal 1 part lagi😭

Wassalam

DS. Yadi



Continue Reading

You'll Also Like

2.9K 1K 48
●Bismillah, follow akun Author terlebih dahulu.● -MadSya- Yang diam bukan berarti tak bergerak. Bagaimana jika pengagum rahasiamu berkeliaran di seki...
2.8K 368 33
Spiritual-fiksiremaja "Maaf, aku nggak bisa kayak Sayidah Fatimah yang bisa tahan dengan cinta diam-diamnya kepada Ali bin Abi Thalib. Aku juga tidak...
524K 52.2K 36
Just brothership not bl! Ketika menjalankan misi dari sang Ayah. Kedua putra dari pimpinan mafia Alexander malah menemukan bayi polos yang baru belaj...
1M 6.1K 14
Berisi cerita pendek dengan tokoh yang berbeda-beda! ⚠️Mature content with a sex, deep kiss, and vulgar words⚠️ ⚠️Setiap cerita bisa membuatmu sange...