Malam harinya.
"Bara," kaget Meisya saat melihat Bara yang sudah berada didalam kamarnya.
"Kok kamu bisa masuk?" tanya Meisya bingung. seingat Meisya ia sudah menguci pintu kamarnya sebelum ia pergi mandi.
Bara menunjuk kearah balkon, memberi tahu kepada Meisya, Bahwa ia masuk melalui sana.
"Lain kali tutup pintu balkonnya, jangan sampai kebuka lagi. Untung aku yang masuk kalau orang lain gimana?" jelas Bara sambil melangkah mendekati Meisya yang sedang mengeringkan rambutnya menggunakan handuk.
Untung Meisya mengganti bajunya dikamar mandi, jika tidak ia tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya.
"Kan untung sama aku nggak dikunci, jadi kamu bisa masuk. Coba kalau sama aku dikunci, mungkin kamu nungguin aku sampai jamuran," balas Meisya.
"Oke untuk kali ini aku maafin, tapi lain kali nggak bisa." Bara mengambil alih handuk tersebut dari tangan Meisya.
"Kok kamu mandi malem-malem sih?" tanya bara tidak suka, ia takut gadisnya akan sakit karena kedingin.
"Tadi panas banget, jadi aku mandi deh," Jawab Meisya seadanya.
"Kenapa malem-malem kesini, nggak lewat pintu depan lagi. Takut sama Papi," ejek Meisya sambil menatap wajah Bara.
"Cih ganteng doang, nggak berani lewat pintu depan," cibir Meisya.
"Aku bukannya nggak berani, tapi aku takut ganggu om sama tante yang lagi bikin adek buat kamu," bisik Bara.
"Auwwsh sakit sayang," ringis Bara saat Meisya mencubit pinggangnya.
"Nakal banget sih kamu."
"Sebenarnya aku tuh baik udah nggak ngeganggu mereka," balas Bara.
"Serah kamu deh," kesal Meisya menyisir rambutnya sendiri.
"Cantik banget sih," puji Bara yang langsung membuat Meisya tersenyum malu mendengar pujian dari Bara.
"Pergi kamu!" usir Meisya setengah berteriak, Karena merasa terganggu dengan tatapan Bara yang terus menatapnya.
"Shuut jangan berisik sayang, nanti percuma dong aku lewat balkon kalau kamunya bangunin mereka. Lagian kamu mau kita kepergok berduaan di sini, terus kamu mau kita dinikahin gara-gara mereka salah paham?" cerca Bara.
"Kalau aku sih mau-mau aja," lanjut Bara sambil tersenyum miring kearah Meisya.
"Ternyata kamu cerewet juga ya Bar," ujar Meisya setelah mendengarkan Bara yang berbicara panjang lebar kepadanya.
"Aku kayak gini tuh cuman buat orang yang aku sayang," balas Bara sambil memeluk Meisya.
"Kayaknya kamu harus pulang deh Bar, soalnya aku udah ngantuk," ucap Meisya.
"Ya tinggal tidur aja," balas Bara.
"Aku mau tidur Bara," rengek Meisya berusaha mengusir Bara.
"Nggak usah, kamu tidur didekapan aku aja gimana?" tawar Bara.
"Itu mah enak ke kamu."
Bara tertawa pelan, "Iya-iya, tapi aku bakal pulang setelah kamu tidur."
"Ck Iya-iya." Meisya merebahkan tubuhnya diatas kasur, ia memejamkan matanya dan berusaha keras untuk lekas tertidur.
Benar saja, setelah Meisya tertidur pulas. Bara pun langsung pergi dari sana setelah menyelimuti tubuh gadisnya.
****
"Permisi pak," ucap seorang siswi yang tiba-tiba masuk kedalam kelas XI IPA 1, panggil saja siswi itu Sisil.
"Iya nak ada apa?" tanya guru yang ada didepan.
"Murid yang bernama Meisya disuruh menghadap bu Yani diruang guru," ujar Sisil.
"Meisya, kamu dipanggil bu Yani diruang guru!" panggil guru pengajar.
Meisya langsung mendongakan kepalanya saat mendengar namanya disebut.
"Baik pak," balas Meisya, lalu melangkah kedepan, dan mengikuti langkah Sisil yang sudah berjalan diluar.
'Kok perasaan gue ga enakya' batin Meisya, sambil terus mengikuti kakak kelasnya ini.
"kak dimana ruang gurunya?" tanya Meisya karena ia rasa tadi sempat melewati ruangan yang bertuliskan Ruang Guru.
"Sebentar lagi juga bakal sampai," balas Sisil ketus.
Meisya hanya pasrah dan memgikuti Sisil, sampail mereka benar-benar berhenti di depan sebuah ruangan yang sangat sepi, serta jauh dari jangkauan para murid atau guru-guru.
Dapat Meisya tebak kalau ruang yang ada didepannya ini adalah gudang yang sudah lama tidak ditempati.
"Masuk cepetan!" sentak Sisil tiba-tiba.
"Bu-bukannya ini gu-gudang ya kak?" tanya Meisya takut.
"Ck lama banget sih lo tinggal masuk juga," geram Sisil lalu langsung mendorong Meisya kedalam gudang.
"Ahwwwssh..." ringis Meisya karena ia terjatuh akibat dorongan kuat dari Sisil.
Meisya berdiri lalu mengibas-ngibaskan roknya yang terkena debu gudang.
Sisil langsung mencengkram tangan Meisya, membawanya paksa kearah kursi yang berada ditengah gudang.
Sisil mendudukan Meisya dengan kasar di sana.
"Kalau lo berani pergi atau berteriak. Gue bakal buat lo lebih tersiksa dari pada ini!" ancam Sisil yang membuat Meisya semakin ketakutan.
Tap
Tap
Tap
Terdengar suara tapak kaki melangkah menghampiri Sisil dan Meisya. Meisya langsung berniat meminta tolong, tapi betapa terkejutnya ia saat tahu siapa yang datang.
"Kenapa, takut lo?" tanya orang tersebut sambil mencengkram dagu Meisya kuat.
"Ka-kak Na-naura" panggil Meisya terbata bata.
"Iya ini gue!"
"Kak Naura mau ngapain?" cicit Meisya.
"Lo sok polos apa bener-bener bego sih?" tanya Naura sinis sambil menghempaskan dagu Meisya dari cengkramannya.
"Oke karena gue lagi baik. Gue bakal kasih tahu ke lo, kalau gue kesini mau ngehukum orang yang berani-beraninya ngerebut Bara dari gue," terang Naura sinis.
"Meisya nggak pernah ngerebut Bara dari kak Naura," balas Meisya.
"NGGAK NGEREBUT LO BILANG? LO LIHAT SENDIRIKAN KALAU SEKARANG BARA NGEJAHUIN GUE GARA-GARA LO," bentak Naura.
Plak
Sebuah tampar mendarat mulus di pipi sebelah kiri Meisya.
"Ini buat lo yang udah ngerbut Bara," ucap Naura.
Plak
Sekarang telapak tangan Naura mendarat kembali dipipi sebelah kanan Meisya.
"Ini buat lo yang udah buat Bara ngejahuin gue, dan buat orang yang berani nyentuh Bara gue."
BRUKK
"Awwsshh...sa-sakit" ringis kesakitan yang keluar dari mulut Meisya saat Naura menjambak dan mendorong kepalanya ke dinding, hingga kening Meisya membiru akibat benturan tersebut.
"Jangan pernah dekat dengan Bara lagi atau gue bakal nyiksa lo lebih dari ini!" peringat Naura.
Lalu Naura pergi dari gudang itu bersama Sisil yang setia disampingnya. Meninggalkan seorang gadis yang terduduk lemas di lantai gudang sambil menangis menahan rasa sakit yang ada diwajahnya.
"hiks... hiks... hiks"
****
~To Be Continued~
Next part
Jangan lupa vote dan komen 🌟
Link GC
Pasukan Posessive WPツ
ada di Bio
Ig : wrtr.lly