Daddy || Johnny [✔]

By anaknyajeno

97.4K 8.1K 1K

"Bisakah daddy memberikan aku pelukan hangat?" Notes: .Genderswitch warning! ©anaknyajeno More

01. Ayah
02. Ibu
03. Kenangan
04. New Life
05. Sekolah
06. Ice Cream
07. Back to Korea
08. H-m+
09. Haechan's Birthday
10. Hug me dad
11. I want you, Dad
13. Jangan Pergi
14. Aku Kembali
promosi bentar
Bonus Chapter
mampir bentar kuy

12. Aku Ingin Menjemputnya

5.7K 512 99
By anaknyajeno

Happy reading
.
.
.

Johnny terduduk di atas bebatuan. Tunggu, Sejak kapan ia berada di atas jurang? Johnny memperhatikan sekelilingnya tidak ada siapapun disana.

Hei! kapan seorang Seo Johnny berpergian sejauh ini? Tempat yang ia pijak pun tidak seperti nyata. Dimana Seo Johnny sekarang?

Johnny tampak linglung, tempat yang ia pijak sekarang tak seperti perdesaan. Disini sangat sepi, sungguh hanya suara angin dan burung merpati yang bersenandung ria.

"John?" panggil seseorang. Johnny menoleh mencari sumber suara itu.

Dimana suara itu? Johnny kebingungan. Ia berjalan lurus dan menemukan sebuah gubuk, kecil namun sangat nyaman dipandang.

Johnny menangkap siluet sosok yang ia kenal, apakah sosok itu yang memanggil Johnny?

"Ten?" Johnny hanya menerka saja, siapa tau sosok itu sungguh Tennie yang ia rindukan selama ini.

Sosok itu tersenyum cerah kearah Johnny. Mengintrupsi Johnny untuk menghampirinya di teras gubuk itu.

Johnny berlari kecil, ia sungguh merindukan Tennienya ini. Istri yang ia inginkan, istri yang ia rindukan.

"Tennie, aku merindukan mu" ujar Johnny. Pria berlengan kekar itu menangkap sosok yang mirip dengan mendiang istrinya, Ia memperat pelukan. Sosok Ten mengelus lembut punggung lebar pria tersebut.

"Sungguh?" sahut sosok Ten.

Johnny mengangguk sesaat air matanya keluar deras.

"Jangan menangis, dasar cengeng" cibir Ten.

Johnny melepaskan pelukan hangat itu. "Ti-tidak, aku tidak cengeng!" elak Johnny.

Sosok Ten hanya bisa tertawa kecil dengan pria yang berstatus suaminya.

"Tidurlah" titah Ten, Johnny menadahkan badannya pada kursi yang panjang, ia bersandar pada paha sang istri.

"Bagaimana?" tanya Ten

"Apanya?"

"Kabarmu John" sosok itu masih setia mengusap surai Johnny.

"Aku baik sayang" jawab Johnny, ia sangat nyaman dengan posisi itu. Ia merindukan moment ini bersama Tennie.

"Lalu, bagaimana dengan putri kita?" tanya Tennie.

Johnny mati kutu, ia tak bisa memberi jawaban pada sosok Ten. Apakah ia harus jujur, karena selama ini ia belum bisa menerima anak perempuan itu ?.

"Kenapa diam?" tanya sosok itu sangat halus.

Johnny memejam matanya dan mengelu berucap maaf berkali-kali.

"Untuk apa minta maaf ?" Ten senantiasa bertanya pada Johnny.

"Aku dibutakan oleh cinta mu, sehingga aku menyalahkan dia" jujur Johnny. Benar selama ini Johnny dibutakan oleh cinta Ten.

"Lalu?"

"Aku tak pernah menganggapnya ada, lalu a-aku menyalahkannya atas kematian mu" ujar Johnny.

Sosok Ten masih setia mengusap surai hitam milik Johnny, sosok itu tersenyum teduh menatap wajah suami yang ia tinggal pergi ini.

"Kenapa?"

"Ka-karena aku terlalu mencintaimu Ten, aku tidak sanggup kehilanganmu" tekan Johnny.

"Jika Haechan yang berada di posisiku, kau... akan menyalahkan ku juga?" ucap Tennie membuat Johnny tak bisa menjawab.

"Johnnya, seseorang didunia ini pasti akan kembali ke asalnya. Jalan hidup seseorang tidak ada yang tahu John" ujar Tennie.

"Tidak ada seorang anak yang ingin dicap sebagai pembunuh orang tuanya, dia tak bersalah John. Hanya waktu saja yang kejam" ujar Ten kembali.

"Kalau aku meminta mohon pada Tuhan, aku ingin mengulang waktu kita bersama" ujar sosok itu lagi.

"Aku menitip Haechan pada mu agar kau tidak merasa kesepian sayang" sosok itu masih setia mengusap lembut surai Johnny.

"Apakah aku salah?" tanya Johnny. Pertanyaan yang bodoh John! tentu saja selama ini kau salah!.

Tennie hanya menggeleng pelan, ia tersenyum hangat pada suaminya ini.

"Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan John" jawab Ten.

"Maafkan aku yang melupakan janji kita berdua untuk menjaganya" gelu Johnny seketika mengingat pernah mengucap janji bersama Ten.

"Tidak apa, karena nanti dia akan bersama ku" ujar Ten.

Johnny masih meresapkan ucapan Ten, apa maksud perkataan dari sosok Tennienya ini?

"Kau ingin mengambilnya?" terka Johnny.

"Ya" balas singkat Ten, namun tak memudarkan lengkungan indah dari wajahnya.

"Lalu aku bersama siapa?"

"Bagaimana dengan Haechan, apakah kau pernah bersamanya?" sarkas sosok Ten.

Selama ini, Tennie selalu berada disekitar mereka. Selama Johnny di chicago Ten selalu mendampingi pria itu, walaupun Johnny tak bisa melihatnya sosok itu selalu masuk kedalam mimpi Johnny.

Begitupun juga Haechan, sosok Ten selalu berada disisi anak perempuannya ini, saat anaknya menangis ia juga ikut menangis.

"Tapi kenapa? kau ingin aku menderita lagi?!" tanya Johnny dengan nada sedikit meninggi.

Pria itu bangun dari paha mendiang istrinya, kedua netra mereka saling memandang.

"Aku yang tidak ingin Haechan menderita karena mu John" sarkas Ten kembali.

"Aku mohon jangan ambil dia, aku berjanji akan melindunginya" pinta Johnny pada sosok Ten.

Sosok itu hanya menggeleng memberi tanda tak setuju pada ucapan Johnny.

"Kau selalu mengucapkan janji tanpa membuktikannya"

"Tapi, aku tidak ingin kehilangan jiwa ku lagi. Aku mohon Ten" racau Johnny.

"Maaf, tapi keputusan ku sudah bulat John" tolak Tennie pada suaminya itu.

"Ta-tapi?" gagap Johnny.

Ten tersenyum teduh, wanita itu memeluk Johnny sebagai perpisahan mereka di gubuk tersebut.

"Pulanglah, waktumu sudah habis" perintah Ten. Johnny menggeleng ia masih ingin disini dan menjelaskan pada sosok Ten agar tidak mengambil Haechan untuk ikut bersamanya.







"TEN!!!!" Pekik keras Johnny sesaat lucid dreamnya itu selesai. Ia terbangun dengan napas yang mengebu-gebu.

Itu hanya mimpi, semoga apa yang dikatakan oleh mendiang istrinya itu tidak benar.

Perasaan Johnny campur aduk, detak jantungnya berpacu cepat. Ia gelisah, tidak tau kenapa bisa begitu.

Ia berdoa agar apa yang di ucap oleh Ten hanya bohongan belaka. Ia tak ingin ditinggalkan oleh orang terdekat untuk kedua kalinya.

Johnny melirik ponselnya, Ia menelpon salah satu rekan kerjanya. Yaitu..

Jung Jaehyun.

^__^

"Markeu nanti mau mampir kerumah Channie boleh tidak mom? Channie tidak sekolah akhir akhir ini" keluh Mark dengan wajah cemberutnya.

"Iya mom, kata bu guru Haechan sakit panas. Kita harus jenguk Haechan mom" sahut Jeno.

Taeyong mengendari mobil untuk menjemput buah hatinya. Mendengar Haechan tak sekolah, Taeyong ingin mengunjungi rumah Seo.

"Benarkah? kita harus menjenguk Haechan hari ini juga" ajak Taeyong tidak lupa memberi senyuman hangat untuk kedua putranya.

"Mom, kata Nana terakhir Haechan sekolah ia sering menangis di dalam toilet" ujar Jeno.

"Kenapa menangis? apa ada yang mengejeknya?" tanya Taeyong.

Jeno mengangkat bahunya, ia tak tahu apa penyebab Haechan sering menangis saat di kelas

"Mark khawatir kalau Channie kenapa-napa mom" Taeyong hanya mengangguk paham. Mobil yang ia gunakan melaju kencang menuju rumah Seo.

('~')

"Chan, minum obat dulu sayang" panggil Koeun, wanita muda itu mengetuk pintu kamar Haechan sembari membawa nampan berisi air dan obat demam.

"Chan? kau mengunci pintu?" tak ada sahutan dari dalam. Koeun membuka pintu kamar itu secara paksa.

Ia menatap ranjang berisi tubuh anak kecil itu. Tunggu, wajahnya pucat seperti mayat.

Koeun tak sengaja menjatuhkan nampan tersebut.

"Haechan?!!" seru Koeun.

Tbc
.
.
.

hai aku update lagi, gatau suka aja karena bentar lagi mau end☺. sebenarnya kurang PD sama part ini tapi ndak apa lah. jangan lupa apresiasi kalian ya💚

gimana perebutan hak asuh anak lintas dimensi?

voment juseyo✔



Continue Reading

You'll Also Like

913K 50K 50
Ini adalah sebuah kisah dimana seorang santriwati terkurung dengan seorang santriwan dalam sebuah perpustakaan hingga berakhir dalam ikatan suci. Iqb...
625K 11.2K 20
suka suka saya.
77.5K 1.1K 10
[WAJIB VOTE⚠️] ada seorang ceo yang menikahi seorang laki-laki yang lucu nan gemas dan setelah menikah 2 bulan lalu mereka memiliki anak 3 laki-laki...
1.7M 68.6K 43
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...