NCT: Keluarga Kita [END]

By awokawokawok21

375K 46.9K 13.9K

Sequel dari NCT: Cerita Kita Cerita dimana hari-hari mereka dilalui bersama anak-anak yang hebat (read: dikit... More

Cast pt. 1
Cast pt. 2
Cast pt. 3
Chapter 1: Jaeyong
Chapter 2: Ilyoung
Chapter 3: Johnten
Chapter 4: Henxiao
Chapter 5: Luwoo
Chapter 6: Kunyang
Chapter 7: Yuwin
Chapter 8: Markhyuck
Chapter 9: Nomin
Chapter 11: Sabtu
Chapter 12: Ngumpul
Chapter 13: Kacau
Chapter 14: Drama
Chapter 15: Mangatasik
Chapter 16: Datang
Chapter 17: Misi (1)
Chapter 18: Misi (2)
Chapter 19: Misi (3)
Chapter 20: Rawat mami
Chapter 21: Penyakit
Chapter 22: Pak Tua
Chapter 23: Hari
Chapter 24: Balik
Chapter 25: Hari Terakhir
Chapter 26: Rencana
Part 27: Batal
Part 28: Pemakaman
Part 29: H-2 Natal
Part 30: Natal
Part 31: Insiden
Part 32: Siapa
Part 33: Pengkhianat
Part 34: Terbongkar
Part 35: Malam
Part 36: Rasa
Part 37: Sebenarnya
Part 38: Jenguk
Part 39: Nambah
Part 40: Makan Malam
Part 41: Sama-sama
Part 42: Pantai
Part 43: Hadiah
Part 44: Model
Part 45: Ditolak
Part 46: Babies
Part 47: Hoodie
Part 48: Random
Part 49: SLB
Part 50: Pergi
Part 51: Hampa
Part 52: Lelah
Part 53: Tanda
Chapter 54: Balik
Part 55: Hilang
Part 56: Panik
Part 57: Kode
Part 58: Dendam
Part 59: Mental
Part 60: Be you
Part 61: Baru
Part 62: Mulai
Part 63: Terima
Part 64: Nyerah?
Part 65: Penyamaran
Part 66: Subuh
Part 67: Main
Part 68: Empang
Part 69: Terjun
Part 70: Kebun (1)
Part 71: Kebun (2)
Part 72: Hutan
Part 73: Hutan (2)
Part 74: Rumah Sakit
Part 75: Bolos
Part 76: Bujuk
Part 77: Masak
Part 78: Terjun
Part 79: Tangkap
Part 80: Jawaban
Part 81: Nabrak
Part 82: Keluarga
Part 83: Jahil
Part 84: Dekorasi
Part 85: Ultah
Part 86: Belajar
Part 87: Lari
Part 88: Hasil
Part 89: Kapal (1)
Part 90: Kapal (2)
Part 91: Breakfast
Part 92: Nyolong
Part 93: Agustus
Part 94: Bantuan
Part 95: Balas
Part 96: Pasrah
Part 97: Bandung
Part 98: Salah
Part 99: TSB
Part 100: Diundang
Part 101: Lampiasan
Part 102: Diskusi
Part 103: Penggemar?
104: Lulus
105: Acara
106: Pisah (LAST)
KOMITMEN!
ORGANISASI BOBROK

Chapter 10: Sungle + Harjun

4.3K 504 39
By awokawokawok21

Masalah pasangan paling muda kita itu cuma di Jisung doang. Selesai dia lulus kuliah dia kecelakaan dan ngebuat mata kanannya buta. Mulai dari situ Jisung bener-bener ngehilang dari kehidupan Chenle.

Chenle nggak seharusnya sama dia karena dia rasa sahabatnya yang satu itu bisa dapat yang lebih baik. Jisung cuma bisa lihat Chenle dari jauh aja.

"Hah... " Jisung hembusin nafas. Bahkan sekarang dia ada di konser kecilnya Chenle dan udah pake penyamaran lengkap. Topi, hoodie, mata ditutup pake kapas sama plester obat, dan masker. Selalu dan nggak pernah absen buat ke konser Chenle.

Walau dulu dia cuma anggap Chenle sahabatnya tapi seiring jalannya waktu dia nyadar kalo misalnya dia emang udah terperangkap sama manusia kecil itu.

Chenle udah di atas panggung nyanyi sama suara merdunya dan bahkan anak itu sekarang udah bahagia karena orang tuanya udah nggak jauh-jauh lagi dari dia.

Selesai konser dia pasti nungguin Chenle keluar, naik mobil dan pulang.

Dia bakalan duduk di atas motornya mainin hp sambil nunggu.

Waktu Chenle keluar dia bakalan langsung pura-pura telponan atau ngelakuin sesuatu yang ngebuat dia nggak bakalan eye contact sama Chenle.

Kalo diri sisi Chenle dia sebenarnya takut, bohong kalo dia nggak sadar orang ini selalu ada dalam konsernya. Dia ngerasa orang yang selalu pake hoodie ini itu penguntit. Walau dia masih baru di dunia solonya tapi dia tetep jaga-jaga.

Kayak sekarang supirnya belum datang dan dia ketemu sama si hoodie hitam. Pengen banget masuk lagi tapi di dalam juga nggak ada orang karena dia kebiasaan sukanya keluar paling terakhir.

Jisung natap Chenle, rintik ujan mulai turun. Nggak mungkin dia biarin Chenle kehujanan.

Dia berdiri lepas hoodie jalan samperin Chenle. Dia kasih hoodienya tanpa bicara.

Chenle ngernyit bingung. "Maaf?"

"Ujan."

"JISUNG?" Chenle tahu bahkan hafal suara Jisung. "Sung ini lo?"

Jisung geleng kepala dan nunduk dia langsung ngasih hoodie ke Chenle dan niat buat lari ke motor.

Tapi sayangnya kakinya berhenti karena Chenle tiba-tiba peluk dia dari belakang. "Lo kemana aja bego!"

Jisung diem gigit bibir bawahnya.

"Lo kenapa ngehilang gitu aja?"

Jisung coba lepasin pelukannya Chenle tapi bukannya lepas malah makin kuat. "Nggak! Gue nggak mau lepas! Biarin keliatan kayak orang bego kek gini."

"Le... " Jisung akhrinya balik badan dan balas pelukannya Chenle.

Saking kangennya ini dua orang akhirnya jadi bego pelukan di tengah hujan. Bahkan Chenle mau pulang kalo diantar sama Jisung pake motor dan bukan pulang ke rumah tapi pulang ke rumahnya Jisung.

"Le gue... "

Chenle turun dari motor Jisung. "Lo kenapa?"

Jisung matiin mesin motor dia narik Chenle masuk dalam rumah. Sampe dalam rumah dia langsung lepas kapas yang nutup sebelah matanya. "Gue buta Le! Lo pasti bakalan jijik sama gue! Lo seharusnya nggak ketemu gue lagi!"

Chenle cuma natap Jisung datar. "Terus?"

Jisung diem.

"Udah ngocehnya? Mata lo bagus kok." Chenle senyum.

"Nggak usah sok Le, gue nggak mau dikasihanin."

"Keliatan keren punya mata beda warna."

"Ngehina?"

"Nggak. Tapi kenapa lo sampe kepikiran kayak gitu? Kita sahabatan dah lama dan lo masih nggak percaya gitu sama gue?"

Jisung diem lagi. Perkataan Chenle ada benernya.

"Bodoh banget sih Sung." Chenle ngakak merasa miris karena bahkan sabatnya sendiri nggak percaya sama dia.

"Sorry."

"Terus kalo kita nggak ketemu kayak tadi lo nggak bakalan samperin gue gitu?"

Jisung ngangguk. "Gue nggak pantes deket lo lagi."

"Bego banget sih lo! Yang nentuin buat pantes nggak pantes sama gue bukan lo! Percuma yah sahabatan kita yang lama itu?"

Jisung geleng kepala. "Le... maksud gue nggak gitu."

Chenle ketawa tapi matanya nangis. Bohong kalo dia nggak sakit hati sama Jisung.

"Sorry." Jisung lemah nggak kuat lihat Chenle nangis kayak gini. "Maafin gue."

Selesai nenangin Chenle, Jisung langsung nyuruh buat ganti baju karena mereka kehujanan.

Jisung udah selesai bahkan sekarang dia udah di dapur dan lagi buatin makan malam.

"Jisung, lo buat apa?" Chenle samperin temennya yang lagi masak itu.

"Nasi goreng aja yah."

"Gue bantu apa?" Chenle nanya.

"Duduk diem aja."

Denger omongannya Jisung ngebuat dia manyun. Mau bantu tapi nggak diijinin tapi yaudahlah kalo pun dia bantu dia juga nggak harus bantu apa.

"Selama gue nggak di samping lo apa yang terjadi?" Selagi makan Jisung buka topik.

Chenle senyum. "Banyak."

"Cerita coba."

"Gue berjuang biar bisa jadi kayak sekarang. Walau harus debat sama papi karena masalah perusahaan. Bahkan waktu mami pergi gue bisa lewatin itu semua."

Jisung senyum iya dia tahu kalo maminya Chenle udah nggak ada. Dia tahu gimana terpuruknya Chenle waktu itu tapi lagi-lagi dia nggak bisa lakuin apapun.

"Papi juga sekarang lebih sehat jadi gue tenang ditambah sekarang gue ketemu sama lo ngebuat gue tambah bahagia."

"Sorry."

"Lo minta maaf terus bosen gue dengernya." Chenle ngakak terus makan.

"Dengan keadaan gue kayak gini lo emang masih mau?"

Chenle ngernyit bingung. "Mau apa?"

Jisung diem dia bener-bener kepedean. "Nggak lupain aja. Makan."

Selesai makan mereka jalan dan duduk di depan ruang TV. Nonton Dora bareng.

"Le."

"Hm?"

"Lo masih sendiri?"

Chenle ngernyit bingung. "Ini berdua sama lo."

"Bukan itu maksud gue." Jisung dehem.

Chenle nggak ngerti orang dia lagi asik nonton Dora. "Terus?"

"Boyfriend? Girlfriend?"

"Oh itu! Nggak, belum ada soal lagi nunggu orang lain."

Jisung senyum miris ternyata Chenle udah nunggu orang lain. "Oh."

"Lo nggak penasaran gitu siapa?"

Jisung geleng kepala. "Nggak." Buat gitu dia kepo kalo ujung-ujungnya bakalan sakit hati.

"Males ah! Orang gue nunggu lo malah dianggurin." Chenle decak kesel natap Jisung bahkan Dora di hadapannya udah dia anggurin.

Jisung diem dia sekarang jadi orang bego karena denger omongannya Chenle.

"Ehem! Kamar gue dimana? Udah ngantuk gue." Chenle langsung berdiri. Dia jadi malu sekarang.

"A-atas." Jisung ikutan berdiri dan jalan duluan buat nunjukin.

***
Dua minggu berlalu hubungan mereka cuma tetep sampe sahabatan doang dan hal itu ngebuat Chenle bener-bener frustasi. Bilang aja dia udah terobsesi sama Jisung.

Beda lagi sama Jisung yang sibuk sama perusahaan dan kadang Chenle yang sering datang ke dia.

"Le... " Jisung natap Chenle. Mereka lagi duduk di sofa karena Chenle datang bawa makanan.

"Hm?"

"Besok-besok nggak usah bawa makanan lagi. Gue tahu lo sibuk."

Chenle diem. Kayaknya semua sia-sia. "Nggak ada harapan lagi yah buat gue?"

"Harapan?"

"Gue tuh suka sama lo! Tapi kayaknya emang kita ditakdirin sahabatan doang. Hehe... okey mulai besok gue nggak bakalan bawain lo makanan." Chenle senyum manis.

"Le lo salah nangkap. Bukan gitu maksud gue."

Chenle berdiri. "Iya gue ngerti lo nggak mau ganggu jadwal gue, gitu kan?"

Jisung decak kesel. "Ikut gue!" dia langsung berdiri narik Chenle masuk dalam pintu yang ada di ruangannya.

Chenle ngernyit bingung ternyata pintu itu kamar kecil yang nyaman. "Sung lo-- " belum juga selesai bicara badan dia langsung didorong sandaran di pintu dan bibir dia langsung disambar sama bibir Jisung.

And yeah, they did it.

"Gue bodoh dalam sampein perasaan dan gue lebih suka dalam tindakan." Itu kalimat terakhir yang Jisung bilang.

Dua bulan kemudian mereka nikah karena Chenle udah hamil:)

Bahkan ngeduluin Jaemin, Renjun, Haechan, sama Mark. Itu sebabnya Mark sama Haechan nggak bisa datang di nikahan mereka.

***
jisung.m

Disukai oleh renjunl_, jaemin._ dan 2721 lainnya

First 'mistake' that make you mine.

jisung.m menonaktifkan komentar

chenle_diningrat

Disukai oleh mark.g, haechan_w dan 2819 lainnya

From the first time i know that you are mine. Haha🙄

chenle_diningrat menonaktifkan komentar

***
Renjun turun di bandara, sekarang dia bakalan nempu hidup barunya di Australia.

Akibat paksaan ayahnya dia harus kuliah di sini dan balik nanti. Tapi dengan ke sini dia bersyukur karena bisa kenal sama Harvey dan ngeluapin orang yang seharusnya bukan buat dia.

Gimana ceritanya?

Harvey sama dia ada di satu universitas yang sama. Bedanya Harvey di kedokteran sedangkan dia bagian bisnis.

Mereka ketemu di kantin. Harvey itu orangnya friendly dan juga beruntung Harvey tahu pake bahasa Indonesia karena katanya mama dia dari Indo.

Seiring berjalannya waktu dia makin deket sama Harvey. Kemana-mana bareng. Perpustakaan, kantin, beli buku, bahkan Renjun udah pernah ke rumah Harvey.

Dua tahun temenen dan jadi deket akhirnya Harvey mutusin buat confess ke Renjun.

"Hey Jun."

Renjun senyum. "Hey Vey. Why?"

"I want to talk with you."

"About?" Renjun ngernyit bingung.

"You know... ehmmm... " bule juga bisa gugup:)

"What?"

Harvey diem bentar. "Let me breath." Dia tarik nafas dan hembusin lagi. "Okey. Wanne be my boyfriend?"

"HEH?" Renjun buletin mata kaget.

"Oh my! Jangan teriak Jun!"

Renjun diem bentar masih kaget sama omongannya Harvey. "Did you... confess to me?"

Harvey ngangguk. "Yes. So your answer?"

Renjun diem lagi. Jujur sampe sekarang dia belum lupain Jeno. Mau gimana pun juga Jeno itu first love dia. "Harvey."

"Yes?"

"Sorry to say but i'm in love with another guy. But... "

Harvey diem nungguin kelanjutannya.

"I want to forget about him so will you help me?" Renjun senyum. "If you want than my answer is yes." Dia lanjut lagi.

Harvey ngerti. "Is the guy name Jeno?"

"Yeah, you know emmm Jaemin like Jeno too so yeah... " Renjun senyum lagi.

"Jun you okay?"

Renjun ngangguk. "Yeah."

"Okey, today is our first day."

Nggak gampang buat Harvey jalanin hubungan dia sama Renjun. Apalagi waktu udah lulus. Renjun balik Indo dan Harvey lanjut spesialis.

Mereka LDR dan selama itu Renjun bener-bener seneng dia bisa rasain apa itu ketulusan dari Harvey.

Bahkan selesai lulus Harvey rela kerja di Indo, merantau dari orang tuanya.

Nginjak tiga puluh tahun Harvey akhirnya ambil tindakan buat nikah sama Renjun.

Sebulan nikah Renjun akhirnya hamil:) iya se topcer itu bibitnya Harvey.

Vernon lahir ini dua orang nggak mau nambah anak lagi. Kenapa? Harvey trauma karena dia hampir aja kehilangan Renjun.

Waktu dokter nyuruh pilih salah satu disitu rasanya Harvey pengen teriak apalagi waktu Renjun bilang selamatin anak mereka.

Tapi emang Tuhan sayang sama keluarga dia. Selesai Vernon lahir Renjun tetep masih nafas walau harus istirahat dua bulan di rumah sakit.

Vernon bener-bener nggak bisa ditinggalin. Bahkan ke kantor pun Renjun harus bawa anak itu karena nggak mungkin Harvey yang bawa ke rumah sakit. Renjun nggak mau anaknya ketemu sama virus-virus rumah sakit.

Harvey senyum waktu masuk rumah liat Renjun lagi kasih makan Vernon. "I'm home."

Renjun senyum. "Gimana harinya?"

"Berat. Capek." Harvey samperin dua orang yang dia sayang. "Tapi lihat senyumnya Vernon capeknya langsung hilang."

Vernon ketawa walau nggak ngerti maksud ayahnya. "Pffft!"

"Hell damn!" Harvey pegang wajahnya karena disemprot makanan sama Vernon.

"Harvey! Mulutnya!" Renjun natap suaminya tajam.

"Sabar... untung masih bayi." Harvey elus dada.

"Take a bath." Renjun nyuruh.

"Give me kiss first." Harvey monyong dan langsung aja Renjun ngasih kakinta Vernon ke bibir suaminya.

"Renjun!"

"Hehe... mandi sana! Bau!"

Vernon ketawa mungkin seneng banget ayahnya dijailin sama ibunya.

***
hrvy.cntwell

Disukai oleh jisung.m, haechan_w dan 3821 lainnya

Mine.

hrvy.cantwell menonaktifkan komentar

renjunl_

Disukai oleh jaemin._, mark.g dan 2621 lainnya

Hey baby, we love you><

Jangan berantem terus sama daddy yah:D

renjunl_ menonaktifkan komentar










































|||||||||||

Akhirnya😭🤟

Welcome to the family guys!

Btw nggak jadi double update yah:) sorry banget. Tiba-tiba demam hari ini😭 chapnya udah selesai tinggal edit doang tapi ini kepala pusing:((

Besok update ntar ku panjangin chapnya😊 jaga kesehatan yah semua💚

Continue Reading

You'll Also Like

18.7K 2.5K 46
Bagaimana jika kenalakan Yibo menurun ke anaknya. Up suka suka
452K 35.5K 47
REMAKE STORY WARNING🔞++ HARAP BIJAK DALAM MEMILIH CERITA♂️ #HYUCKREN
10.1K 1K 14
aku tidak sengaja terpesona ketika melihatnya dari celah buku pagi itu
LEARA OR RAISYA By Selvy yani

Historical Fiction

3K 289 13
[REVISI] Hanya kisah seorang Queen Leara Pratama, si ratu jalanan yang terkenal sangat cepat dan ganas. Bertransmigrasi ke dalam tubuh Raisya Yoo Jin...