SHIELDA

By aegeast

97.1K 9.9K 2.2K

Apa jadinya, jika seorang dewi yang berasal dari dunia atas terpandang seperti Shielda, mendapati dirinya ter... More

EP. 0 : Prolog
EP. 01 : Shielda
EP. 02 : Putri dan Raja
EP. 03 : Tuduhan Tak Berdasar
EP. 04 : Cermin Cahaya dan Gielda
EP. 05 : Kekacauan Pertama
EP. 06 : Tiga Tokoh Pendamping
EP. 07 : Kekaisaran Aquilla
EP. 08 : Siluman Tanah Suci
EP. 09 : Pangeran Mahkota
EP. 10 : Sedikit Fakta
EP. 11 : Pangeran Brahma
EP. 13 : Pangeran Atsper

EP. 12 : Perjamuan Teh

6.8K 900 1K
By aegeast

SHIELDA
EP. 12 : Perjamuan Teh

Ini stok republishnya udah habis ya, next part itu part baru.

• • ๑ • •

Teriakan Brahma rupanya menarik perhatian Alde dan Algea, dua lelaki itu serempak menoleh ke arah sumber suara. Mata mereka seketika melotot melihat Brahma.

Pangeran Kedua dari kerajaan seberang, sedang apa di sini?

"Pencuri yang kalian cari ada di sini!" Brahma bersuara lagi ketika Alde dan Algea bergeming di tempat tanpa datang menghampirinya.

Brahma melirik Shielda, lelaki itu langsung menarik tangan Shielda, menyeretnya ke hadapan Alde dan Algea yang sekarang membelalak.

Sedangkan Shielda, gadis itu pasrah saja di tarik-tarik seperti ini. Tak masalah, lelaki yang memegangnya tidak kenapa-napa, itu berarti dia tidak memiliki niat jahat. Kekuatan khusus penyihir bangsawan, juga tak menunjukkan apapun tentang Brahma.

"Ini dia," Brahma mendorong pelan Shielda ke hadapan Alde dan Algea. "Aku sudah menangkap pencuri yang kalian cari," ujar Brahma membuat Alde dan Algea berpandangan heran sebelum keduanya tergelak dengan keras.

"Kau ---apa tadi?" di sela-sela tawanya, Alde bertanya geli pada Brahma.

Brahma mengernyitkan dahi heran sebelum menjawab, "Ini pencuri yang kalian cari, kan?" sedikit Brahma ragu dengan ucapannya.

Alde berdehem menetralkan suaranya. "Pangeran Brahma yang terhormat," kata Alde sebagai pembukaan ucapannya. Alde menarik tangan Shielda ke sebelahnya, "dia adalah adikku." Ujarnya.

Kening brahma berkerut, "Kau mempunyai adik baru?" setahunya, Kerajaan Phoenix hanya memiliki tiga putri. Putri Amber dan Ember, saudara yang di matanya terlihat menjijikan itu, Brahma sudah mengetahuinya.

Satunya lagi, Putri Pertama Shielda. Brahma memang belum pernah melihatnya, karena keberadaan Shielda di sembunyikan. Rumor mengatakan kalau Putri Shielda orang terlemah di Phoenix, maka dari itu Brahma tak mempercayainya. Tapi meskipun beg---tunggu!

Tanpa sadar mata Brahma membelalak sekarang, lelaki itu menatap Putra Mahkota Phoenix dengan gadis tadi secara bergantian.

Putri Pertama Phoenix yang terkenal akan kelemahannya itu bernama Shielda.

Tadi ketika bersembunyi, Alde dan Algea menyebut nama Shielda.

Dan baru saja, Alde mangatakan kalau gadis itu adalah adiknya.

"Jangan bilang kalau dia Putri Pertama Phoenix?" Brahma bertanya dengan tangan menunjuk Shielda. Di tatapnya Alde dan Algea secara bergantian.

"Turunkan tanganmu, bodoh!" Shielda menyingkirkan tangan lelaki yang menunjuknya. Brahma rupanya tak mempermasalahkan perlakuan Shielda, dia masih menunggu jawaban Alde atau Algea.

Alde mengangguk tegas, "Dia memang adikku, Shielda." Alde menatap adiknya, "Dan Shielda, kenalkan, dia Brahma. Pangeran Kedua Kerajaan Vulpecula." Alde memperkenalkan mereka berdua.

Shielda mengangguk, tak terlalu peduli.

Tak jauh beda, Brahma juga mengangguk. Dia sudah tidak terkejut lagi, rumor memang tidak benar. Wajar saja Putri Pertama Phoenix di sembunyikan dan tidak menunjukkan dirinya ke permukaan, ternyata ada berlian yang tersimpan.

Seolah tersadar, detik berikutnya Alde menatap Brahma tajam. "Sedang apa kau di Phoenix?" tanyanya tegas.

Bukannya menjawab, Brahma malah melirik Algea. "Lalu dia?" dagunya menunjuk Algea. "Ada apa gerangan Putra Mahkota Griffin sampai datang ke Phoenix?"

"Sial!" umpat Alde kesal. Lelaki itu menatap Algea dan Brahma bergantian, "Kalian penyusup," desisnya. "Ingatkan aku untuk memperketat perbetasan."

"Tidak akan aku ingatkan!" ujar Algea dan Brahma, serempak.

Shielda menoleh menatap kakaknya prihatin, "Tenang, akan aku ingatkan."

Alde mengangguk, tersenyum bangga. "Kita kembali ke kerajaan!" katanya mutlak pada Shielda. Gadis itu hanya bisa mengangguk mengiyakan.

"Aku yang akan teleportasi," ujar Alde, memberitahu adiknya.

Sebelum itu, Alde sempat menatap Algea dan Brahma bergantian. "Jika lusa aku masih melihat kalian berkeliaran di wilayahku, jangan salahkan aku jika kalian akan di permalukan." Tanpa menunggu balasan Algea dan Brahma, Alde langsung melakukan teleportasi bersama Shielda.

Algea kini beralih menatap Brahma, "Sedang apa kau di sini?"

Brahma memutar bola matanya secara terang-terangan. Brahma bisa saja di kenakan hukuman penggal karena bersikap tidak sopan pada Putra Mahkota Kerajaan Griffin. "Bukan urusanmu."

Brahma langsung berbalik, melanjutkan perjalanannya.

Algea mendengus. Kerajaan Vulpecula memang terkenal dengan kerajaan yang menjunjung tinggi harga diri, kerajaan paling terhormat. Sejauh ini, Vulpecula merupakan kerajaan terkuat kedua setelah Aquilla.

Sama seperti Kerajaan Aquilla, Vulpecula juga tak memiliki selir.

Bagi Kerajaan Vulpecula yang terhormat, selir adalah derajat rendah. Orang-orang di wilayah Vulpecula, baik anggota kerajaan atau rakyat biasa, mereka akan menganggap derajat selir rendah.

Adat kebiasaan itu tidak hanya berlaku di Vulpecula saja, tapi menyebar bersama penduduk asli Vulpecula yang keluar perbatasan atau sedang merauntau.

Contohnya seperti Brahma saat ini. Meskipun tidak sedang berada di wilayahnya, Brahma tetap menganggap selir adalah hal yang plaing rendah dan menjijikan.

• • ๑ • •

"Apa yang ingin kau lakukan sekarang?" tanya Alde begitu teleportasinya mendarat di paviliun Shielda.

Gadis itu mengangkat bahunya acuh, "Aku tidak tahu." Jawabnya. "Mungkin setelah ini akan beristirahat sampai besok pagi, lalu mencari mangsa baru." Katanya santai.

Alde mengusap wajahnya kasar, "Mangsa baru dalam hal apa?"

"Menjahili, aku kesepian dan butuh hiburan. Membuat keributan juga menyenangkan, kau bisa mencobanya, kak." Usul Shielda dengan tak berdosanya.

Dengan tegas Alde menggeleng, "Tidak."

"Baiklah." Shielda mengangguk, lalu melirik pintu. "Pintu keluar ada di sebelah sana kalau kau lupa," celetuknya, bermaksud menyinggung.

"Kau mengusirku?"

"Menurutmu?" Shielda menatap kakaknya sekilas sebelum membalikan badannya untuk membersihkan diri. Gadis itu sedang berpikir, hari ini dia terlalu banyak bersentuhan fisik dengan kulit seseorang.

Shielda takut berkat dewanya tersalurkan pada orang-orang salah. Berkat dewa sebenarnya bisa membuat awet muda, dan merasa tubuh lebih segar. Adapun jika sampai berhubungan intim, orang itu akan mendapat kehidupan abadi karena berkat dewa yang mengalir begitu banyaknya.

• • ๑ • •

Pagi harinya, taman belakang yang sering di gunakan untuk perjamuan minum teh, sekarang sedang ramai. Meja panjang yang sangat mewah untuk jamuan, di atasnya terdapat beberapa cawan dan teko teh, tak lupa makanan-makanan ringan yang sangat menggugah selera.

Kursi yang terdapat di sisi-sisinya juga terisi oleh kau perempuan. Di kepala meja, terdapat Ratu Anjelin. Wanita nomor satu di Phoenix itu tengah duduk dengan anggunnya. Di sisi kirinya terdapat Amber, sisi kanannya terdapat Ember. Kedua putrinya itu duduk bersebarangan.

Kursi-kursi yang lain sudah terisi oleh putri-putri bangsawan Phoenix. Ini hanya perjamuan minum teh, yang sudah seringkali di adakan untuk mempererat hubungan kekeluargaan. Tapi rupanya nona-nona muda Phoenix itu tak ada yang berubah sama sekali.

Masing-masing dari mereka mengenakan pakaian dengan bahan paling bagus nan lembut. Tak tanggung-tanggung, mereka juga mengenakan perhiasan yang berlebihan. Sungguh, siapapun yang melihatnya pasti akan sakit mata begitu silau emas murni itu terpantul.

Shielda yang memang sedang berjalan-jalan di sekitar taman, dahinya berkerut heran menatap pemandangan di depannya. Ramai sekali, pikirnya.

"Putri Amber," sapaan dari salah seorang putri bangsawan membuat Amber menoleh anggun. "Kudengar, Anda adalah pembuat teh terbaik di kerajaan." Ujar putri bangsawan itu.

Amber tersenyum lembut menanggapi. "Tidak, masih ada pembuat teh yang lebih baik daripada aku. Aku masih dalam proses belajar," katana merendah.

Putri bangsawan itu tersenyum kecil, "Anda begitu merendah, Putri."

Amber membalasnya dengan senyum tipis.

"Ah, kalau saya boleh tahu, Anda mempelajari tentang teh di mana, Putri?" ujar Putri bangsawan lain, nona muda itu bertanya sambil menuangkan teh pada cawannya yang telah kosong.

Amber tersenyum tipis sebelum menjawab, "Awalnya dari perguruan, tapi aku kurang puas hanya mempelajari dalam perguruan saja. Akhirnya aku banyak belajar dengan pergi ke dapur kerajaan."

Ada beberapa kesiap kaget dari beberapa nona muda itu ketika mendengarnya. "Seorang putri seperti Anda, memasuki dapur kerajaan?" tanya salah satu Putri bangsawan, tak percaya.

Amber mengangguk pelan, "Ya, apakah ada yang salah?"

"Wah!" seorang putri bangsawan bertepuk tangan takjub. "Hebat! Mungkin Putri Amber adalah putri pertama yang memasuki dapur kerajaan." Katanya.

Amber tersenyum tipis, mereka sangat mudah di bodohi, pikirnya.

Shielda yang mendengar itu memutar bola matanya malas, gadis itu masih berdiri di tempatnya. Telinganya diam-diam mendengarkan pembicaraan putri-putri bangsawan itu. Dan Amber, oh! Adiknya itu benar-benar pintar bersandiwara.

Tiba-tiba sebuah ide memasuki pikirannya, Shielda menyeringai kecil. Apa jadinya jika dia mendatangi mereka, lalu mengacau? Pasti menyenangkan! Shielda mengangguk tegas, gadis itu tanpa ragu berjalan mendekati para putri-putri itu.

Aroma harum tubuh Shielda yang berjalan mendekat rupanya memasuki penciuman putri-putri bangsawan itu, menarik perhatian mereka.

"Wangi apa ini? Kenapa harum sekali?" celetuk salah seorang Putri bangsawan.

Ujaran itu di angguki oleh yang lainnya, "Ya, kau benar. Wanginya---aku tak pernah mencium wangi seharum ini." Balas salah satu dari mereka.

Shielda tersenyum tipis, pandangan mata Ratu, Amber dan Ember langsung menatap ke arahnya dengan tajam, seolah ingin membunuhnya. Tapi tatapan itu tak bertahan lama, mereka harus menjaga citra mereka di depan putri-putri itu.

"Oh, apakah aku tertinggal?" Shielda berujar tiba-tiba begitu sampai. Tanpa ijin terlebih dahulu, gadis itu langsung menarik kursi yang kosong dan mendudukinya.

Pandangan putri-putri bangsawan terfokus padanya, wangi harum tadi semakin pekat. Dan dari sana mereka sadar, kalau wangi itu berasal dari nona yang baru saja duduk. Di benak mereka, siapa nona muda ini? Yang mereka yakini, kalau nona ini bukan gadis sembarangan.

Shielda tersneyum tipis, lalu dahinya berkerut ketika putri-putri bangsawan itu masih menatapnya. Pandangan mereka berbeda-beda, ada yang takjub, menilai dan meneliti.

"Kenapa kalian menatapku seperti itu?" tanya Shielda tenang.

Putri-putri bangsawan itu langsung tersadar. Salah seorang putri yang duduk dekat dengan Shielda, bertanya, "Maaf. Kalau boleh tahu, dari keluarga mana Anda berasal? Aku belum pernah melihatmu sebelumnya." Katanya sopan. Pertanyaannya mewakili putri-putri bangsawan yang lain.

"Kau tidak mengenalku?"

Putri bangsawan itu menggeleng ragu, "Tidak. Maaf jika membuatmu tersinggung,"

Shielda menggeleng, "Tak apa. Namaku Shielda, kau bisa memanggilku dengan itu."

Badan putri itu sedikit menegang ketika Shielda menyebutkan namanya, dengan ragu lagi, dia bertanya. "Shielda?" cicitnya pelan. Pikiran nona muda itu langsung tertuju pada Putri Pertama Phoenix, apakah Shielda ini adalah orang yang sama?

"Putri Pertama Phoenix?" tanya nona muda itu dengan ragu.

Shielda mengangguk, "Ya."

Kesiap kaget lagi-lagi mendera mereka. Shielda Phoenix yang terkenal lemah, sekarang ada duduk, mengikuti perjamuan teh bersama mereka. Pandangan mata mereka langsung menilai Shielda secara teliti. Mereka memang belum pernah melihat Putri Pertama Phoenix sebelumnya, jadi tidak tahu.

Dan yang ada di pikiran mereka saat ini adalah, rumor yang beredar itu ternyata palsu! Lihat Shielda baik-baik. Apa yang di rumorkan, berbanding terbalik dengan Shielda yang saat ini sedang duduk satu meja dengan mereka.

Mereka yakin, pasti yang menyebarkan rumor itu adalah orang berhati iri dan dengki, orang itu pasti iri dengan Putri Pertama yang luar biasa cantik, aroma tubuhnya secara tak langsung juga ikut menjelaskan.

Nona muda tadi bertanya kembali, "Maaf jika saya telah lancang, Putri. Seharusnya saya langsung mengenali Anda tanpa bertanya terlebih dahulu."

"Tak apa," Shielda mengibaskan tangannya pelan. "Semua orang memang tidak ada yang tahu tentangku, wajar saja jika kau bertanya."

Nona muda tadi menatap Ratu, Amber, Ember secara bergantian. Anggota kerajaan itu diam saja tanpa ada niat untuk memperkenalkan siapa Shielda. lantas nona muda itu mengalihkan pandangannya pada Shielda yang terlihat sangat tenang.

"Kenapa Yang Mulia Ratu, Putri Amber dan Putri Ember, tidak ada yang menjelaskan siapa Anda sebenarnya?"

Shielda tersenyum tipis, padahal dalam hatinya gadis itu tengah menyeringai. Pertanyaan yang bagus! "Mungkin mereka tidak melihatku ada di sini."

Jawaban singkat Shielda itu rupanya berpengaruh besar.

Setelah perjamuan teh selesai, kejadian saat perjamuan teh rupanya menjadi pembicaraan hangat warga sekitar. Mulut demi mulut terus-menerus membicarakan pembicaraan yang sama, tentang rumor Putri Shielda tidaklah benar.

Adalagi rumor yang mengatakan seberapa cantiknya Putri Shielda. Kecantikannya mengalahkan Putri Amber dan Ember, sangat berbeda jauh.

Terakhir, rumor baru yang sangat menganggu. Tentang Ratu Anjelin, Putri Amber dan Putri Ember yang membenci Shielda secara terang-terangan.

• • ๑ • •

1 KATA BUAT PART INI?
1 KALIMAT?
GIMANA PART INI?
SPAM KOMEN TO NEXT PART!

INSTAGRAM
@rismaqonitaa
@ristory.zone

Untuk yang tidak mau ketinggalan notifikasi perihal update cerita, kalian bisa follow Wattpad aku rismaqonita dan,
Instagram stories : @ristory.zone

Baca ceritaku yang lainnya juga, ya!
Terima kasih!

Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 101K 25
❝Apakah aku bisa menjadi ibu yang baik?❞ ❝Pukul dan maki saya sepuas kamu. Tapi saya mohon, jangan benci saya.❞ ©bininya_renmin, 2022
65.5K 4K 18
Karena tertabrak truk angkutan saat sedang menyebrang, stela mati dan terbangun di tubuh salah satu figuran yang hanya disebutkan namanya sekali di d...
67.2K 7.1K 15
Bagaimana jika seorang gadis pekerja keras meninggal saat ia tertidur, hal itu terjadi karena kebakaran di rumahnya akibat kosleting listrik dan buka...
953K 65K 34
"kenapa foto kelulusanku menjadi foto terakhirku.."