BADDAZ / JENO

By bossesmark

280K 36.6K 9.9K

❛❛cowo itu bagai rokok. jika nakal, maka hisaplah❞ More

🌁
[🌊] satu batang rokok
[🌊] dua batang rokok
[🌊] tiga batang rokok
[🌊] empat batang rokok
[🌊] lima batang rokok
[🌊] enam batang rokok
[🌊] tujuh batang rokok
[🌊] delapan batang rokok
[🌊] sembilan batang rokok
[🌊] sepuluh batang rokok
[🌊] sebelas batang rokok
[🌊] dua belas batang rokok
[🌊] empat belas batang rokok
[🌊] lima belas batang rokok
[throwback] 14.5 batang rokok
apenih apenih
[🌊] enam belas batang rokok

[🌊] tiga belas batang rokok

4.8K 881 426
By bossesmark


dug!

seorang jeno angkassa mendarat dengan mulus ke dalam mobil putih jaemin. si pengemudi tidak kaget sama sekali dan langsung menginjak pedal gas untuk melaju ke arah sekolah.

pagi ini tidak ada agenda tawuran, semoga saja. kecuali geng vernon kembali menghadang mobil jaemin dan menantang keempat sekawan ini. renjun pastinya tidak akan tinggal diam jika hal itu terjadi. 

"e─eh jen, lo ngapain????" tanya jaemin heboh ketika jeno mulai melepas celana tidurnya.

"ngopi! ya menurut lo aja gue ngapain?"

"lo niat sekolah nggak sih????" seru laki-laki berponi cokelat itu sambil memencet tombol mobil untuk menutup atapnya. takut-takut aurat jeno terlihat orang-orang di jalan nanti. 

"kalo ga niat, ngapain gue bela-belain ganti seragam?"

yang ditanya hanya menjawab seadanya, sambil terus melepas satu set piyama tidurnya. tangan kanannya sibuk mengeluarkan seragam lecek dan menanggalkan celana tidurnya di kursi penumpang yang sedang dia duduki. 

seorang hannan chandra alias haechan yang suka kehebohan, memajukan kepalanya ke arah jaemin dan jeno. matanya melotot ketika melihat ke arah bawah, "uwaaa besar juga punya lo, jen."

"ngga kayak punya si cina nih, kek lidi." ejek haechan sambil melirik ke arah renjun yang selalu saja sibuk dengan ponselnya. sebenarnya haechan sengaja memancing emosi renjun karena daritadi perhatian seorang rennato salleh selalu terfokus pada ponsel putihnya. haechan kan juga pengen diperhatiin :( 

yang disindir, malah melipat kakinya untuk duduk menyilang tanpa mengalihkan pandang sedikitpun lalu berkata, "halah tinggal suntik hormon aja, punya gue juga bisa segede pepaya. habis berapa sih? paling dua ratus." ucapnya angkuh sambil mengarahkan kamera ke arah piyama jeno yang sudah dipindahkan haechan ke dashboard depan. 

zoom in... cekrek!

dan tidak lupa, si empunya alias jeno angkassa juga harus dipotret.

cekrek!

"ringan banget bibir lo nyebut dua ratus!" celoteh jaemin rempong. renjun itu memang kaya tujuh turunan, tapi jaemin kenal betul keluarga renjun. mereka super irit dan tidak akan pernah membuang-buang uangnya untuk hal-hal tidak penting seperti itu.

terakhir kali renjun buang-buang uangnya itu waktu beli villa di bali gara-gara ga sengaja liat ada kucing yang kekunci di dalam villa. alhasil, papinya marah besar dan nyuruh renjun liburan weekand ke paris aja, nggak boleh ikut keluarga besarnya ke dubai. 

"ketauan papi lo tau rasa!" ucap haechan yang sependapat dengan jaemin, lalu menarik ponsel renjun untuk melihat apa yang dikerjakan laki-laki itu. 

matanya terbelalak ketika melihat halaman shopee yang menampilkan piyama jeno lengkap dengan wajah sohibnya itu terpangpang di area flash sale dengan nama 'piyama preloved dipakai cowo sesuai foto + no laundry wanginya masih lengket

haechan langsung menatap renjun dengan speechless tepatnya tatapan ngeri ketika ponsel putih itu ditarik lagi oleh si empunya lengkap dengan bisikan, "mau gue jual juga lo?" 

laki-laki berkulit coklat itu langsung menggeleng sambil menutup mulutnya rapat-rapat dan kembali menghadap ke arah depan. memperhatikan jaemin yang sedang menyetir dengan satu tangan aktif memainkan batang treasure luxury black miliknya seharga 930rb. 

"lagian—huftpshhh." ucapan jaemin terputus oleh asap rokok yang keluar dari mulutnya. 

 "—yakali lo bawa tytyd segede itu kesana kesini!" sambungnya sedikit tertawa membayangkan orang sekurus renjun yang mungkin dikira tumor jika mempunyai barang sebesar itu. 

haechan ikut-ikutan membayangkan ucapan jaemin lantas tertawa keras sambil menepuk-nepuk pahanya, "hshs gue bengek!"

"hAHAHAHAHA ngakakkk!" tawa haechan lagi makin menjadi-jadi ketika pikirannya meluas kemana-mana. entah apa yang sedang diimajinasikannya sampai tertawa sembari memukul-mukul jok di depannya yang sukses membuat jeno hampir terjungkal.

renjun yang sudah selesai dengan aksi flash sale nya, beralih menyimpan ponsel dan mengomentari ucapan haechan, "harus banget ya ngakak diverbalin?"

"yeu baperan!" jawab haechan sambil menoyor kepala renjun. 

tidak menghiraukan toyoran haechan, renjun beralih menatap aura gelap dari arah depan untuk berbicara pada seorang jeno angkassa yang sibuk memalingkan wajah ke arah jendela, "anyway jen."

"hm?"

"kalo lo punya cewe simpenan infoin kita napa?" ucap renjun sambil memutar bola matanya malas. tiba-tiba saja renjun mengingat kejadian beberapa menit lalu, ketika jaemin mengirimi jeno pesan suara dan ada gadis dengan pakaian tidak senonoh berusaha membukakan mereka bertiga pagar. 

mendengar ucapan renjun, haechan kembali mengejek laki-laki berdarah timur itu, "udah merasa gede tytyd lo, njun?"

renjun menatap haechan yang sedang duduk di sampingnya lalu berkata, "bunga tabungan gue iya gede—"

"dih!" cercah jeno menyela sambil menggapai sebatang rokok dari dashboard mobil jaemin. 

renjun kembali menyambung ucapannya, "—maksud gue, beruntung tadi kita bertiga yang liat dia. nah kalo tetangga lo?"

"gue ngga nyimpen cewe." jawab jeno dengan cepat, masih tanpa mengalihkan pandangannya ke arah jendela. pasti gadis mesum yang kurang ajar itu. pikir jeno. 

mendengar respon dari jeno, haechan mulai merasa muak. jelas-jelas tadi dia juga melihat gadis itu bersama jaemin dan renjun, "halah, terus kalo ada cewe pake bh sama cd seliweran di rumah lo, namanya apa?"

jaemin ikut-ikutan mengangguk kecil, "kalo pakaiannya b aja kita masih mikir itu sepupu lo, tapi ini─" 

"mana badannya banyak luka─" potong haechan. 

"mana lo nyuruh dia bukain pager─" ucap renjun ikut-ikutan memotong perkataan haechan. 

sambil fokus menyetir, jaemin sedikit memiringkan kepalanya ke arah jeno yang masih memalingkan wajah. sibuk dengan batang rokoknya.

"lo mukulin dia ya jen?"

"hm." jawab jeno seadanya. 

"yang bener aja lo, sat." respon jaemin tak percaya. 

"lagian bunda lo mana sih, jen?" tanya renjun sambil kembali mengeluarkan ponsel putihnya karena notif pesanan yang tidak kunjung diam. 

haechan ikut-ikutan bertanya dengan nada kesal, "masa ngga dimarahin?"

"bisa diem nggak?"

jawaban jeno yang terdengar sangat dingin langsung membuat jaemin naik pitam. laki-laki itu membanting setir mobilnya ke arah kiri, merapat ke pinggir trotoar dengan cepat sambil membunyikan klakson cukup keras. 

"nggak." ucap jaemin menjawab pertanyaan jeno sambil menatap laki-laki itu dengan tajam.

haechan menarik nafasnya perlahan, lalu menghembuskannya sambil mendorong jaemin untuk sedikit menjauh dari jeno sebelum terjadi baku hantam di mobil ini, "sampai kapan lo mau gini terus jen? urusan lo, urusan kita bertiga juga. lo anggep kita sahabat nggak jen?"

"apaansih bangsat, gajelas lo pada." jawab jeno menjadi semakin kesal. 

jaemin menjatuhkan punggungnya dengan cukup kasar ke jok mobil, lalu mengangkat wajahnya untuk menatap langit-langit berwarna cream itu. "kita cuman pengen lo berbagi, jen." ucapnya pasrah. 

sedangkan laki-laki yang duduk di belakangnya, alias rennato salleh ikut mengangguk kecil. "sahabat mana coba yang minta lo bagi masalah? bukan minta bagi duit? cuman kita jen." ucapnya lugu sambil menyimpan ponsel putihnya kembali dan mengeluarkan ponsel berwarna merah untuk melihat perkembangan investasinya. 

haechan memelototi renjun sambil merampas ponsel laki-laki itu dan berkata dengan lembut ke arah jeno, "lo percaya sama ki─"

laki-laki bersurai hitam itu memotong ucapan haechan sembari merebahkan punggungnya di jok mobil jaemin, "percaya apa? kalian ga akan tau rasanya ada di posisi─"

"mami gue single parent jen, kita sama kan?" ucap haechan kembali memotong ucapan jeno. 

"papa gue ditinggal mama nikah lagi, gimana jen?" kata jaemin menambahi ucapan haechan. 

setelahnya, renjun juga ikut mencurahkan isi hatinya, "gue malah punya orangtua tapi gapernah dianggep sebagai anak. mereka cuman mikirin duit. cece gue meninggal aja, mereka masih bisa meeting sama client. pernah ada di posisi gue jen?" tutur seorang rennato salleh sebagai anak satu-satunya pemegang warisan lima puluh perusahaan kelapa sawit nanti. 

entah angin darimana, haechan menarik renjun dan mengelus punggung laki-laki itu untuk menyalurkan energi positifnya. anak laki-laki mami hwasa itu jadi ingat kejadian tahun lalu. Waktu itu, untuk pertama kalinya renjun tidak masuk sekolah selama seminggu, tanpa kabar. bahkan asisten yang jumlahnya sampai ratusan pun tidak ada yang menunjukkan batang hidungnya membawa surat izin ke sekolah. 

alhasil, mereka bertiga─jaemin,jeno,haechan─berinisiatif datang ke rumah renjun yang lebih cocok disebut istana itu. untuk pertama kalinya juga, mereka bertiga menemukan renjun dengan keadaan sangat kacau. rambutnya yang biasa disisir rapi menjadi berantakan seperti limbad, bahkan kulitnya juga pucat pasi. 

setelah ditanya haechan, akhirnya renjun bercerita kalau kakak perempuan satu-satunya meninggal dunia karena anemia dan kelelahan. mereka bertiga kaget ketika mendengarnya karena mereka kira renjun itu anak tunggal dari keluarga salleh. alhasil, renjun harus menjawab kekepoan haechan kalau sebenarnya dia punya kakak perempuan tapi selalu disembunyikan oleh keluarga salleh karena nantinya akan jadi penerus perusahaan dan juga dijodohkan. jadi, kakaknya nggak boleh bersentuhan dengan dunia luar. bekerja dan sekolah pun hanya dari rumah. 

padahal, renjun sangat sayang kakak perempuannya. 

selama beberapa menit, kesunyian kembali merajai suasana sampai akhirnya jaemin berkata, "kita sama jen, makanya kita mau coba ngertiin perasaan lo."

jeno bungkam, dia sibuk dengan pemikirannya sendiri. apa boleh dia menceritakan perasaanya? tapi... dia hanya akan terlihat lemah jika melakukan itu. tapi dia ingin bercerita. tapi sepertinya mereka tidak akan menerimanya lagi setelah mengetahui kalau—

"bunda... masuk penjara." ucapnya final diiringi keraguan. 

"kenapa?" tanya haechan perlahan. sedangkan renjun dan jaemin hanya tersenyum karena jeno sudah mulai sedikit terbuka pada mereka. 

jeno mengerutkan alisnya, lalu memutar kepala untuk melihat wajah ketiga sohibnya, "kalian nggak kaget?"

"dih, harus banget kaget nih?" tanya jaemin memutar bola matanya malas. 

selanjutnya, tawa seorang jaemin mengudara diiringi dengan suara mesin mobil yang kembali dia hidupkan, "bawahan papa gue banyak kok alumni tahanan."

haechan mengangkat kedua bahunya dan berkata dengan santai, "mami gue tiap hari masukin haters ke penjara."

tidak mau kalah dengan tanggapan jaemin dan haechan, renjun ikut-ikutan menambahkan, "sini jen, gue beli penjaranya." 

dan langsung dihadiahi jambakan oleh haechan yang sedaritadi sudah berbaik hati untuk mengelus punggung renjun. terjadilah aksi saling tonjok di jok belakang yang tentunya renjun selalu kalah lalu kembali mengambil ponsel putihnya sebagai bentuk pengalihan. 

jeno kembali berucap ketika suasana sudah cukup hening, "gue sendiri di rumah..."

"lo takut?" tanya jaemin to the point diiringi senyum jahilnya. 

"engga lah!"

jaemin memajukan bibir dan mengangkat sedikit alisnya untuk berkata, "masa sih? malam nanti kita nginep deh jen, gamau tau sumpek di rumah!"

laki-laki berhidung mancung itu kembali menatap jaemin tidak percaya, "gue bilang nggak—"

tapi terpotong oleh teriakan haechan yang sangat histeris, "—gue ikut!! mami hwasa pulang tour tahun depan."

"gue juga deh, panes di rumah banyakan duit." ikut renjun sembari duduk menyilangkan kakinya dengan angkuh. 

haechan lagi-lagi naik pitam dan menjambak rambut laki-lakii itu, "lo bisa nggak sih, sekali aja gausa sombong?"

"apaan sih, kan realita." jawab renjun menaikkan kedua bahunya.

jeno menutup matanya dan berkata, "udah lah, nggak usah─"

"nggak usah ngga nginep kan maksudnya jen?"

"gue bawain keripik kaca deh sama susu strawberry?" tawa jaemin sambil menaik-turunkan alisnya. walaupun dia benci susu strawberry tapi demi jeno, nggak apalah ya sekali-sekali. 

renjun bersemangat dan mengacungkan jari, "gue juga jen! gue bawain pajero sekalian!"

"bUAT APA ANJINGGG????" tanya haechan frustasi dan mengusap wajahnya dengan kasar. 

"ya siapa tau jeno mau minum susu stroberry di atas pajero????" jawab renjun sambil mempoutkan bibirnya, karena menurutnya pajero kan sederhana dan biasa saja. kenapasi temen-temen pada heboh banget. pikirnya dalam hati. 

"jun, ya lo ngotak dikit dong fakk! capek banget gue sama lo asli." 

selanjutnya, haechan kembali memutar dan menggerogoti kepala renjun yang sangat kecil itu. dia sedikit curiga kalau otaknya udah di flash sale juga di shopee, jadi dia tukar tambah sama otak ayam. hikssssss. 

"otak lo kenapa dijual sih jun????????" ringis haechan sambil terus memutar-mutar kepala laki-laki kurus di hadapannya. sedangkan, yang dibuat pusing hanya pasrah sambil mengaduh kesakitan dan sedih karena ponselnya menjadi jatuh ke karpet mobil. 

dtt.. dtt.. dtt..

"e—eh! kenapa nih?" tanya jaemin khawatir sambil mengotak-atik setir mobil dan rem tangan. pasalnya, mobil bmw 4 series convertible warna alpine white miliknya tiba-tiba saja mogok di tengah jalan. laki-laki itu beralih dengan cepat memutar setir mobil ke arah kanan untuk menghindari tabrakan dari mobil lain. 

jeno hanya bisa terdiam sambil melihat ke arah jaemin yang sibuk mengecek bensin mobilnya. sedangkan haechan mengalihkan pandang untuk melihat jarum jam di pergelangan kanannya yang menunjukkan lima menit lagi terlambat ke sekolah. 

dan renjun memanfaatkan kondisi ini untuk menuduh haechan demi melepaskan diri dari amukan laki-laki berkulit coklat itu, "tuhkan pasti gara-gara haechan!"

"kenapa gue dah?" tanya haechan cengo. 

"bentarr!" ucap jaemin lalu keluar dari mobilnya untuk mengecek ke arah depan kap mobil. tubuhnya membungkuk untuk melihat keadaan ban mobil yang dia curigai sejak tadi pagi. 

"yah bannya bocor." ucap jaemin pada akhirnya sambil mengintruksi ketiga temannya untuk keluar dari mobil. 

jeno dan renjun keluar dengan wajah datar sedangkan haechan keluar sambil mendengus kasar, "mobil sport macem apa bannya bocor lewat jalan tol anjim." ucapnya kesal sambil menendang mobil milik sahabatnya itu. 

"berisik lo ah!" balas jaemin yang nggak terima mobilnya ditendang haechan. 

laki-laki itu menggaruk belakang kepalanya dengan bingung, lalu kembali memandang ke arah haechan, "ambilin ban cadangan, chan. di belakang!" perintahnya. 

"dih ogahhh! kuku gue nanti lecet!" tolak haechan sembari menyingkir dengan cepat dari hadapan jaemin. 

"banci banget bangsat." balas jaemin merasa kesal dengan sikap haechan. 

drttt...

notif dari ponsel renjun membuat semuanya terdiam dan memilih mendengarkan panggilan suara itu.

"hallo, tuan rennato? saya mendeteksi anda berhenti di tengah jalan pada lintang sembilas belas derajat sebelah barat daya dengan jarak dua kilometer dari sekolah, apakah ada sesuatu?" 

"hallo, jessica? pas banget bawa si bugatti la voiture noire ya? keburu telat."

"─bawa aja!" 

tut..

"siapa jun?"

"si mbak. tunggu semenit katanya nanti—nah ini dateng."

belum sempat menghabiskan kalimatnya untuk dilontarkan, seorang rennato menangkap sebuah mobil hitam melaju dengan kencang dan berhenti di hadapannya.

"terus mobil gue gimana?" tanya jaemin.

setelah asistennya keluar dari mobil, renjun beralih mengajak ketiga sahabatnya untuk ikut dengannya. "bawa ke bengkel papi gue aja─"

"─jess bawain ya, bannya bocor." perintah renjun pada asistennya.

"baik, tuan." 

sebelum ikut memasuki mobil bersama tiga sahabatnya, laki-laki itu berjalan ke arah asistennya sebentar, lalu berbisik pelan. "udah disemprot parfum yang banyak kan?" tanyanya serius. sang asisten hanya bisa mengangguk dengan kaku, mengiyakan bahwa dia sudah melakukan tugas dengan baik. 

memang, renjun seperfeksionis itu. 





















"HANNAN CHANDRA!"

brak! 

suara gebrakan meja terdengar keras tepat di samping telinga seorang hannan chandra bersamaan dengan semburan air liur menghujaninya yang sedang menikmati tidur siangnya. 

"tSUNAMI!! TSUNAMI!!" teriaknya heboh, berusaha menyelamatkan diri dari mimpi menyeramkan. 

"kurang ajar ya kamu!"

seorang wanita paruh baya di hadapannya menjadi emosi seketika. tangan kanan wanita itu menjewer dan menarik telinga haechan sampai si empunya mengaduh dan terpaksa berdiri, "a-awh! loh bu karina???? kok saya di sini?"

"nanya lagi! kamu kan di sekolah, haechan! kamu mau jadi apa kalo di jam pelajaran begini tidur terus????" tanya wanita itu cukup geram sambil memelototi anak laki-laki yang sedang memasang wajah memelas di hadapannya. 

renjun yang merasa terganggu dengan kebisingan keduanya, akhirnya buka suara. "jadi dpr kan bisa, bu."

"rennato!" bentak sang guru ketika tidak sengaja mendengar jawaban murid yang berani menyahutinya. 

"gue lagi deh kena."

wanita berambut hitam yang sudah merasa pusing menghadapi kedua anak lelaki itu, akhirnya memutuskan hukuman, "kalian berdua, berdiri di depan kelas sekarang!" 

"dih!" cercah haechan tidak kalah kesal ketika telinganya dilepas oleh wanita itu dengan kasar. 

renjun juga tidak kalah misuh. sambil membawa buku tulis dan peralatan brush pen kesayangannya, laki-laki itu berjalan sambil menghentak-hentakan kakinya ke depan kelas. 

"padahal tidur kan manusiawi-" cicitnya pelan diiringi dengan rolling eyes menyebalkan. 

sang guru yang hendak menuju kursi, kembali merasa tersinggung dengan ucapan renjun, "ngomong apa kamu???"

"i-iya engga!" jawab laki-laki itu takut sambil mempercepat langkahnya ke depan kelas. 

sang guru menatap kedua siswa laki-laki itu dan menarik nafas dalam untuk menstabilkan emosi, "kalian berdua itu sudah besar, coba-" 

"buuu!" teriak seorang anak laki-laki cukup nyaring dari arah bangku paling depan, memotong ucapan wanita itu. 

"ibuuu~" panggilnya lagi. 

guru wanita berumur 28 tahun itu tersenyum malas dan menoleh ke arah siswa yang berani memotong ucapannya, "kenapa lagi, jaemin? kamu mau ibu hukum juga?" 

"dih, ogah. itu ada pulici." jawabnya lucu. 

sedangkan laki-laki di sampingnya yang sedaritadi sibuk menyalin hasil perhitungan di papan tulis, ikut menoleh ke arah ambang pintu. perasaanya tidak baik ketika melihat empat orang laki-laki berseragam cokelat itu sedang melirik ke dalam kelas. 

"permisi," ucap salah satu dari mereka. bu karina dengan otomatis menegakkan punggungnya dan berjalan ke arah polisi itu dengan senyum anggun. 

ketika wanita itu sampai di hadapannya, salah satu dari mereka kembali bersuara. "selamat pagi, ibu. kami dari kepolisian membawa surat perintah untuk menangkap siswa bernama jaeno tegar angkassa yang menurut informasi, ada di kelas ini."

bu karina bingung bukan main. apalagi jeno dan ketoga sohibnya yang langsung mengerutkan alis dan saling beradu tatap. 

"maaf, apakah bapak-bapak ini sudah izin terlebih dahulu ya pada kepala sekolah?" tanya wanita itu. selama ini, mottonya adalah tidak ada siswa yang boleh meninggalkan kelasnya, apapun alasannya. kecuali anggota keluarga mereka ada yang meninggal. 

"kami sudah bertemu kepala sekolah dan mereka mengizinkannya, bu."

mendengar jawaban itu, bu karina terdiam sejenak. lalu mengangguk kecil beberapa kali, "j-jeno ya? sebentar ya pak, saya panggilkan."

"jeno, sini nak." panggil wanita itu. 

laki-laki yang dipanggil, bergegas ke ambang pintu setelah menutup buku catatannya. jeno melewati haechan dan renjun yang masih mematung mencerna situasi. 

"saudara jeno, kami nyatakan anda ditangkap karena kasus penganiyaan terhadap saudara pelapor bernama vernon." ucap salah satu dari polisi itu ketika jeno sampai di hadapan mereka. dua polisi lainnya langsung memasang borgol di pergelangan tangan jeno. 

melihat sahabatnya yang diperlakukan seperti itu, haechan langsung menghampiri keempat polisi itu dan menarik seragam jeno agar lebih mendekat ke arahnya, "l-loh!!! kok main tangkap gitu? surat perintahnya mana? coba liatttt??????"

satu orang polisi langsung memperlihatkan sehelai kertas yang tidak jelas isinya apa dengan sangat cepat dan kembali menyimpannya di saku celana. hal ini membuat haechan merasakan hal yang sangat ganjil. 

"kok disembunyiin sih pak? polisi gadungan ya!" tuduhnya. 

jaemin ikut-ikutan datang dari arah kursinya, "mau nyulik jeno kan??"

"tidak, ini perintah dari atasan kami." jawab salah satu dari mereka dengan tegas. 

jeno sendiri hanya terdiam sekaligus kaget dengan perlakuan mereka. dia pikir polisi ini datang karena ini menyampaikan sesuatu perihal bundanya. tapi kenapa malah dirinya yang ditangkap begini dengan alasan-ah dasar vernon bangsat. 

teman-teman sekelas jeno juga hanya bisa diam dan beberapa ada yang berbisik satu sama lain. membuat spekulasi sendiri bahwa tidak aneh jika jeno si preman sekolah yang akrab dengan tawuran, sekarang akan berakhir di penjara. mereka memang hanya bisa menilai jeno dari tampak luarnya saja. 

"tapi saya─" perkataan jeno terpotong oleh polisi-polisi itu yang gencar menarik jeno dari haechan. 

"silahkan sampaikan alasan kepada atasan kami, nanti."

"selamat pagi, ibu. terima kasih." ucapnya terakhir kali dan mendorong remaja berseragam kotak-kotak itu untuk melangkah lebih cepat. 

"JENNN!" teriak haechan mengiringi kepergian jeno bersama keempat polisi itu. 

"Jeno tenang nanti kita nyusul!" sahut jaemin ikut berteriak agar jeno yang sudah berjarak 10 meter itu bisa mendengarnya. 

"jangan takut jen!" teriak haechan lagi sambil menyembulkan kepalanya dari ambang pintu. 

"bangsat!!!!!"

"na jaemin!" teriak bu karina karena jaemin tidak sengaja berteriak kotor.

"kaki saya diinjek haechan bu!" rengek laki-laki itu. sedangkan haechan hanya tertawa kecil sambil mengeluarkan aegyo ke arah jaemin.

"sudah-sudah duduk! kita lanjutkan pelajaran." perintah sang guru sambil berjalan ke arah papan tulis kembali.

haechan juga ikut mengekor di belakang wanita itu, menarik renjun, dan duduk ke bangkunya kembali. ini adalah kesempatan untuk kabur dari hukuman.

"jun, mobil gue kapan benernya? kita harus cepet susul jeno, takutnya dia beneran diculik." tanya jaemin pelan.

renjun menjawabnya dengan mata yang tetap fokus memperhatikan papan tulis, "anak sableng macem jeno emang ada yang mau nyulik?"

"ya kan, dia masih punya ginjal. mana tuh anak makannya lahap." jawab haechan ikut-ikutan.

jaemin otomatis menginjak kaki haechan dengan cukup keras, "jangan ngomong aneh-aneh lo can!"

"yaudah gini aja. urusan mobil, gue suruh asisten bawa mobil gue yang lain. gampang─"

"tapi yang wangi ya jun. anjing banget yang tadi bau busuk gitu." protes haechan.

"iya-iya sorry, gapernah dipakai soalnya. paling bangkai tikus."

"okela, intinya nanti kita cabut jam 12. males gue jam terakhir ada bhs indo." kata jaemin menyimpulkan.

"oke siap."

"deal." final ketiga sahabat itu.

dan tentang jeno, seharusnya dia akan baik-baik saja. pertama, kalau pun dia tidak pulang malam ini, gadis mesum itu pasti senantiasa menjaga rumahnya.

kedua, sahabatnya yang berjumlah tiga orang itu pasti akan menyusulnya ke kantor polisi dan membawakan makanan yang enak. jadi, perilah perut bukan masalah lagi.

satu-satunya masalah jeno adalah bunda. semoga saja dia dibawa ke kantor polisi yang jauh dari tempat bunda. laki-laki bermarga angkassa itu tidak bisa membayangkan jika dirinya berakhir satu sel dengan bunda.

ah! satu lagi masalah fatal yang membuat jeno bingung. soffel. bagaimana caranya memberikan soffel pada bunda jika kondisi dirinya seperti sekarang?

jeno akan merasa bersalah kalau bunda berakhir digigit banyak nyamuk malam ini.



















chapter terpanjang yang pernah kutulis. kalo kalian bosan di tengah chapter, boleh close dan lanjut besok hari hihi.

siap-siap next chapter berpisah karena someone will die hehe.

anyway, aku janji update seminggu sekali. nyatanya chapter ini jadi di minggu kedua. hiksss maaf

emm kalo kalian bosen baca/nunggu cerita ini, bisa diselingi baca 'religion - mark lee' juga yaa... please berikan banyak feeds!✨

love u guysssss✨ moga bahagia dan produktif selaluuu

Continue Reading

You'll Also Like

136K 12.4K 51
No Deskripsi. Langsung baca aja Taekook Vkook Bxb 🔞🔞 *** Start : 15 Januari 2024 End : -
35.3K 1.8K 19
leona seorang ank kuliahan yang akan lulus tidak lama lagi. tapi malang tidak berbau di hari sebelum kelulusannya dia mengalami kecelakaan, dia terta...
Rasya By Wahyuni

Short Story

67.2K 4.6K 32
Rasya,Bocah 3 tahun yang berhasil menarik perhatian seorang mafia terkejam dan seorang pengusaha kaya raya
130K 10.2K 38
Kisah seorang gadis cantik yang hidup penuh kasih sayang dari kedua orang tua nya dan kakak laki-laki nya,berumur 20 th pecinta Cogan harus bertransm...