The Perfect Scars

By MasterPlot723

5K 540 126

"Eonni, gue nggak mau lo jadi korban selanjutnya." suara Ryujin bergetar. Gadis sipit itu mulai berfikir ulan... More

Old wounds
Ryuddaeng oppa is back!!!
Kajima
Naneun museowo...
The day
Bang!!!!
Perfect Scars
Heaven?
Room number 509
Untitled
A gift
Hwang Yeji, saranghae..
Sweet Home
Uninvited guests
Jagi???
Final Ending

Good News

267 29 0
By MasterPlot723

Sebuah mobil van hitam berhenti di depan salah satu pintu lobi di area perkantoran elit di kota Seoul, pintu mobil terbuka lebar, lalu keluarlah tiga orang laki-laki dan satu orang gadis dari dalam van hitam tersebut, tanpa basa-basi keempatnya berjalan lurus masuk ke area perkantoran yang dikenal memiliki penjagaan ketat itu.

Mereka berjalan lenggang dengan mudahnya melewati beberapa penjaga hanya dengan menunjukkan id card yang ada di tangan mereka. Keempatnya terus berjalan beriringan, melewati lobi utama, kemudian memasuki salah satu elevator yang akan membawa mereka ke lantai yang dituju, hingga sampailah mereka di sebuah lantai tertinggi di gedung elit tersebut.

Banyak pasang mata melihat ke arah mereka, beberapa penjaga dan beberapa staf pun hanya bisa terdiam dan menonton saja apa yang akan dilakukan para tamu yang tidak diundang itu.

Dan satu-satunya gadis dari keempat orang itu mendekati sebuah pintu yang dimana didepannya terdapat seorang gadis lainnya yang tengah duduk di kursi kerjanya.

"Nona.. ada yang bisa aku bantu?" tanya gadis itu pada seorang gadis polisi yang sudah bersiap membuka pintu di depannya.

Gadis polisi bernama Lee Chaeryeong itu tersenyum manis lalu menggelengkan kepalanya, kemudian melanjutkan untuk membuka pintu itu. Sementara gadis sekretaris itu kini mulai mengerti dan memahami situasi saat ketiga orang lainnya menunjukkan identitas mereka.

Pintu pun terbuka, polisi cantik itu langsung masuk ke ruangan tersebut dengan diikuti oleh tiga orang laki-laki dibelakangnya.

"CEO Jeon.. Anda kami tangkap atas kasus pembunuhan, penculikan dan pembunuhan berencana lainnya." ucap gadis polisi itu sambil menunjukkan selembar kertas yang diyakini adalah surat perintah penangkapan resmi dari kepolisian.

Pria paruh baya bermarga Jeon itu membelalakkan matanya ketika melihat keempat polisi itu tiba-tiba memasuki ruangannya, kemudian dirinya tertawa terbahak-bahak di kursi kerjanya tersebut.

"Hahaha... Baiklah.. silahkan bawa aku.." ucap pria paruh baya itu masih dengan tawanya berdiri dari tempat duduknya dan menyodorkan kedua tangannya kepada polisi yang ada di depannya.

Tanpa fikir panjang, salah satu polisi laki-laki itu segera mengunci kedua tangan pria bermarga Jeon itu dengan borgolnya. Kemudian dua orang polisi laki-laki lainnya segera menggeledah seluruh penjuru ruang kerja tersebut.

Tak berapa lama, para polisi itu pun akhirnya siap menggiring seorang CEO terpandang di Korea Selatan itu keluar dari ruangannya, namun tiba-tiba seorang pemuda muncul dihadapan mereka dengan nafas terengah yang tidak beraturan dan peluh yang sudah menghiasi wajah tampannya.

"Appa.. mianhaeyo.." ucap pemuda bermarga Jeon itu.

"Jungkook-ah.. apa kau yang melaporkan appa?" tanya pria paruh baya menatap putranya datar.

Jeon Jungkook menundukkan kepalanya, dirinya tidak berani menatap mata ayahnya kala itu, namun ada air mata yang menetes dari sudut matanya seketika.

Dengan sikap diamnya Jungkook, ayahnya sudah tau kalau memang benar putra kesayangannya itulah yang melaporkan ayahnya ke polisi. Ayahnya sudah tau kalau Jungkook tidak suka dengan segala tingkah laku ayahnya yang akan menghalalkan segala cara demi apapun yang ingin diraihnya.

Sepulangnya dari Amerika, Jungkook sangat marah pada ayahnya ketika dia tau ayahnya menggunakan dan memanfaatkan Ho Seok sebagai kaki tangannya untuk memuluskan segala rencana jahatnya.

Sementara Ho Seok, dirinya tidak punya pilihan untuk menolak segala keinginan ayah tirinya itu. Ayah tirinya selalu mengancam akan menyakiti ibunya jika saja Ho Seok tidak mau menuruti keinginan Tuan Jeon yang selama ini dipanggilnya Sajangnim itu. Ho Seok sangat mengenal sifat ayah tirinya itu, CEO terpandang itu tidak pernah main-main dengan ucapannya, dengan segala kekuasaan yang dimilikinya, semua jadi tampak mudah dipaksakan untuk selalu selaras dengan apa yang diinginkannya.

Jung Ho Seok dan Jeon Jungkook kecil sudah sering melihat kesakitan yang diterima ibu mereka jika Ho Seok melakukan kesalahan sekecil apapun. Tuan Jeon memang sangat menyayangi Jungkook, tapi entah kenapa pria paruh baya itu seperti menyimpan dendam tersendiri kepada Jung Ho Seok meskipun ibunya Ho Seok juga ibu kandungnya Jeon Jungkook buah dari hasil pernikahan mereka.

Jungkook masih terdiam menunduk dalam tangisnya yang tanpa suara itu, bahkan dirinya pun tidak mampu untuk menatap kepergian ayahnya yang mulai digelandang oleh para polisi tersebut.

Lee Chaeryeong yang mengerti situasi saat itu, dia bisa merasakan rasa sesak yang dirasakan putra bungsu keluarga Jeon tersebut, gadis polisi itu hanya menepuk pundak Jeon Jungkook mencoba memberinya kekuatan meski hanya dengan sedikit sentuhan tulus dari seorang teman.

"Yang kau lakukan sudah benar Jungkook-ssi, kuatkan dirimu.." ucap Chaeryeong tulus, kemudian melangkah pergi meninggalkan Jungkook di ruang kerja ayahnya untuk menyusul teman-temannya yang sudah membawa CEO Jeon menuju mobil mereka.

***

"Pemirsa, jumpa lagi bersama saya Kim Nam Joon di Headline/Hour Korean TV News, baru saja kami mendapat laporan ekslusif dari kontributor berita kami bahwa telah terjadi sebuah penangkapan seorang CEO dari salah satu management artis yang diduga telah didakwa dalam kasus pembunuhan, penculikan, dan pembunuhan berencana lainnya. Identitas dari CEO dan nama management artis tersebut masih di rahasiakan sampai berita ini disiarkan, namun kabarnya kasus ini akan menjadi sebuah kasus besar yang akan mengungkap beberapa kejanggalan dalam kematian yang terjadi pada seorang model terkenal berinisial SH dan seorang aktor kawakan yang merupakan ayah dari model tersebut yang juga sudah meninggal dunia beberapa tahun lalu. Demikian berita terkini Headline/Hour dan kami akan memperbarui informasi anda di satu jam ke depan. Selamat melanjutkan aktifitas, saya Kim Nam Joon dan sampai jumpa." celoteh pewarta berita itu menyiarkan sebuah berita terbaru yang berhasil mengejutkan semua orang yang menontonnya.

"Yeji eonni..." panggil gadis remaja berponi yang tengah duduk di sofa panjang itu kepada seorang gadis bermata sipit yang berdiri mematung di samping ranjang Ryujin ketika tayangan berita itu disiarkan.

Yeji yang merasa dipanggil itu pun tersadar dari mode shocknya, kemudian menganggukkan kepalanya mengerti maksud dari si bungsu keluarga Shin tersebut, kemudian dirinya segera berjalan mendekati gadis itu dan berhambur memeluknya.

"Eonni.. apa ini semua ada kaitannya dengan Yuna yang hampir diculik di malam kecelakaan eomma? Dan apa kecelakaan eomma juga ulah dari CEO itu?!" tanya Yuna yang masih tidak percaya dengan yang terjadi pada keluarganya beberapa waktu belakangan ini sambil menyandarkan kepalanya di dada Yeji.

Yeji yang mendengar itu hanya mampu memeluk Yuna semakin erat, dirinya tidak berani mengiyakan atau membantah kejadian malam itu, karena sesungguhnya Chaeryeong belum memberitahukan informasi apapun perihal malam itu kepadanya. Yeji mengerti kenapa Chaeryeong belum mengatakan apapun, waktunya terlalu singkat untuk mereka bisa membahas masalah itu, karena mereka masih disibukkan dengan segala persiapan upacara penghormatan terakhir nyonya Shin dan harus segera membereskan segala kekacauan yang terjadi.

Tak lama, pintu ruang rawat bernomor 509 itu terbuka dan muncullah seorang gadis yang dimana kedua tangannya sibuk menenteng plastik berisi beberapa kotak menu makan malam mereka, gadis itu masuk dengan terburu lengkap dengan wajah paniknya menghampiri dua gadis yang tengah berpelukan di sofa panjang di ruangan itu.

"Yeji-ah, Yuna-ya.. apa kalian melihat berita terbaru? Aku tadi melihat berita itu di kantin, dan semua orang disini langsung gempar mendengar berita itu." ucap gadis itu memberondong kedua gadis di depannya.

"Kami sudah melihat berita itu Lia-ya." sahut Yeji mengangguk, namun tidak melepas pelukannya untuk Yuna.

"Lalu bagaimana ini? Seluruh wartawan pasti akan semakin tertarik pada rumah sakit ini, karena mereka tau Ryujin dan Yuna disini kan?" ucap Lia mulai sedikit panik karena berita yang telah menyebar ke seluruh Korea Selatan.

"Tenanglah Lia-ya.. aku akan menjaga kalian, lagipula mereka hanya wartawan, mereka hanya mencari berita karena tuntutan pekerjaan." ucap seorang gadis lain yang tiba-tiba sudah berada di depan pintu tanpa ketahuan kapan gadis itu masuk.

"Aiiggggoooo.. Kamchagi Chaeryeong-ah.." sontak Julia kala itu langsung menoleh ke pemilik suara.

"Ahh mian, kalian serius sekali tadi sampai tidak ada yang sadar aku membuka pintu." ucap gadis polisi itu sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Chaeryeong-ah.. apa semuanya sudah selesai?" tanya Yeji.

"Semuanya sudah aman, semua bukti-bukti sudah kuat untuk menjebloskan Jeon Sajangnim itu masuk penjara Yeji-ah." jawab Chaeryeong sembari duduk di sofa panjang bergabung dengan para sahabatnya.

"Dahaengida.. akhirnya penyelidikan kita membuahkan hasil Chaery.." Yeji bernafas lega mendengar jawaban Chaeryeong.

Namun tidak dengan kedua gadis lainnya, Yuna yang masih berada dalam pelukan Yeji kemudian langsung menatap wajah Yeji dengan wajah bingungnya meminta penjelasan. Sementara Lia, dirinya mulai memandangi wajah Chaeryeong dan Yeji bergantian.

Yeji dan Chaeryeong yang mengerti maksud dari kedua gadis didepannya itu hanya tersenyum melihat keduanya, kemudian Yeji mulai membuka suaranya.

"Mianhae Yuna-ya, Yeji eonni dan Chaeryeong sebenarnya sudah mulai menyelidiki kasus ini sejak beberapa minggu setelah Yuna appa meninggal, awalnya Yeji eonni menyangka kalau kecelakaan yang menimpa So Hee sebelumnya adalah murni sebuah kecelakaan di lokasi shooting waktu itu. Tapi saat Yuna appa meninggal, Yeji eonni mulai curiga karena Yeji eonni dan Chaeryeong melihat orang yang sama di setiap kejadian kecelakaan itu." ucap Yeji panjang lebar.

"Chamkkaman.. maksudmu kecelakaan So Hee dan Tuan Shin itu ada unsur kesengajaan dan sabotase Yeji-ah?" tanya Lia.

"Ne.. kalau kalian ingat. Saat kecelakaan So Hee, ada saksi mata yang di wawancarai dan saksi itu bilang kalau mobil itu tiba-tiba meluncur sendiri dari jalan yang menanjak itu mengarah ke jalan dimana aku, So Hee dan Ryujin berada. Lalu saat kecelakaan Tuan Shin di lokasi shooting, Chaeryeong melihat pria yang sama terekam kamera pengintai di sekitar lokasi kejadian saat polisi melakukan olah TKP, tapi sayangnya hasil rekaman itu tidak membuktikan kalau orang itu yang menyabotase, tapi dari hasil penyelidikan memang benar adanya tanda-tanda sabotase disana." cerita Yeji lagi.

"Mwo?? Tapi bagaimana bisa rekaman itu tidak bisa membuktikan kalau orang itu yang menyabotase?" tanya Yuna penasaran sambil melepas pelukan Yeji.

"Sederhana saja Yuna-ya.. orang itu sudah merencanakan semuanya, dia sudah mengobservasi lokasi sebelumnya, dan itu memudahkan dia untuk melakukan aksinya saat waktunya tiba, dan alasan kenapa rekaman itu tidak bisa membuktikan dia bersalah adalah karena dia bekerja di titik buta di lokasi tersebut.."

"Titik buta?" tanya remaja berponi itu bingung.

"Lokasi yang tidak ada kamera pengintai. Dan itu terjadi lagi dalam aksi bom mobil Yuna eomma malam itu." jawab Chaeryeong, dan Yuna mengangguk tanda mengerti meski hatinya sangat sakit mendengar fakta bahwa benar bom mobil itu adalah salah satu rencana dari orang super jahat tersebut.

"Lalu saat aku sudah melihat rekaman cctv di lokasi Yuna abeoji kecelakaan itu, aku berdiskusi dengan Yeji, dan dari sanalah penyelidikan diam-diam kami dimulai. Ah iya, satu lagi.. bagusnya di mobil Yuna eomma ada kamera pengintai, aku dan teman-temanku sudah melihat hasil rekaman dari cctv mobil, beruntungnya rekaman itu tidak ikut terbakar Yuna-ya, sehingga dengan mudah kami bisa meringkus orang yang wajahnya terekam itu." ucap Chaeryeong lagi.

"Apa Ryujin eonni tau soal penyelidikan kalian sejak kecelakaan abeoji?" tanya Yuna.

"Tidak.. Ryujin tidak tau, kau kan tau sendiri berapa lama eonnimu baru bisa stabil dari syndrom itu.." jawab Chaeryeong.

"Majjayo.. aku mengerti eonni.. Ryujin eonni harus tau ini semua, kutukan shooting yang dia percayai itu tidak benar, ini semua memiliki pola, pola yang dibuat oleh penjahat itu." sahut Yuna mulai memahami apa yang telah terjadi pada keluarganya beberapa tahun belakangan ini.

"Ne, kutukan itu tidak benar.. meski awalnya aku mulai percaya kutukan itu ada saat malam penembakan itu, lalu berlanjut kejadian Yuna yang hampir diculik, lalu informasi jebakan dari penjahat itu agar Yuna eomma mengendarai mobilnya yang ternyata sudah terpasang bom mobil disana." Yeji menundukkan kepalanya merunutkan kejadian demi kejadian itu.

Yuna langsung memeluk Yeji ketika gadis sipit itu menundukkan kepalanya, "Eonni.. kutukan itu tidak ada, pola fikir kita sudah dipermainkan oleh penjahat itu." ucap Yuna menatap Yeji, Yeji pun membalas tatapan Yuna dengan anggukannya.

"Eonnideul.. gomawoyo kalian selalu bersama Yuna dan Ryujin eonni selama ini. Tanpa adanya kalian, Yuna tidak tau akan jadi seperti apa semua ini. Bohong kalau Yuna tidak hancur karena harus kehilangan eomma dalam waktu secepat ini, tapi Yuna juga bersyukur Tuhan mengirimkan saudara-saudara terbaik seperti kalian, ditambah Ryujin eonni yang juga belum sadar dari komanya, Yuna jadi tidak sendirian menghadapi ini semua." air mata Yuna mulai mengalir dari sudut matanya, Yeji pun segera mengeratkan pelukannya untuk Yuna.

Kedua gadis di depan mereka itu pun segera saja memeluk gadis remaja yang tengah rapuh yang kini ada dalam pelukan gadis bermata sipit itu, "Yuna tidak akan sendirian.. sampai kapanpun eonnideul akan selalu bersama Yuna heum." ucap Lia sambil memeluk para sahabatnya yang sudah memeluk si bungsu keluarga Shin.

"Neomu neomu gomawoyo eonnideul.." sahut Yuna bahagia, kemudian ketiga eonni kesayangannya melepas pelukan mereka satu persatu.

"Chamkkaman eonni.." ucap Yuna terpotong dengan wajah berfikirnya menatap Chaeryeong, "Lalu apa motif dari CEO Jeon itu melakukan ini semua?! Apa polisi sudah mengorek semuanya?" tanya Yuna lagi.

Chaeryeong tersenyum sambil mengusak rambut si bungsu lembut, dirinya sudah menduga kalau salah satu diantara para gadis itu akan bertanya tentang motif dari semua kejadian itu, "Polisi belum mengorek semuanya Yuna-ya, CEO Jeon masih dalam tahap interogasi.. tapi eonni sudah tau motifnya apa dari Jeon Jungkook." ucap Chaeryeong tersenyum lagi.

"Eoh?! Lalu apa yang dikatakan Jungkook Sunbae-nim itu eonni?" tanya Yuna.

Chaeryeong kembali tersenyum, namun gadis polisi itu sepertinya masih ingin merahasiakan informasi yang dia ketahui dari para sahabatnya, setidaknya sampai perut mereka terisi malam itu. Karena sejak tadi mereka hanya terus mengobrol tanpa menyentuh sedikit pun makanan yang sudah di beli oleh Julia tadi di kantin rumah sakit di lantai bawah gedung ini, bahkan plastik pembungkus itu masih sangat rapi di atas meja di depan mereka.

"Bersabarlah girls, aku akan memberi tahu kalian semuanya, tapi setidaknya bisakah kita makan malam dulu, lihatlah bungkusan makanan itu, mereka sudah memanggil-manggil kita.. Aiiggggoooo.. kita sejak tadi mengabaikan mereka.." senyum Chaeryeong sambil melemparkan sedikit intermezo di suasana yang sudah menegang itu, dan mereka pun akhirnya mulai membuka pembungkus makanan itu satu persatu dan acara makan malam bersama pun dimulai.

"Ahh ne, setelah ini aku rasa Yuna dan Lia sudah bisa pulang ke rumah, aku akan mengantar kalian. Kalian harus istirahat dengan baik, karena menurutku sebaiknya pihak kita segera mengadakan jumpa pers agar informasi yang beredar tidak menjadi simpang siur." ucap Chaeryeong disela makannya, sementara ketiga gadis yang diajak bicara itu mengangguk mengerti tanda paham dengan ucapan Chaeryeong yang memang benar, mereka tidak bisa terus menerus bersembunyi dari para wartawan, karena yang ada nanti informasi yang beredar menjadi tidak akurat lagi.

"Tapi eonni, aku gugup sekali bertemu para wartawan.." ucap Yuna.

"Yuna geogjeongma heum.. Chaeryeong eonni akan menjadi polisi pendamping Yuna sampai kasus ini tuntas." sahut Chaeryeong sambil memberikan sepotong daging dan sayuran miliknya melalui sumpit yang dipegangnya ke atas nasi di kotak makan Yuna.

"Dan Lia eonni akan menemani Yuna dimana pun Yuna berada sampai kasus ini selesai heum." sambung Lia sambil memegang punggung tangan Yuna.

Mendengar ucapan Chaeryeong dan Julia wajah Yuna kini kembali menjadi lebih tenang dibanding sebelumnya, sungguh dirinya merasa menjadi seorang gadis yang sangat beruntung karena dikelilingi orang-orang terbaik yang dikirimkan Tuhan untuknya.

Ya.. Dirinya jauh merasa lebih tenang sekarang, dia tidak sendirian menghadapi semuanya, dia akan menghadiri acara jumpa pers ditemani Lee Chaeryeong dan Choi Jisu alias Lia. Dan dia pun juga sangat bersyukur karena ada seorang gadis bermata sipit yang sangat setia yang akan selalu ada disamping kakaknya yang masih terpejam itu.

***

"Ryuddaeng.. kau dengar semua tadi kan? Semua pembicaraan kami semua kau bisa mendengarnya kan?" ucap Yeji menatap Ryujin yang masih terpejam.

Yeji hanya sendirian yang menjaga Ryujin saat itu, Yuna dan Lia sedang dalam perjalanan ke rumah keluarga Shin diantar oleh polisi muda itu setelah obrolan mereka selesai sehabis makan malam tadi.

Yeji mengingat semua pembicaraan mereka tadi, khususnya tentang penjelasan lengkap dari Chaeryeong tentang motif CEO Jeon atas semua ini.

"Ryujin-ah.. ayo bangun.. semuanya sudah aman, tidak akan ada yang mengganggu hidup kita lagi sekarang.." ucap Yeji memegang tangan gadis bermarga Shin didepannya.

"Aku merindukanmu.."

-to be continue-

Annyeonghaseyo!!! 👋🏻👋🏻

Mianhaeyo pandaalien723 baru update lagi.. Dan maaf ya kalau episode kali ini cuma segitu doang.. ☹️

Hmmm.. pasti kalian nungguin kan kapan Ryujin bangunnya? dan sayangnya di episode 'Good News' ini Ryujin belum bangun juga ya.. maaf ya yeorobun, moga kalian nggak bosan baca ff Ryeji gue ini ya..

Well, segitu aja dari gue, don't forget to vote and comment-nya lagi..
Neomu neomu gomawoyo chingudeul... 😉😉

Ah iya yeoreobun... hampir aja lupa...

Ada yang mau double up???

Atau mau segitu aja dulu dan nunggu sampe minggu depan?? hahahaa..

Buat yang mau double up tunjuk tangan di bawah sini ya.. 👇🏻
(uppss.. di kolom komen maksudnya.. hehe..)

Salam,

pandaalien723

Continue Reading

You'll Also Like

248K 19.5K 94
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
64.1K 4K 53
follow akun ku dulu deh sebelum baca!! Thanks. Cerita tentang tiga kembar bersaudara yang memiliki sifat berbeda-beda. Ardan cowok paling dingin.ha...
2.3K 264 4
Kencan hanni dan minji yang berawal dari hanni yang salah mengetag orang dari postingannya dan berakhir dengan pertemuan mereka berdua. Gimana jadi...
952K 77.8K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...