Click On ╏ C. Beomgyu (ON HOL...

By hanwistereia

32.1K 5.2K 1.9K

"...ada yang mau sama lo, tapi lo-nya gak mau. Giliran lo-nya mau, dianya gak mau..." -Yang Jeongin, 2020 Ini... More

00 : prolog
01 : new page
02 : another side
03 : as if it's
04 : inner
05 : mood
06 : Jongho
07 : play date
08 : all day long
09 : move on? system not found
10 : don't die
11 : I like him
12 : focus
13 : lunch
14 : thinking out loud
15 : day and night
16 : pleasure
17 : like always
19 : followed
20 : boy-space-friend
21 : reason
22 : let it all go
23 : sweet talking
24 : attached
25 : Cause I'm Envy
26 : coming home
27 : from home
28 : for home
29 : hands on me
30 : next to you
31 : meet up
32 : sick
33 : almost ended
34 : just a dream
35 : how it's ended
36 : summer break
37 : affirmation
38 : another page
39 : roommate
40 : bothered
41 : daily of college
42 : dating on the festival
43 : dating on the festival (2)
44 : two is better than one
45 : confident
46 : under control
47 : who's knows?
48 : he knows
49 : tossed around
50 : the bitter part of life

18 : conversation

567 113 71
By hanwistereia

±2,5k words, hope you like it and happy reading ❤️









❒❒❒









h.hyjn203
Gak semestinya kita....
h.hyjn203
Gue juga minta maaf....
h.hyjn203
Beomgyu juga gak har....


Tanpa sadar Beomgyu bertahan di tempatnya terlampau lama dari seharusnya. Padahal mau dipelototi selama apa pun, teks yang terbaca gak akan bertambah apalagi berkurang. Jadi, Beomgyu gak akan menemukan apa-apa kecuali kalau dia tidak punya keseganan untuk membobol ponsel Jeongin sehingga Beomgyu bisa membaca keseluruhan isi pesan sampai riwayatnya yang lebih lama.

Mungkin sebagai sahabat, Beomgyu punya hak untuk mengutak-atik ponsel Jeongin. Tapi bukan tanpa sepengetahuan dan seizin pemiliknya kan?

Jadi Beomgyu mematikan layar ponsel Jeongin dan menarik diri kembali berbaring di kasur, menunggu Jeongin mandi.

Hening merayap kamar Beomgyu. Hanya terdengar bunyi air, percikan dari kamar mandi, juga deru napas sang empu kamar.

Ah, enggak juga. Ada satu hal lagi yang mengiring.

Detak jantung Beomgyu yang berdebar cepat sekarang.

Satu tangan Beomgyu menggapai dada kirinya sendiri, memastikan kalau si jantung betulan berdebar lebih cepat dari sebelumnya, bukan semata-mata halunya saja.

Deg deg deg...

Gila, Beomgyu menelan ludah gugup, padahal dia lagi rebahan bukan lagi presentasi.

Masa' sih itu... beneran kak Hyunjin? Sama... Jeongin...?


❒❒❒


Tidur Beomgyu gak begitu nyenyak semalam, itu yang bikin dia langsung pusing begitu bangun. Juga bikin mukanya bertekuk cemberut dari pagi sampai istirahat makan siang.

"Lu kenapa sih manyun mulu kayak bebek? Kebelet berak?" tanya Jeongin dengan muka judge-nya itu.

Yang ditanya malah makin manyun gara-gara dikira kebelet.

Melihat sahabat bacotnya ini bukannya balik sewot karena diledek membuat Jeongin memicing curiga dari samping. Ingin sekali dia men-tackle langkah Beomgyu supaya dia nyungsep dan berakhir ngomel marah-marah. Itu tandanya, Choi Beomgyu lagi gak kerasukan apa-apa.

Tapi sekarang, pemuda Choi itu lagi melayangkan aksi bisu sambil cemberut kayak Jiheon di sebelahnya. Kok Jiheon cemberut? Soalnya dia lagi 'datang bulan'.

Coba kalau ada kamera, Jeongin rasanya ingin lambai-lambai sambil mengibarkan bendera putih tanda dia gak sanggup menjalani sisa hari ini karena dua temannya yang lagi dalam mode 'senggol-penggal'. Jeongin ingin lehernya selamat sampai berpulang ke rumah.

Tidak boleh dibiarkan, kalau ada yang komen 'kenapa kita pada diem-dieman', pasti gue yang disalahin. Playing villain... Pikir Jeongin sebagai permulaan menyiapkan strategi untuk melunturkan kecemberutan Beomgyu dan Jiheon.

"Kalian mau makan apa?" tanya Jeongin.

"Terserah." kata Jiheon.

"Gak tahu." kata Beomgyu.

"Hngh... mau ke kantin umum aja gak?"

"Terserah." kata Jiheon.

"Males." kata Beomgyu.

Jeongin belum ingin menyerah. "Mumpung kelas selanjutnya diundur sampai jam setengah 3, mau makan ke luar aja gak? Itung-itung refreshing."

"Terserah." kali ini Beomgyu dan Jiheon menjawab barengan.

Ya Tuhan, gue mau ngegetok kepala si Junseo... Batin Jeongin, mana tahu dia kalau Junseo yang dipikirkan tiba-tiba keselek jus alpukat yang lagi diminumnya.

Akhirnya, meski pun dengan semangat lemes kayak tai, mereka bertiga pun akhirnya makan di luar area kampus. Gak terlalu jauh, hanya berjalan kaki sekitar 10 menit berjarak dari gerbang kampus dan mereka sudah duduk manis di salah satu kedai ayam.

"Kok ayam lagi sih?" keluh Beomgyu dengan muka melas.

Jeongin menahan diri supaya gak khilaf mencoblos hidung Beomgyu dengan sumpit yang lagi diambilnya. "Tadi lu bilang terserah."

"Tapi gue sering makan ayam," sahut Beomgyu lagi sambil menuang air minum buat mereka bertiga. "Tapi ya udah deh, gue juga bingung mau makan apa."

Jeongin tiba-tiba mengepalkan tangannya. "Ya Tuhanku, terima kasih banyak atas rahmat ketabahan yang Engkau berikan padaku."

Beomgyu dan Jiheon saling berpandangan sesaat sebelum Beomgyu meneguk minum dan bertanya, "Lo kenapa sih?"

"Harusnya gue yang nanya; lo kenapa sih, bangsat?" akhirnya ditoyor juga jidat Beomgyu saking """gemasnya""".

Beomgyu meringis mengusap dahinya. Biasanya sih bakal langsung dibalas dengan balik menggeplak Jeongin yang kemudian dibalas lagi sama si korban, kemudian mereka bakal berakhir baku hantam disertai perbacotan tidak faedah yang bikin Jiheon diam-diam kabur karena gak mau disangka kenal.

Tapi Beomgyu malah bergeming. Tatapannya menerawang pada gelas minumnya sambil satu tangannya bertahan mengusap dahinya.

Kali ini, Beomgyu tahu kok alasan dia 'kenapa-napa'. Hanya saja dia bingung mengekspresikannya bagaimana. Itu yang bikin dia cemberut dan lemas kayak t@i seharian ini.

Beomgyu gak bisa bilang kalau... dia kepikiran sama 'orang' yang DM-an dengan Jeongin dan menyebut namanya itu.

Malamnya, ketika Beomgyu gak bisa tidur itu, sebetulnya dia mencari akun yang berkirim pesan dengan Jeongin itu. Hanya saja Beomgyu menemukan jalan buntu karena akunnya diprivasi dan—begonya—Beomgyu bukan sekaum seperti Jiheon atau Nakyung yang jago nge-stalk akun seseorang sampai menemukan kedok sesungguhnya.

Beomgyu cuman punya dugaan. Dugaan si pemilik akun yang DM-an dengan Jeongin dan membuat Beomgyu kepikiran sampai gak bisa tidur nyenyak semalaman.

Kalau dari uname-nya sih 'dia'. Bener deh, gue yakin. Tapi, kalau bukan gimana?

Beomgyu menoleh pada Jeongin yang sekarang sedang memilih pesanan pada pelayan.

Kalau pun itu betul 'dia', kenapa 'dia' juga gak ngehubungi gue sama sekali? Yah, gue ngerti sih kalau itu Jeongin, tapi kenapa gue juga gak dikasih tahu? Gue kan—

Pikiran Beomgyu terputus bersama gelapnya pandangan matanya mendadak membuat jantungnya serasa melorot ke lambung seketika.

"Hey, long time no see, another Choi's and the squad."

Kelegaan langsung merayap setelah mengenali suara yang bersua tepat di sebelah telinga. Dalam namun tidak serak, justru lembut dan hangat.

Jeongin dan Jiheon kaget, namun cepat membentang senyum nyerempet cengiran.

Beomgyu melepaskan diri dan menoleh, mendadak excited seketika yang direfleksikan jelas pada suaranya yang riang. "Kak Soobin!"

"Hai dek," Soobin tersenyum menampilkan lesung pipinya yang dalam. "Jiheon, Jeongin juga."

"Hai kak!"

"Cie... lagi pada makan siang nih, pada bosen makanan kantin ya?"

Tiga orang yang lebih muda cuman nyengir, mau di-iya-in tapi enggak juga, mau disanggah tapi gak salah.

"Lo tuh ya kak, ke mana aja siiiiihhh? Sibuk banget kayaknya, jadi jarang lihat." Beomgyu meninju pelan lengan Soobin. Yang dipukul cuman ketawa ganteng aja.

Jiheon yang ngelihatin sampai mupeng. Kak Soobin di matanya ganteng banget, apalagi pakai kemeja hitam yang lengannya digulung jadi seperempat lengan, mukanya cerah bersinar shining shimerling splendid blink blink.

Ini namanya refreshing sesungguhnya, Batin Jiheon berbinar.

Beomgyu mau bertanya perihal keberadaan Soobin di tempat ini, tapi keburu diinterupsi oleh kedatangan dua orang cowok mendekati mereka—yang persisnya mendekati Soobin sih—yang seketika bikin Jiheon makin mupeng.

(190518)

Ya ampun! Cogan datang dari mana lagi ini?! ><

"Bin... udah pilih meja?" orang itu menepuk pundak Soobin pelan.

"Oh iya—"

"Heh!" datang lagi yang lain, mana langsung ngebacot.

(200627)

"Ngapain pada berdiri di sin—oh, kenalan kalian?" tunjuknya ke tiga bocah piyik di meja.

"Kenalan gue ini, adik tingkat." jawab Soobin menoleh ke temannya yang baru datang sambil mengusap kepala Beomgyu. Dia gak tahu kalau yang diusap langsung deg-degan karena gak menyangka bakal digituin.

"Ya ampuuunnn! Maskot Maba apatis kita sekarang bisa punya kenalan adik tingkat beda jurusan pula, Hwan!"

"Bacot!"

Dia nepok-nepok temannya yang diem aja. "Seunghwan, kayaknya gue kudu tumpengan nih, soalnya gue terhura banget. Soobin kita udah makin gede!"

Telinga Soobin merah karena diledek.

Soobin sudah mau ngusir dua temannya itu dan pamitan ke Beomgyu, tapi si oknum bernama lengkap Koo Jungmo itu malah nyerobot, "Halo adek-adek, kita makan siangnya gabung sama kalian aja boleh? Nanti makanan kalian gue traktir."

Bagaikan kena pelet, yang ditanya langsung mengangguk cepat dan berseru, "Boleh kak!"

"E-eh, maksudnya boleh makan bareng. Kalau traktirnya yah... gitu yah, hehehe..." sela Jeongin antara sungkan tapi kalau ditraktir juga mau banget. Yakali rezeki ditolak.

Hilih.

Akhirnya, mereka berenam makan di meja yang sama. Beomgyu dan Soobin saling mengenalkan diri juga temannya masing-masing.

"Kalian jurusan apa?" tanya Jungmo.

"Manajemen industri, tahun ke dua."

"Wuidih, keren tuh," kemudian Jungmo melirik Seunghwan yang anteng makan di sebelahnya. "Adek kelas lo di SMA juga di sana kan? Siapa namanya?"

"Kim Junseo."

"Nah, kalian kenal?"

"Kenal," mereka mengangguk kompak. Pake banget malahan... Tambah mereka dalam hati sambil membayangkan keseharian Kim Junseo yang berlarian ke sana-ke mari dan menggoblok ria—enggak deng, bercanda—atau kalau enggak di-tackle Nakyung atau di-diss Wonjin.

Duh, kok kasihan ya mengingatnya. Udahlah jangan diingatkan lagi, nanti Jeongin nangis ):

Mereka lanjut mengobrol lagi. Gerombolan mereka terbilang yang paling ribut di antara yang lain meski gak sampai ditahap mendapat teguran, tapi lebih seperti mengeluarkan banyak aura menyenangkan yang ramah.

Jungmo orangnya banyak ngomong, dia banyak cerita soal pengalaman perkuliahannya yang tragedi tapi berujung kocak. Seunghwan sih lebih banyak nyimak atau menimpali sedikit-sedikit, tapi dia perhatian kayak pas Jeongin nyaris tersedak gara-gara kerecehan Jungmo, Seunghwan langsung nyodorin minum. Soobin juga, dia juga banyak cerita tapi lebih sering ngasih masukan dan tips termasuk motivasi.

Hubungan senior-junior seperti itu emang indah banget ya? (penulis gak bermaksud menyindir sih)

Mereka sampai gak sadar kalau jam sudah menunjukkan pukul 2 siang. Yang sadar pertama malah Soobin.

"Eh, kalian ada kelas lagi gak setelah ini?"

Hening dulu sebentar sampai Beomgyu tiba-tiba nepuk meja.

"Oh iya! Sekarang jam berapa?"

"Udah mau jam 2 aja weh!"

"Kita ada kelas jam setengah 3!" kata Jiheon.

"Ya ampun, Bin, lu anterin mereka gih ke kampus, pakai mobil gue." kata Jungmo.

"Eh, gak us—"

Penolakan mereka kalah cepat sama Soobin yang sudah berdiri dan meraih kunci mobil yang diberi Jungmo. "Kalian siap-siap aja, gue siapin mobil dulu lima menitan." kata Soobin sambil senyum dan mengusap rambut Beomgyu tanda kalau dia dan teman-temannya gak perlu panik, kemudian beranjak pergi.

"Ngobrolnya keenakan sih, Jungmo nyambung banget sama kalian." komentar Seunghwan.

"Gih, kalian cepet beres-beres, makanan kalian biar gue yang bayar. Eh, gak terima penolakan yak?" kata Jungmo final membuat yang lebih muda mengiyakan.

"Makasih banyak kak, kita jadi ngerepotin."

"Ngerepotin banget malah, makasih ya kak."

"Iya iya, kita juga lagi seneng ini kok. It's fair."

Yang lebih muda mengucapkan terima kasih lagi dan berpamitan. Kan gak enak juga membiarkan Soobin menunggu mereka di luar kedai.

"Lo sama kak Soobin aja di depan, buruan!" Jeongin mendorong Beomgyu supaya duduk di depan. Yang didorong mendumel tapi tetap menurut.

"Barokah banget gak sih hidup kalian? Makan dibayarin, pulang dianterin." kata Soobin bergurau.

"HAHAHAHAHHAHA, JANGAN GITU KEK AH, KAN JADI MALUUUU! HAHAHAHAHAHA!"

"Tapi lo ngakak aja gak pake malu sekarang." Jeongin mencibir yang langsung dijitak sama Beomgyu dari depan.

"Udah udah, jangan berantem dulu. Mentang-mentang habis makan, energinya langsung dipake ribut."

"Iya tuh kak, mereka tuh ribut terus. Aku yang malu, pengen ngeloakin mereka aja rasanya." timpal Jiheon yang membuat dua sahabat lama itu langsung ceming sementara Soobin cuman tergelak.


❒❒❒


Gara-gara bertemu Soobin dan kawan-kawan—plus ditraktir makan pula—mood Beomgyu langsung membaik, apalagi sahabat ceweknya itu. Jiheon langsung duduk paling depan dan memperhatikan materi serta mencatat dengan rajin. Berbanding sama yang satunya malah bertopang dagu, memperhatikan sambil setengah ketiduran—iya, ini Jeongin. Fyi saja, Junseo yang duduk di pojokan malah udah bobo siang menjelang sore dengan anteng bersama yang lain. (Mentang-mentang genre-nya slice of life, jangan ditiru yak)

Karena Junseo gak penting, kita skip saja. (Maap ya Junseo)

Beomgyu sudah gak terlalu memikirkan si 'dia' yang DM-an sama Jeongin. Kalau pun 'dia' memang orang yang sama yang dipikirkannya, pasti suatu saat Jeongin akan mengatakannya.

Mungkin.

Kemudian, petang menjelang.

Hari ini gak ada jadwal kerja kelompok, jadi Beomgyu langsung kembali ke asrama bersama Jiheon. Jeongin juga langsung pulang ke rumah meski—katanya—orang tuanya belum ada satu pun yang pulang.

Beomgyu sudah menawarkan supaya menginap lagi yang ditolak Jeongin. Katanya sih, "Nanti gue main lagi kalau kamar lo udah berubah dari kandang babi jadi kandang kucing. Rapih."

Langsung ditempeleng sama Beomgyu yang dibalas tackle sama Jeongin. Ditinggal aja sudah mereka sama Jiheon. Baru juga tadi siang dibilang malu-maluin udah berulah-_-

Dan begitu Beomgyu sampai di kamar asramanya, dia langsung rebahan di kasurnya sambil main ponsel. Hal yang dilakukan mayoritas oleh sebagian banyak orang, termasuk penulisnya. Dibiarkan juga pintu kamarnya terbuka supaya udara di ruang kamarnya berganti.

Kalau berdiam diri seperti ini tanpa langsung ketiduran, baru disadarinya kalau kamarnya emang kembaran kayak gudang. Berantakan dan pengap.

Beomgyu terduduk di tempatnya dan meratapi suasana kamarnya. "Emang bener berantakan ya ternyata? Kalau di rumah pasti gue udah digangbang mama sama kak Yeonjun."

Tok tok tok

Beomgyu menoleh bersamaan dengan kepala seseorang melongok, "Misi, gopud."

Anjir, Beomgyu deja vu.

"Dilarang tipu-tipu olshop mengatakan 'gopud' padahal yang dibawa dosa doang."

"Wkwkkwkw, sembarangan lo dek," tanpa perlu Beomgyu beranjak, Soobin langsung masuk ke dalam dan mendekat.

Tapi baru mencapai penghujung kasur, Soobin terdiam mendadak.

Sadar apa yang membuat tetangga kamarnya ini cengo, Beomgyu langsung menghalangi pandangan Soobin. "Gak usah dilihat, nanti mata lo sakit kak."

"Beresin dong, ini kamar udah kayak kandang babi."

"Ucapan lo persis sama kayak Jeongin."

"Bukan gitu masalahnya," Soobin menepis tangan Beomgyu dan menatapnya. "ini gak sehat. Kamar berantakan itu—"

"Mencerminkan kepribadian pemiliknya."

"Kamar berantakan itu jorok, sarang penyakit, bikin lembab, sumpek." Soobin menoyor jidat Beomgyu bikin langsung cemberut. "Emang lo fokus belajarnya kalau kamar berantakan?"

"Fokus kok!"

"Iyalah, lo kan belajar dan nugas di luar, jarang di kamar. Kamar jadi tempat tidur sama mandi doang."

"Dih, kata siapa? Tahu darimana?" Beomgyu berkacak pinggang, masih nggak mau menerima kamarnya dikatai 'kotor'.

"Ada yang ngebisikin—aduh!"

"Bercanda mulu sih."

"Kalau serius nanti lo baper dek."

"Domestos kampreto, lo kak!" Beomgyu menonjok dada Soobin yang malah ngakak.

"Padahal tadi siang lo udah ganteng kak, kayak pebisnis muda gitu, pakai acara nganterin kita pakai mobil segala lagi. Eh, nyampai asrama tombol resek sama gembelnya on."

"Kurang ajar!" Beomgyu langsung di-chokehold sama Soobin. Gak serius tapi lah ya, nanti tetangganya ambyar terus Soobin jadi tersangka kan gak lucu.

"Gue tahu lo lagi senggang sekarang, mending beresin kamar. Gue gak suka lihat lo stress."

"Auw, perhatian banget sihhh,"

Soobin menatap datar. "Soalnya gue gak mau punya kenalan orang gila."

"Thirto kampret—hmpft!" Beomgyu langsung dibekep biar gak bacot. Kemudian diseret dan dipaksa buat ngeberesin kamarnya sendiri.

Soalnya, bener kata Beomgyu, keadaan kamarnya bikin Soobin sakit mata.

"Gue capek kaaakk, baru pulang tauk!"

"Udah, jangan ngeluh. Ini gue bantuin, lo tinggal pisahin kertas-kertas print out-nya. Gue gak ngerti, takut salah." sementara Soobin mulai melipat baju Beomgyu.

"Gak usahlah kak, biar gue aja nan—"

"Gak pa-pa, mumpung gue lagi gabut dan lagi seneng."

Akhirnya Beomgyu menurut dan membiarkan. "Tadi kak Jungmo juga bilang gitu, 'lagi seneng', emang kalian habis ngapain? Tadi juga kelihatan rapih banget. Apa anak SBM emang kalau kuliah pada rapih-rapih kayak direktur gitu sementara anak teknik macam gembel cuman pakai kaus dijaketin atau kemeja doang, atau anak seni rupa dan desain juga yang malah kayak fashion street."

"Lo tuh niat nanya atau curhat sih?"

"TMI kak."

"Gak penting," Soobin menggeleng gak habis pikir. "kita habis presentasi gitu, makanya outfitnya rapih. Kita seneng soalnya presentasinya terbilang lancar padahal kebagian sesi yang pertama."

"Sesi pertama gimana maksudnya?"

"Tadi presentasi buat pengganti UAS, semacam tugas besar gitu. Jadi tiap pertemuan kita presentasi dan minggu ini presentasi yang pertama."

"Wah, pantesan gue jarang ketemu lo kak, ternyata sibuk berkelana mencari ilmu di luar."

"Lo juga sama aja."

"Tapi kak Soobin lebih sangat jarang banget di asrama. Kan gue bosen ketemu kak Jongho mulu mana mukanya lemes lempeng gitu."

"Hahahaha, parah."

"Tapi kan UAS masih lama, sekitar dua bulanan lagi. Kok presentasinya sekarang?"

"Soalnya tugasnya perorang, bukan perkelompok."

Beomgyu langsung melotot. "Edan! Kayak sidang seminar aja!"

"Hahahaha, iya mirip lah. Ini masih mending topiknya sama dan ditentuin sama dosen, cuman materi dan output project-nya harus beda. Kalau TA kan semuanya aspek dipikir dan dikerjain sendiri."

"Wah, ngeri gue ngebayanginnya."

"Ya jangan dibayangin, dijalani lah..."

Beomgyu berdecak kagum menatap Soobin.

"Udahlah, jangan dilihatin gitu!" Soobin mengalihkan wajah karena malu, meski percuma karena telinganya merah. Pasalnya Beomgyu dirasa terlalu kagum berlebihan, seolah-olah dia ikut bangga atas apa yang dijalani dan diraih Soobin.

Atas permintaan Soobin, mereka memilih membicarakan hal lain. Obrolan itu bertahan untuk beberapa menit pertama sampai keduanya terlalu fokus bersih-bersih. Lewat setengah jam kemudian, kamar Beomgyu telah kembali rapih.

Beomgyu sangat berterima kasih. Sudah ingin mentraktir Soobin makan malam, tapi yang ditawari mengaku masih kenyang. Jadi, traktiran itu disimpan untuk lain kali saja. Itu pun, Beomgyu yang ngotot ingin membalas budi.

Setelahnya, Beomgyu pamit izin mandi kemudian mereka mengobrol banyak lagi. Rasanya seperti dua orang kenalan akrab yang sudah lama tidak berjumpa, mereka membicarakan banyak hal. Kadang itu penuh gurau, kadang sebuah nasihat dan motivasi, kadang juga hanya salah seorang berbicara dan satunya lagi mendengarkan tanpa berani menyela.

Sampai malam semakin larut dan keduanya sama-sama terdiam oleh keheningan.

Soobin mengecek ponselnya, "Udah mau jam 10 aja, gak kerasa."

"Masa'?" Beomgyu menguap sambil tiduran di sebelah Soobin yang duduk bersandar ke dinding.

"Udah ngantuk ya dek," itu bukan pertanyaan tapi Beomgyu tetap balas bergumam.

"Untung gak ada tugas atau kuis besok, gak ada presentasi juga."

"Ya udah, gue balik dulu kalau gitu, biar lo bisa langsung istirahat." pamit Soobin seraya mengusap rambut Beomgyu.

Beomgyu jadi termenung sejenak. "Lo kayaknya sering ngusap kepala gue ya kak?"

Soobin tersenyum. "Rambut lo lembut, lebat juga, kayak bulu anjing."

"Anjing!"

Soobin tergelak dan berakhir mengacak rambut Beomgyu dengan kedua tangannya sebelum kabur. "Dadah dek, met malem! Jangan lupa mimpiin gue yak! Wood woof!"

"Kak Soobin anjing!" makian Beomgyu dibalas gema tawa Soobin di koridor yang terputus oleh suara pintu kamar tertutup.

Beomgyu membuang napas. Kembali berbaring setelah mencabut ponsel yang di-cas di sebelah kasurnya. Sejak mengobrol, Beomgyu gak mengecek ponsel sama sekali.

Begitu dinyalakan, ponselnya langsung bergetar oleh banyaknya pesan yang masuk. Dengan setengah mengantuk, Beomgyu membaca tiap notifikasi yang muncul sambil menunggu semuanya berhenti.

Dan di antara banyaknya notifikasi itu, ada satu yang membuat kantuknya mendadak menguap.


h.hyjn203 started following you...


Beomgyu sepenuhnya melek seketika.



###



[14 September 2020]

Continue Reading

You'll Also Like

476K 47.4K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
824K 87.1K 58
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
328K 27.1K 38
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
75.3K 3.3K 49
Almeera Azzahra Alfatunnisa Ghozali seorang dokter muda yang tiba-tiba bertemu jodohnya untuk pertama kali di klinik tempatnya bekerja. Latar belakan...