Untitled

257 29 4
                                    

Pria itu mulai membuka penutup jarumnya, dan kini pria berpakaian serba hitam lengkap dengan kain putih yang terikat di lengannya tersebut telah bersiap untuk menyuntikkan cairan yang dibawanya itu melalui karet selang infuse yang ada pada pergelangan tangan gadis itu.

=====

Ckrek.. Ckrek..

Suara shutter speed sebuah kamera ponsel mengejutkan pria berpakaian serba hitam itu, dia menoleh ke arah seseorang yang telah memotret dirinya yang tertangkap basah akan melakukan aksinya.

"Hei!! kemarikan ponselmu.." ucap pemuda itu berjalan mendekati orang tersebut dan segera merampas ponsel itu dari tangan pemiliknya.

Dia segera mengecek galeri ponsel tersebut, dengan terburu dia menscroll foto-foto yang ada disana, namun dia tidak mendapatkan jawaban apapun dari gambar-gambar itu, tidak ada foto dirinya di ponsel itu, sontak saja dia langsung menatap tajam si pemilik ponsel tersebut.

"Yakk!! Kau siapa? Berani-beraninya mempermainkanku.." ucapnya dengan nada marah sambil melempar ponsel tersebut ke sudut ruangan.

"Aku sahabat gadis yang akan kau habisi itu.." sahut gadis tersebut dengan wajah polosnya.

Pemuda berpakaian serba hitam itu membelalakkan matanya, dirinya panik mendengar jawaban dari gadis berambut panjang di hadapannya, dia tidak menyangka akan ada saksi mata saat dia akan melakukan aksinya.

Pemuda itu semakin menatap tajam gadis dihadapannya, nafasnya memburu bak predator yang siap menerkam mangsanya, dia mendorong tubuh gadis itu dengan kasar hingga gadis itu terpojok ke dinding yang ada dibelakangnya.

Tak lama pintu ruang rawat itu terbuka, dan muncullah beberapa orang pria menodongkan pistol ke arahnya yang tiba-tiba merangsek masuk ke dalam, "Menyerahlah, kau sudah dikepung.." ucap salah satu dari mereka.

Pemuda itu semakin panik mengetahui dirinya sudah tersudut sekarang, dengan cepat dia meraih gadis dihadapannya, segera memutar posisinya lalu mengalungkan tangan kirinya di leher gadis itu, sementara tangan kanannya mulai mengarahkan suntikan yang dipegangnya ke leher gadis yang kini menjadi sanderanya.

"Jangan mendekat, atau gadis ini mati dengan racun ini." ancamnya.

"Hyeong..." sebuah suara mengejutkannya saat itu, dilihatnya seorang pemuda berpakaian serba hitam juga yang baru saja muncul dari pintu itu.

"Jeon Jungkook???" pemuda itu membelalakkan matanya.

"Hyeong, hajimara.. lepaskan gadis polisi itu.." pemuda bernama Jeon Jungkook itu berjalan mendekatinya.

"Mwo??? gadis ini polisi??" pemuda yang tengah dikuasai kemarahannya terkejut mengetahui siapa gadis yang menjadi sanderanya, kemudian dia menambah kekuatannya mengunci gadis itu dengan lengannya, gadis itu terlihat mulai kesulitan bernafas karena cekikan lengan pemuda itu yang semakin mengencang di lehernya.

"Hyeong.. jebal.. jangan lukai orang lain lagi.. aku tau kau bukan orang seperti itu.. aku tau kau menyesali semua perbuatanmu pada korban-korbanmu.." ucap Jungkook masih mencoba mendekatinya.

"Jangan sok tau Jeon Jungkook.." bentak pemuda dengan bekas luka di wajahnya itu.

"Hyeong.. aku mendengar tangisanmu di setiap malam setiap kali kau menyelesaikan tugasmu.. dan itu menyakitiku.." ucap Jungkook lirih, lalu air bening yang sejak tadi ditahannya itu mengalir begitu saja dari sudut matanya.

Jung Ho Seok tiba-tiba terpaku mendengar ucapan adiknya itu. Ya.. Jeon Jungkook adalah adiknya, nama depan keluarga mereka memang berbeda, karena mereka memiliki ayah yang berbeda tapi mereka saudara satu ibu.

The Perfect ScarsWhere stories live. Discover now