AORTA

By MarentinNiagara

229K 18.7K 4.9K

-------------------šŸ’ŠšŸ’‰------------------ šŸ‘¶šŸ‘¶ Duuuhhhhh si imut yang ngegemesin. Bungsu yang akhirnya ikut m... More

00 ā€¢ Prolog
01 ā€¢ Little Crazy
02 ā€¢ More Than That
03 ā€¢ Love is Love
04 ā€¢ Jelajah Rindu
06 ā€¢ Battle Bro
07 ā€¢ Cerita Cinta
08 ā€¢ Strunggle Love
09A ā€¢ Pengawal Hati
09B ā€¢ Pengawal Hati
10A ā€¢ Stupidity
10B ā€¢ Stupidity
11 ā€¢ Contemplation
12A ā€¢ Sacrifice
12B ā€¢ Sacrifice
13A ā€¢ Merenda Mimpi
13B ā€¢ Merenda Mimpi
14A ā€¢ Try To be Strong
14B ā€¢ Try To be Strong
15 ā€¢ Game Over
16 ā€¢ Emergency Unit
17 ā€¢ Mencoba Bicara
18 ā€¢ Menunggu Mukzizat
19 ā€¢ Gegabah
tok tok tok
11 ā€¢ Contemplation
12 ā€¢ Sacrifice
13 ā€¢ Merenda Mimpi
14A ā€¢ Try To Be Strong
14B ā€¢ Try To Be Strong
15 ā€¢ Game Over
16 Emergency Unit
17 ā€¢ Mencoba Bicara

05 ā€¢ Mimpi Masa Depan

4.6K 747 253
By MarentinNiagara

🍬🍬 ------------------------------
Everyone needs a house to live in, but a supportive family is what builds a home
------------------------------ 🍬🍬

-- happy reading --
مرنتىن نىاكار

KEMBALI menginjakkan kaki di kota menara mimpi. Benar kata orang, bahwa pergi untuk kedua kali meninggalkan keluarga itu jauh lebih berat dibandingkan dengan sebelumnya. Kali keduanya Hawwaiz berangkat dengan tujuan yang sama dan mungkin akan kembali ke tanah air dalam waktu yang lebih lama lagi. Berat, tetapi harus dengan semangat yang sama.

Dia menerima secangkir kopi dan sarapan. Hari ini, sudah dua bulan setelah kepulangannya dari Indonesia. Akhir pekan seperti ini agenda Hawwaiz selalu sama. Kalau bukan untuk konten youtube, dia juga sering menerima job sebagai fotografer pro freelance bagi mereka yang membutuhkan jasanya. Biasanya wisatawan yang sengaja ingin berkeliling di Oxford atau mereka yang sengaja memesan Hawwaiz melalui website miliknya untuk foto prewedding, post wedding, maternity atau yang lainnya.

Hobi yang akhirnya membawa rezeki sendiri untuk seorang Bilal Hawwaiz Asy Syafiq.

"Sepertinya sudah cukup, hasil mentahnya akan diedit sedikit terlebih dulu satu minggu ke depan akan kami serahkan dalam bentuk file melalui email." Hawwaiz mengakhiri pekerjaannya dengan baik. Empat jam bersama untuk bekerja sama cukup melelahkan tapi juga sangat menyenangkan.

Hawwaiz membuka kembali galeri foto yang ada di gawainya. Ada foto yang sempat dia ambil secara diam-diam dari wanita yang telah mencuri perhatiannya beberapa bulan belakang ini. Tangannya kemudian menekan tombol video call kepada Vira. Dia tentu sudah kembali ke flat yang disediakan perusahaan selama dia training di Jakarta.

Rasanya masih belum bisa percaya, satu bulan yang lalu tiba-tiba Hawwaiz mendapatkan pesan singkat bahwa Vira diterima kerja di PT. Fedsin Nomura Exporindo, perusahaan internasional milik Jepang yang memiliki cabang di beberapa negara di Asia Timur, Asia Tenggara bahkan telah merambah di beberapa negara di Eropa termasuk Inggris yang memiliki kantor perwakilan di London.

Terlihat betapa bahagianya dia, ketika Hawwaiz menelepon melalui panggilan video. Berkali-kali mengucapkan terima kasih karena supportnya hingga dia bisa mencoba untuk berdiri di atas kakinya sendiri.

"Asalamualaikum," sapa Vira.

"Waalaikumsalam. Sudah istirahat, bagaimana tadi trainingnya?" tanya Hawwaiz saat Vira sudah bergelung dengan bantal dan guling di sana.

"Lagi bikin konten kok di luar?"

"Bukan, habis motret prewed orang. Nggak tahu kapan bisa prewed sendiri, yang mau diajakin prewed masih sibuk training." Hawwaiz tersenyum sekilas sambil mengalihkan pandangannya ke lingkungan sekitar yang masih banyak dilihatnya orang berlalu lalang mengingat akhir pekan seperti ini memang banyak wisatawan yang ingin mengenal lebih dekat bagaimana cantiknya kota seribu menara, Oxford.

"Bi--" panggil Vira.

"Hmmm," Hawwaiz seolah enggan untuk menanggapi protes yang diberikan Vira.

"Tugas kamu sudah kelar belum? Cepat pulang ke flat, ngapain di luar kalau kerjaan sudah kelar?" kata Vira dengan sedikit garang.

"Iya habis ini pulang, sadis banget sih ngomongnya. Calon suami lho ini," jawab Hawwaiz.

"Calon suami kok masih kicik," Vira tertawa lirih membuat Hawwaiz bersungut. "Sekolah yang bener, biar nanti kalau sudah besar bisa jadi dokter."

Dan seperti biasa pertengkaran absurd sampai akhirnya Vira menjulurkan lidahnya mengejek Hawwaiz sebelum panggilan video mereka berakhir.

Hawwaiz kemudian mengusap mukanya dengan telapak tangan. Merapikan kameranya ke dalam tas lalu dia melangkah meninggalkan lokasi terakhir tempatnya mengambil foto. Keyakinannya masih utuh bahwa wanita yang kini ada di dalam hatinya juga menyimpan perasaan sama meski dia masih enggan mengungkapkan.

☼☼

Hawwaiz mendapatkan satu lembar surat dari pemerintah kerajaan Jepang untuk bisa melakukan kunjungan ke negara mereka. Bersama satu tim penuh, ini kali pertamanya Hawwaiz mengambil job di luar Oxford dan London.

Liburan pre midsem dipergunakannya untuk bisa menikmati musim semi di Jepang sekaligus memainkan kameranya di Disneyland Jepang. Sebuah pesta pernikahan mewah anak dari salah seorang yang sangat berpengaruh di Inggris. Menikah dengan bangsawan Jepang sehingga pesta pernikahannya dilakukan secara spektakular di sana.

Hawwaiz sendiri di-hired oleh salah satu rumah fotografi numero uno di London, bekerjasama dengan 14 fotografer terbaik yang dimiliki oleh rumah fotografi tersebut. Senyumnya mengembang sempurna karena Hawwaiz tahu, bersamaan dengan tugasnya itu Vira juga berada di kota yang sama di Jepang, jelas Hawwaiz ingin memberikan kejutan untuknya.

Sesampai di Jepang dia langsung ke hotel tempat Vira menginap, karena sebelum Vira berangkat, Hawwaiz terlebih dulu menanyakan dimana dia menginap selama di sana.

"Sorry Sir, may I help you?"

Akhirnya Hawwaiz bisa bernapas dengan lega. Memberitahukan keinginannya untuk bisa menemui tamu hotel yang bernama Elvira Aldebaran.

Sementara Elvira yang masih berada di dalam kamar hanya bisa bertanya-tanya setelah resepsionis memberitahukan ada seseorang yang ingin menemuinya dan menunggu di lobi. Siapa tamu yang ingin bertemu dengannya? Namun, setelah turun dan mengetahui orangnya, Vira menatap tidak percaya sambil mengakat kedua tangannya untuk menutup mulutnya. Hawwaiz yang sudah berdiri tegap menatap dengan senyuman khasnya.

"Selamat pagi, Sakura." Hawwaiz menyapa Vira dengan buket bunga sakura.

"Bi, kok kamu ada di sini? Ini beneran atau aku hanya mimpi? Apa ini?" kata Vira.

"Sakura yang cantik untuk seorang Sakura yang istimewa." Hawwaiz menjawabnya dengan wajah berbinar.

"Kamu--?" tanya Vira terputus.

"Aku dan kamu menjadi kita dong." Bukan Hawwaiz jika tidak membuat suasana menjadi berwafer-wafer. "Kemarin waktu di pernikahan Kak Al tidak dapat hand bucked kan, hari ini aku bawakan spesial untuk calon mempelaiku."

"Bi, please aku serius. Surprise banget bisa bertemu denganmu di sini." Vira masih dalam mode terkejut.

Hawwaiz mengajak Vira ke beberapa tempat yang dirasa cukup menarik untuk dikunjungi.

"Kita berdua saja?" tanya Vira.

"Tidak, kita dengan banyak orang di dalam kereta." Vira hanya menggeleng lalu mengekor langkah Hawwaiz menuju stasiun MRT.

"Kita akan ke mana?"

"Chiba," Hawwaiz kemudian menunjukkan sebuah tempat dari layar gawainya menunjukkan bunga kanola berwarna kuning yang begitu indah dipandang mata.

"Kamu tahu dari mana itu?" tanya Vira kemudian mencari tempat yang sama seperti milik Hawwaiz di gawainya.

"Suka?" Hawwaiz mengabadikan beberapa moment aktivitas Vira secara candid sehingga aksinya benar-benar kelihatan natural.

Usia boleh lebih tua daripada Hawwaiz tapi saat bertemu dengan hal-hal yang menuntutnya kembali ke masa kanak-kanak, Vira tak segan memperlihatkan itu di hadapan Hawwaiz. Hingga membuat calon dokter itu hanya bisa tersenyum, menggelengkan kepala dan mengikutinya sambil memainkan kamera.

"I love it," Vira berucap sambil memetik beberapa strawberry dan meletakkannya dalam satu wadah.

Dalam hati Hawwaiz berjanji akan selalu membuat Vira selalu tertawa dan bahagia. Andai pun hari ini dia mengatakan iya, tidak akan menunggu nanti, saat ini juga Hawwaiz akan menghubungi orang tua Vira dan kakaknya untuk segera memintanya.

"Bi--" Hawwaiz tergagap dari lamunannya.

"Hmmm?"

"Kamu melamun di tempat yang indah seperti ini?" tanya Vira.

"Bukan melamun tapi berpikir sejenak tentang masa depan." Tidak ada nada bercanda dari muka serius yang Hawwaiz tunjukkan.

"Oh, aku kira sedang melamun. Aku bicara banyak tadi ternyata kamu tidak menyimaknya." Vira ingin berlalu memberikan ruang kepada Hawwaiz. Berusaha tidak ingin mengganggu tapi Hawwaiz memintanya untuk tetap duduk.

"Kamu tadi bilang apa? Maaf--" pinta Hawwaiz.

"Kamu kenapa sih jadi serius seperti ini?" tanya Vira.

"Karena hidup tidak selamanya bercanda, El." Hawwaiz mendudukkan pantatnya di atas rumput hijau.

"Bi," kata Vira.

"Mau sampai kapan kita seperti ini?" tanya Hawwaiz sambil memainkan rumput yang sedang mereka duduki.

"Maksud kamu?"

"Bisa tidak kita tidak perlu kucing-kucingan seperti ini?" tanya Hawwaiz yang kini sedang mereview gambar hasil jepretannya, dan semua tentang Vira. "Senyum kamu yang ini bagus, cantik dan natural." Hawwaiz menunjukkan salah satu foto hasil bidikannya kepada Vira.

Vira kembali mendesah lirih, baru saja tadi dia berbicara tentang peraturan di perusahaannya namun Hawwaiz tidak memperhatikan. Apakah Vira perlu mengulangnya?

"Kapan aku bisa menghadap Pipi Arfan untuk membicarakan tentang kita?" tanya Hawwaiz masih dengan mode serius.

"Kita?" tanya Vira.

"Ya, kita tidak mungkin selamanya akan seperti ini bukan? Setidaknya aku bukanlah pria yang menyukai pertemuan tanpa izin seperti ini. Kamu wanita dan aku menghormati marwahmu."

"Jadi kamu serius Bi, tentang kita?" Vira masih kembali menanyakan akan hal ini.

"Ratusan kali kamu bertanya jawabannya akan tetap sama, El."

"Apa yang akan kamu katakan kepada Pipi?" tanya Vira.

Hawwaiz menghela napasnya dalam-dalam kemudian menjawabnya perlahan. "Sebagai pria yang cukup mengenyam asam garam kehidupan, aku yakin pipimu bisa membedakan mana pria yang serius dengan putrinya, mana yang hanya ingin bermain-main saja."

"Aku lebih tua dari kamu, Bi."

"Apa ada peraturan yang menuliskan bahwa pernikahan itu pria harus lebih tua daripada istrinya? Kamu ingat cerita Nabi Muhammad dengan Siti Khatijah? Atau tentang Nabi Yusuf dengan Zulaikha?"

"Masalahnya, tidak mudah di kehidupan sekarang bisa memasukkan kisah-kisah teladan itu di masyarakat."

"Mengapa harus mendengar omongan masyarakat? Hidup ini kita yang punya, mau mereka ngapain bukan menjadi urusan kita. Toh semuanya sudah ada aturannya, selama tidak melanggar aturan ya tidak akan terjadi suatu masalah."

"Mungkin bisa dimengerti oleh orang tua kita, lalu apa kamu tidak berpikir bagaimana pendapat keempat kakakmu?" tanya Vira.

"Tiga di antaranya sudah mengenal kamu dengan baik. Mungkin hanya perlu sedikit effort bicara kepada Mas Hanif. Hanya--"

"Hanya--?" ulang Vira.

"Mas Hanif itu replika Daddy, jika Daddy mengiyakan aku yakin Mas Hanif juga akan menyetujuinya.

Hawwaiz melihat awan yang berarak di langit. Kehidupan itu seperti awan yang bergerak. Tidak ada satu yang berhenti kecuali tentang hati. Berulang kali Hawwaiz menimbang keputusannya, dia mampu, lebih tepatnya merasa mampu. Tidak ada alasan yang membuatnya harus menunda.

Kesulitan mereka adalah karena kedua kakak mereka juga saling mencinta. Dan restu belum kunjung turun karena masalah sekolah Ayya. Mungkin Hawwaiz dan Elvira harus membiasakan diri bersahabat dengan kata sabar. Kepastian yang ada di depan mata adalah rasa optimis mereka untuk melangkah maju.☼

-------------------------------🍬🍬

-- to be continued

Jadikanlah AlQur'an sebagai bacaan utama
Jazakhumullah khair

Blitar, 14 Maret 2023
*sorry for typo

Continue Reading

You'll Also Like

853K 64.5K 31
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
460K 50.2K 22
( On Going + Revisi ) ________________ Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum lay...
3.4M 277K 62
āš ļø BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
1.3M 121K 60
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...